Astronom Arang Dhabi Temukan Asteroid Raksasa, 6 Kali Lebih Besar dari Burj Khalifa

Astronom Abu Dhabi Temukan Asteroid Raksasa, 6 Kali Lebih Besar dari Burj Khalifa
Asteroid raksasa(Nasa)

SEORANG astronom Arang Dhabi menemukan asteroid raksasa yang diyakini berukuran setidaknya enam kali lebih besar dari Burj Khalifa.

Direktur Pusat Astronomi Global Emirat Mohammad Shawkat Odeh mengagakan batu angkasa itu diperkirakan berdiameter antara 5 km dan 10 km, yang mengerdilkan Burj Khalifa Dubai yang tingginya 830 meter.

Ia melakukan identifikasi terhadap asteroid raksasa itu saat memeriksa data yang ditangkap oleh teleskop Pan-STARRS 2 di Observatorium Haleakala, Hawaii.

Baca juga : Fakta Menarik tentang Hujan Meteor Alpha Capricornid 2024

“Begitu ini, yang kami ketahui adalah bahwa itu adalah asteroid redup dan bukan asteroid terang. Oleh karena itu, kami tidak mengetahui banyak tentang parameternya, termasuk ukurannya. Kami memperkirakan ukurannya normal, yaitu dengan diameter antara 5 hingga 10 km,” Kata Odeh dikutip dari The National, Kamis (21/8).

Kemudian Odeh kembali mengatakan bahwa asteroid mengorbit Mentari hanya sekali setiap empat tahun pada jarak sekitar 375 juta km, yang sebelumnya pengamatan itu telah difoto beberapa kali sebelum penemuannya pada 2006.

Cek Artikel:  Intip Kecanggihan Apple Intelligence di iPhone 16 Terbaru

Sertifikat penemuan awal untuk asteroid tersebut, yang sementara diberi nama 2022 UY56, telah diberikan kepada Odeh.

Baca juga : Daftar 5 Komet Paling Terang hingga saat Ini

Oleh karena itu, persatuan Astronomi Global nantinya akan melakukan penetapan nama permanen dan mengakui penemunya itu secara resmi setelah menyelesaikan pengamatan ekstensif dan menyelesaikan kemungkinan perhitungan orbit yang tepat.

Di sisi lain, penemuan asteroid ini merupakan topik penting dalam astrologi. Karena, para ilmuwan selalu khawatir bahwa asteroid ini dapat menimbulkan bahaya bagi Bumi.

Tetapi, Odeh menjelaskan bahwa 2022 UY56 ini mengikuti orbit yang agak elips, sehingga tidak berbahaya bagi Bumi.

Baca juga : Fakta Mengenai Asteroid Apophis dan Pendekatannya yang Memecahkan Rekor pada 2029

“Capeksinya sendiri berada di antara Mars dan Jupiter di sabuk asteroid, tempat 90% asteroid biasanya ditemukan,” katanya.

Sementara itu, Presiden Pusat Astronomi Global Khalfan bin Sultan Al Nuaimi dalam pengumumannya pada hari Senin mengatakan penemuan ini mengikuti analisis cermat terhadap gambar astronomi yang disediakan oleh program yang bekerja sama dengan mitra global termasuk Universitas Hardin-Simmons di Texas dan proyek Catalina Sky Survey, serta didukung oleh NASA.

Cek Artikel:  Komet A3 Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang Pekan Depan

Lebih lanjut, Manajer Operasional di Dubai Astronomy Group, Khadijah Ahmad, mengatakan penemuan asteroid baru ini akan mendorong lebih banyak orang untuk mencari asteroid.

Baca juga : Hari ini, NASA akan Rilis Gambar Pertama Sampel Asteroid Bennu

Menurut Khadijah, meskipun penelitian luar angkasa dan penemuan asteroid merupakan bidang yang berkembang di UEA, jumlah orang yang terlibat aktif dalam bidang ini masih sangat kecil.

“Penemuan oleh Odeh sangat unik dan menyoroti dampak individu yang berdedikasi dalam memajukan penemuan asteroid dan menjembatani kesenjangan dalam pendanaan dan sumber daya,” katanya.

Khadijah mengatakan Astronomy Group menawarkan kursus dalam penggalian data arsip melalui platform seperti Galaxy Zoo, Planetary Data System milik NASA, dan AstroData, di antaranya, tempat orang yang dapat mencari asteroid mereka sendiri dengan menggunakan masukan manusia dan alat otomatis.

Cek Artikel:  10 Tips Merawat Handphone agar tidak Segera Rusak

“Meskipun alat AI (kecerdasan buatan) umum digunakan, mata manusia menawarkan wawasan yang lebih baik.”

Penemuan yang mengesankan ini terjadi ketika UEA berupaya memperdalam pengetahuannya tentang asteroid. Misi Emirates ke Sabuk Asteroid (EMA) dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2028.

Didukung oleh Anggaran Luar Nomorsa UEA senilai USD1 miliar, misi ini kemungkinan akan memakan waktu 13 tahun, termasuk fase pengembangan pesawat ruang angkasa selama enam tahun yang diikuti dengan perjalanan tujuh tahun ke sabuk asteroid.

Pesawat ruang angkasa MBR Explorer akan melakukan perjalanan sejauh lima miliar km, dan akan melakukan penerbangan dekat tujuh asteroid, dengan pertemuan pertama diharapkan pada bulan Februari 2030, menandai dimulainya misi eksplorasi yang ekstensif. (Z-10)

Sumber:

Mungkin Anda Menyukai