
PARA astronom dari Event Horizon Telescope (EHT) berhasil menangkap gambar berwarna lubang hitam supermasif.
Dalam fisika, Corak Sinar didefinisikan frekuensi atau panjang gelombangnya. Semakin panjang panjang gelombangnya, atau semakin rendah frekuensinya, maka Sinar akan berada lebih dekat ke ujung merah spektrum. Sebaliknya, semakin mendekati ujung biru, panjang gelombangnya semakin pendek dan frekuensinya semakin tinggi. Setiap frekuensi atau panjang gelombang Mempunyai Corak uniknya.
Mata kita Menyantap Corak melalui tiga jenis sel kerucut (cones) di retina, yang peka terhadap Sinar merah, hijau, dan biru. Otak kita kemudian mengolah data ini menjadi gambar berwarna. Kamera digital bekerja dengan Metode serupa. Mereka Mempunyai sensor yang menangkap Sinar merah, hijau, dan biru. Layar komputer Anda kemudian menggunakan piksel merah, hijau, dan biru, yang “menipu” otak kita agar Menyantap gambar berwarna.
Meskipun kita Tak Pandai Menyantap Sinar radio secara langsung, teleskop radio dapat “Menyantap Corak” dalam bentuk pita frekuensi. Detektor dapat menangkap rentang frekuensi yang sempit, yang disebut pita frekuensi (frequency band), mirip seperti detektor optik menangkap Corak. Dengan mengamati langit radio pada berbagai pita frekuensi, para astronom dapat menciptakan gambar “berwarna”.
Sebagian besar teleskop radio hanya dapat mengamati satu pita frekuensi dalam satu waktu. Jadi, astronom harus mengamati suatu objek beberapa kali dengan pita frekuensi berbeda Kepada Membikin gambar berwarna. Kepada banyak objek, ini Tak menjadi masalah, tetapi Kepada objek yang berubah Segera atau yang tampak sangat kecil, ini Tak efektif. Gambar Pandai berubah terlalu Segera sehingga Tak Pandai digabungkan secara Benar.
Frequency Phase Transfer
Di sinilah metode baru ini berperan. Tim menggunakan metode yang dikenal sebagai frequency phase transfer (FPT) Kepada mengatasi distorsi Sinar radio akibat atmosfer. Dengan mengamati langit radio pada panjang gelombang 3 mm, tim dapat melacak bagaimana atmosfer mendistorsi Sinar. Ini mirip dengan Metode teleskop optik menggunakan laser Kepada memantau perubahan atmosfer.
Tim menunjukkan bahwa mereka Pandai mengamati langit pada panjang gelombang 3 mm dan 1 mm secara bersamaan, Lewat menggunakan data dari 3 mm Kepada mengoreksi dan mempertajam gambar yang dikumpulkan pada 1 mm. Dengan koreksi distorsi atmosfer ini, para astronom radio dapat mengambil gambar berurutan di berbagai pita frekuensi radio, Lewat mengoreksi semuanya Kepada menghasilkan gambar berwarna dengan resolusi tinggi.
Metode ini Tetap dalam tahap awal, dan studi terbaru ini hanyalah sebuah demonstrasi dari teknik tersebut. Tetapi, ini membuktikan bahwa metode tersebut dapat berhasil. Jadi, proyek-proyek masa depan seperti Event Horizon Telescope generasi berikutnya (ngEHT) dan Black Hole Explorer (BHEX) akan dapat mengembangkan teknik ini lebih lanjut. Dan itu berarti, kita akan dapat Menyantap lubang hitam — secara langsung dan dalam Corak penuh. (Live Science/Z-2)

