ASEAN dan Tantangan Transformasi Digital

ASEAN dan Tantangan Transformasi Digital
(Dok. Pribadi)

PADA 2023, RI Demi kelima kalinya dipercaya memegang Keketuaan ASEAN. Dengan tema ASEAN matters: epicentrum of growth, Indonesia Ingin ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan membangun masyarakat Dunia yang lebih inklusif dan progresif. Demi itu, peran masyarakat sangat diperlukan dalam menggapai cita-cita tersebut, terutama para pemuda yang merupakan masa depan bagi bangsanya. 

Sekeliling 60 pemuda ASEAN mengikuti ASEAN Youth Dialogue (AYD). Itu merupakan salah satu dari rangkaian acara KTT ASEAN di Indonesia. Sebagai perwakilan dari negara masing-masing, para delegasi berkumpul di Jakarta pada 11-13 April 2023 Demi menyusun rekomendasi kebijakan yang diberikan kepada para kepala begara ASEAN dalam KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo pada 10 Mei 2023. Dalam kegiatan itu, salah satu bidang tematik yang dibahas ialah pentingnya peningkatan literasi digital Kaum ASEAN dan bagaimana para pemuda dapat berkontribusi di dalamnya. 

 

Urgensi transformasi digital

Para pemuda di negara ASEAN perlu dibekali ilmu dan keterampilan yang Ahli Demi menghadapi era modern. Menurut data terbaru yang dikeluarkan ASEAN pada 2017, setidaknya Eksis 213 juta pemuda di Asia Tenggara dengan rentang usia 15-34 tahun. Meskipun demikian, UNICEF mengungkapkan bahwa 6 dari 10 pelajar di Asia Tenggara Enggak menerima pendidikan yang layak terkait literasi digital. Hal itu mengakibatkan mayoritas pemuda ASEAN Lagi belum Mempunyai tingkat literasi digital yang memadai Demi menghadapi era modern pada masa depan. Demi itu, membangun literasi digital di kalangan pemuda ASEAN dirasa dapat mempercepat proses transformasi digital. 

Menurut data yang diambil Wiley pada 2021, tingkat literasi digital Kaum ASEAN Dapat dikatakan belum Pandai menyaingi negara-negara lainnya. Dari aspek digital skills Kaum, hanya Eksis dua negara ASEAN yang berada di peringkat sepuluh besar, yakni Singapura di peringkat lima dengan poin 9.3 dan Malaysia di peringkat 10 dengan poin 8.6. Indonesia sendiri menempati peringkat 52 dengan poin 6.1 dari 134 negara sampel.

Cek Artikel:  Tantangan Pendidikan Muhammadiyah Menghadapi Perubahan Iklim

 

Agenda ke depan

Dari Percakapan para delegasi, Eksis beberapa hal yang perlu diperbaiki agar para pemuda di Asia Tenggara Enggak tertinggal dalam proses transformasi digital yang sedang terjadi di dunia. Sejumlah agenda yang perlu dilakukan: pertama, mengembangkan sistem pendidikan komprehensif serta perencanaan program-program pendukung yang berfokus pada literasi digital. 

AS sudah memulai memberikan pembekalan literasi digital ke masyarakatnya. Percobaan Demi melakukan transformasi digital dapat dilihat di lingkungan universitas dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu Teladan ialah penggunaan student dashboard yang mana profesor dapat mengunggah materi perkuliahan serta tugas-tugas yang diberikan ke mahasiswanya. Semasa penulis berkuliah di Amerika, dashboard yang digunakan di kampus penulis ialah Canvas. Melalui Canvas, para mahasiswa dapat dengan mudah mengakses materi perkuliahan serta berkolaborasi dengan mahasiswa lain dalam mengerjakan tugasnya.

Kegiatan belajar mengajar daring secara sinkronis dan asinkron juga sudah diterapkan di Amerika. Kampus-kampus di Indonesia pun dapat mengikuti metode itu karena terlepas dari latar belakang para mahasiswa, mereka dapat terlibat dalam pembelajaran interaktif dan kolaboratif secara daring. Demi mencapai tujuan transformasi digital yang Konkret, kampus juga harus terlibat aktif dalam proses tersebut. Pembuatan program-program pendukung seperti workshop atau pelatihan yang berfokus terhadap literasi digital dapat mengembangkan keterampilan mahasiswa. 

Cek Artikel:  Keraguan sebagai Virtue Politik

Apalagi kini universitas di dunia dihadapkan pesatnya teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu alat pemanfaatan AI yang dapat digunakan ialah ChatGPT dan AS sudah memanfaatkan teknologi itu dalam pendidikannya. Kemampuan Demi memanfaatkan ChatGPT dengan bijak sangatlah diperlukan. Betapa Enggak, ChatGPT mempermudah mahasiswa Membangun makalah bahkan ‘skripsi’. Apakah ChatGPT menjadi ancaman atau Malah Kesempatan? Inilah PR kita Berbarengan Demi memikirkan.

Kedua, cybersecurity menjadi sebuah hal yang krusial seiring meningkatnya potensi kejahatan dunia maya. Berdasarkan catatan Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, pada 2022 terdapat 130 ribu kasus penipuan online di Indonesia yang memakan korban. Tentu saja tindak kejahatan digital bukanlah hal yang Dapat dibiarkan begitu saja. Demi menjaga integritas dunia maya, perlu Eksis pemantauan Tertentu dari pemerintah Demi memberantas kegiatan ilegal di dalamnya. Pemerintah atau kepolisian dapat menggunakan teknologi AI atau machine learning Demi mengidentifikasi dan membongkar entitas penipuan online dengan Segera. 

Salah satu hal yang perlu dipantau aktivitasnya ialah media sosial seperti Instagram atau Twitter. Itu disebabkan Begitu ini Eksis banyak modus penipuan berkedok toko online berbasis media sosial yang menargetkan masyarakat menengah ke Dasar. Tentu saja kerugian finansial akan sangat terasa secara signifikan Kalau kita terjebak dalam penipuan itu.

Meskipun melindungi masyarakat dari potensi kejahatan siber ialah tanggung jawab pemerintah, perlu diingat bahwa mencerdaskan bangsa merupakan tanggung jawab kita Berbarengan. Kaum muda haruslah paham literasi digital sebagai bekal menghadapi masa yang akan datang. Selain itu, kaum muda dapat berperan sebagai ‘guru’ Demi masyarakat generasi sebelumnya dalam memahami literasi digital dan membantu mengantisipasi potensi kejahatan digital kepada mereka.

Cek Artikel:  Bisnis tidak Dapat lagi Egois

Ketiga, investasi terhadap infrastruktur digital harus dilakukan Demi mendukung perkembangan transformasi digital. Infrastruktur digital yang kuat, terutama di daerah yang Lagi kekurangan sumber daya, dapat berperan sebagai katalisator transformasi digital di kalangan masyarakat. Investasi itu juga diperlukan Demi menjembatani sebuah digital divide (kesenjangan digital) yang sangat terasa antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.

Ketersediaan akses internet di seluruh daerah sangat vital dalam proses transformasi digital masyarakat. Hal itu memungkinkan masyarakat daerah Demi mengakses pendidikan, platform digital, layanan pemerintah, dan layanan kesehatan secara daring. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah memenuhi hak dan kebutuhan mereka sebagai Kaum negara. Sebuah gerbang Demi menuju masa depan yang lebih adil dan saling terhubung pun akan terbuka.

Kepemimpinan Indonesia dalam Keketuaan ASEAN tahun ini menggarisbawahi peran Krusial literasi digital, khususnya di kalangan pemuda, sebagai landasan Demi mencapai visi kawasan. Dengan sistem pendidikan yang komprehensif, penguatan keamanan siber, dan investasi infrastruktur digital yang merata, negara-negara ASEAN dapat membuka masa depan yang mana setiap Kaum negara akan siap menghadapi tantangan transformasi digital. Begitu negara-negara ASEAN secara kolektif menjawab tantangan itu, literasi digital menjadi kekuatan pemersatu, mendorong individu dan masyarakat menuju masa depan yang lebih inklusif dan progresif.

Mungkin Anda Menyukai