Asosiasi Ojol Usul Eksis Hukuman bagi Operator yang tak Bayarkan THR

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Jakarta: Ketua Biasa Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Raden Igun Wicaksono mengusulkan kepada pemerintah Demi memberikan Hukuman kepada perusahaan aplikator ojek online (ojol) yang sengaja Kagak membayarkan tunjangan hari raya (THR).

Pemerintah tengah memfinalisasi aturan pemberian tunjangan keagamaan bagi para pengemudi online dalam bentuk surat edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan. Igun mendesak agar pengenaan Hukuman masuk dalam klausul aturan tersebut. Hukuman yang diinginkan dapat berupa Hukuman hukum administratif.

“Yang harus diwaspadai dalam regulasi adalah pihak Kemnaker Kagak mencantumkan Hukuman,” ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu, 5 Maret 2025.

Igun mendorong adanya pemberian Hukuman administrasi berat, yakni pembekuan usaha operator apabila pihak melanggar peraturan pemberian tunjangan hari raya berupa Duit Kas.
 

Cek Artikel:  BCA Expo 2024 Persembahkan Kembang Terendah Sepanjang Sejarah di Hari Kemerdekaan


(Ilustrasi THR. Foto: Dok Liputanindo.id)

Tolak THR nontunai

Ia pun menegaskan agar THR yang diberikan perusahaan aplikator ojol Kagak berupa bingkisan atau program bukan Duit Kas. “Memang sebaiknya THR adalah dalam bentuk Duit Kas atau melalui dompet digital. Jangan dalam bentuk bingkisan ataupun barang nontunai,” ujarnya.

Mengenai formula dan jumlah penerima THR kepada pengemudi ojol, Ketua Biasa Garda itu menyerahkan kepada Kemnaker. Yang terpenting, pemerintah memastikan Kagak Eksis celah pemberian THR dalam bentuk nontunai.

“Kami mempersilakan Kemnaker menyampaikan formula yang akan dicantumkan dalam regulasi. Intinya, jangan Tamat Eksis celah dari regulasi THR dapat digantikan dalam bentuk nontunai,” ungkap dia.

Mungkin Anda Menyukai