Awalnya Hanya Hiburan, Kini Barongsai Jadi Cabang Olahraga

Awalnya Hanya Hiburan, Kini Barongsai Jadi Cabang Olahraga
Aktivitas pelatihan Barongsai di Kota Bandung(Dok: Diskominfo)

MENDEKATI perayaan Hari Raya Imlek sudah Niscaya yang tak akan terlewat adalah atraksi kesenian Barongsai. Kesenian tersebut telah menjadi bagian dari budaya Terkenal yang Dapat dinikmati Seluruh kalangan. Penampilan barongsai kini Dapat disaksikan di mall, hotel dan acara-acara besar lainnya.

“Barongsai sekarang sudah menjadi hiburan mainstream, Enggak hanya Punya etnis Tionghoa Kembali, sudah dilihat dan dinikmati oleh masyarakat Biasa, termasuk kalangan pribumi. Bahkan, penikmatnya Dapat ditemukan di mall-mall besar atau bahkan di hotel-hotel Begitu acara Imlek,” kata Ketua Biasa Long Qing Indonesia Ibrahim Sopanji, Jumat (24/1).

Menurut Sopanji, perkembangan barongsai Enggak lepas dari perubahan selera generasi muda, terutama Gen Z dan milenial yang cenderung tertarik pada hiburan yang menarik dan berwarna. Barongsai kini pun tampil lebih berwarna dan cerah, bahkan banyak mengadopsi desain lebih modern Buat menarik perhatian penggemar muda, yang banyak beraktivitas di media sosial.

“Kini Rupanya kesenian barongsai bukan hanya menjadi atraksi hiburan semata, tapi juga berkembang menjadi olahraga prestasi. Long Qing Indonesia, yang saya pimpin, sudah Mempunyai Member yang berlatih secara intensif Buat mengikuti berbagai kejuaraan. Setiap minggu, atlet barongsai dilatih hingga tiga kali di berbagai Letak di Bandung, seperti di Miko Mall,” ungkap Sopanji.

Cek Artikel:  JCI Bandung Berbarengan JCI Hamamatsu Kunjungi Produsen Sake Lokal di Jepang

Sopanji menambahkan, dalam setiap kejuaraan Barongsai Terdapat berbagai kategori yang dipertandingkan mulai dari Barongsai Alas, Barongsai tiang, hingga liong, masing-masing Mempunyai tingkat kesulitan dan aturan yang ketat. Barongsai di atas tiang adalah kategori paling bergengsi, karena memerlukan keterampilan tinggi dan gerakan yang harus sesuai dengan peraturan yang Terdapat.

“Selain menjadi olahraga yang memerlukan latihan fisik yang intens, Barongsai juga memberikan tantangan dalam hal perawatan alat dan pemeliharaan yang serius, agar tetap terlihat menarik dan awet. Meski begitu, tantangan terbesar bagi kami adalah menjaga kualitas tim dan prestasi di tengah persaingan yang semakin ketat,” tutur Sopanji.

Di Begitu mendekati Hari Raya Imlek, imbuh Sopanji, banyak grup-grup Barongsai baru bermunculan. Beberapa tim bahkan mengklaim telah mengikuti kejuaraan dunia, meskipun faktanya belum pernah berpartisipasi. Ia mengingatkan pentingnya integritas dan profesionalisme dalam dunia barongsai. Selain itu, dia berharap Barongsai Enggak hanya dilihat sebagai tradisi etnis Tionghoa, tetapi juga budaya yang Dapat dinikmati Seluruh kalangan. Dirinya Mau lebih banyak anak muda dari berbagai latar belakang yang bergabung dan berlatih Barongsai, dengan Cita-cita dapat Lalu mengharumkan nama Indonesia di kancah Global.

Cek Artikel:  PYFAGROUP Salurkan Donasi Kepada Korban Banjir di Cianjur

“Cita-cita ini juga sejalan dengan dukungan KONI Kota Bandung terhadap perkembangan Barongsai sebagai cabang olahraga, yang kini semakin diakui di tingkat nasional, bahkan sudah dimasukkan dalam PON. Semoga ke depan Barongsai Dapat Lalu berkembang dan kita Dapat meraih prestasi di tingkat nasional dan Global.”

Asep Suryana, Instruktur Barongsai yang bergabung dengan Long Qing Indonesia sejak 2003, sudah lebih dari dua Sepuluh tahun menjadi bagian dari dunia Barongsai. Ia senang kini Barongsai sudah masuk dalam salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Dengan pengalaman dan dedikasinya, Asep kini memegang peran Krusial sebagai Instruktur di klub yang sudah banyak melahirkan atlet-atlet berprestasi.

Cek Artikel:  Persib Mulai Latihan, Bersiap Hadapi Persis Solo

“Tentu senang Barongsai masuk cabang olahraga dan kini atlet menjadi prioritas Penting Buat melatih dan mengembangkan kemampuan mereka. Sebagai Instruktur, saya sangat memegang Kokoh prinsip bahwa Barongsai bukan hanya soal keterampilan mengendalikan keseimbangan tubuh, tetapi juga kesehatan fisik yang terjaga dengan Bagus,” ucap Asep.

Barongsai itu, selain keseimbangan, juga melibatkan banyak aspek kesehatan. Itu alasannya atlet harus rutin melakukan tes fisik dan kesehatan. Bahkan KONI juga melakukan tes fisik dan kesehatan buat atlet Barongsai. Di Long Qing Indonesia latihan bagi para atlet dimulai dari pukul 6 sore hingga 9 malam. Durasi latihan cukup padat, dengan sesi fisik yang berlangsung maksimal satu jam, kemudian dilanjutkan dengan latihan teknik menggunakan peralatan.

“Meskipun waktu latihan intens, saya memastikan fisik para atlet terjaga dan siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk persiapan Buat perayaan Imlek tahun ini. Spesifik persiapan Imlek, latihan rutin dilakukan tiga kali seminggu. Sebetulnya persiapan Penting adalah peralatan, karena setiap tahun, setiap performa membutuhkan peralatan yang baru,” pungkas Asep.(M-2)

Mungkin Anda Menyukai