Liputanindo.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jawa Timur mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) punya anak asuh balita kekurangan gizi Buat menekan kasus stunting dan mewujudkan zero growth stunting.
“Kami Lagi belum merasa puas dan Lalu berupaya Buat mengurangi dan menanggulangi stunting di Jember. Salah satunya dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 411/7440/311/2024 tentang Anak Asuh Balita Stunting,” kata Bupati Jember Hendy Siswanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/6/2024), dikutip dari Antara.
Hendy melaporkan Jember Bukan Kembali menjadi kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat Bilangan prevalensi stunting di Jember sebesar 34,9 persen pada 2022. Tetapi, itu turun menjadi 29,7 persen pada 2023.
“Bahkan, Jember masuk dalam 10 besar kabupaten yang mengalami penurunan prevalensi stunting cukup signifikan,” tuturnya.
Menurut Hendy, upaya penurunan stunting Krusial dilakukan sedini mungkin yang tujuannya menghindari Pengaruh jangka panjang yang merugikan, misalnya terhambatnya tumbuh kembang pada anak. Oleh karena itu, intervensi yang Krusial Buat dilakukan terdiri atas intervensi spesifik dan sensitif.
“Dalam upaya mewujudkan zero growth stunting perlu dilakukan sejumlah langkah, di antaranya kebijakan Segala ASN tanpa terkecuali wajib Mempunyai anak asuh balita yang kekurangan gizi (wasting) yang menjadi salah satu penyebab Bilangan stunting naik,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, setiap dokter, perawat, dan bidan wajib Mempunyai anak asuh balita wasting dan berat badannya di Rendah normal (underweight) minimal satu anak.
Dalam teknis pemberian paket Donasi terhadap anak asuh tersebut dapat berupa paket pemberian makanan bergizi, paket multivitamin, dan kudapan sehat atau snack bergizi selama satu bulan.
“Kegiatan Buat mengunjungi anak asuh yang wasting atau underweight ke rumah wajib dilakukan dengan mengedukasi keluarganya minimal 2 minggu sekali dengan Menyantap Pengkajian dan perkembangan,” katanya.
Hendy juga mengimbau ASN dapat menghubungi pihak puskesmas setempat Buat mendapatkan data sasaran anak asuh.
“Dengan adanya Donasi pemberian makanan tambahan (PMT) tersebut, saya berharap berat badan setiap balita dapat meningkat, status gizi semakin membaik, dan terhindar dari stunting,” ujarnya.