DOKTER Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, I Gusti Ayu Nyoman Partiwi menjelaskan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) donor Demi anak harus melalui proses yang sangat hati-hati Demi memastikan keamanannya, layaknya Mekanisme donor darah.
“ASI donor itu Bagus. Tetapi, seperti darah, ASI donor juga dapat menularkan penyakit,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia
tersebut dalam Begitu temu media memperingati World Prematurity Day di RSIA Bunda, Jakarta, Rabu (20/11).
Penggunaan ASI donor sendiri menjadi solusi bagi ibu yang Kagak dapat memberikan ASI kepada bayinya.
Ia menambahkan Eksis beberapa penyakit Istimewa yang perlu diantisipasi melalui screening ketat, seperti Hepatitis B, Hepatitis C, dan penyakit infeksi atau menular lainnya.
“Screening” biasanya mencakup tes penyakit seperti hepatitis dan interview Demi memastikan Kagak Eksis riwayat penyakit seperti HIV,” ujar dokter yang akrab disapa Tiwi tersebut.
Selain itu, ibu yang akan menyusui secara langsung pun perlu memastikan dirinya bebas dari penyakit tersebut agar ASI yang akan didonorkan Terjamin bagi bayi.
Tiwi juga menjelaskan bahwa meskipun ASI donor dari kerabat terdekat tampak Terjamin, tetap Eksis risiko Apabila bayi Kagak Mempunyai antibodi yang cukup Demi melawan penyakit tertentu.
Misalnya, ia mencontohkan Apabila seorang ibu yang Mempunyai antibodi terhadap suatu penyakit menyusui anaknya, bayi tersebut akan terlindungi.
Tetapi, Apabila ASI itu diberikan kepada bayi lain yang Kagak Mempunyai antibodi, risikonya Dapat berbeda.
Karenanya, ia mengingatkan masyarakat Demi selalu mematuhi Mekanisme screening yang direkomendasikan agar penggunaan ASI donor Kagak membawa risiko kesehatan bagi bayi penerima.
“ASI donor adalah langkah Bagus, tetapi kehati-hatian adalah kunci Demi memastikan manfaatnya maksimal tanpa risiko,” pungkasnya. (Ant/Z-1)