Asam Sulfat, Dinasti DIY, lalu Ampun

JAGAT politik kita bertaburan permintaan maaf akhir-akhir ini. Jaraknya hampir bersamaan karena pemantiknya juga hampir bersamaan. Sang peminta maaf juga berasal dari barisan politik yang bersama-sama, yakni cawapres Gibran Rakabuming Raka dan politikus PSI Ade Armando.

Permintaan maaf bisa bermakna bagus, bisa pula sebaliknya. Bergantung pada siapa yang memandang dan dari sudut mana ia dipandang. Dari sisi positif, permintaan maaf itu bisa dimaknai beberapa hal. Pertama, kata maaf meluncur tidak perlu menunggu Lebaran.

Kedua, bagus karena ia mencerminkan sikap jujur, kesatria, berani mengakui kesalahan. Bukan jarang, orang ngotot menolak meminta maaf kendati sudah telak-telak berbuat salah. Bahkan, mencari pembenaran agar perbuatan salah itu dipersepsi benar dalam konteks tertentu.

Tetapi, bisa juga permintaan maaf itu dimaknai negatif. Bukan pada soal meminta maafnya, melainkan terlalu mudahnya orang mengeluarkan pernyataan tanpa pemikiran mendalam sebelumnya. Mulut lebih cepat ketimbang pikiran.

Cek Artikel:  Kebaikan Pura-Pura

Dalam dua hal itu pula permintaan maaf Gibran dan Ade kini diletakkan. Gibran Rakabuming Raka meminta maaf karena salah sebut ibu hamil perlu asam sulfat untuk mencegah stunting. Gibran mengaku baru tahu bahwa pernyataannya keliru.

Dia pun mengoreksi pernyataannya setelah diberi tahu zat yang sebenarnya dibutuhkan ibu hamil ialah asam folat, bukan asam sulfat. Meski pelafalannya mirip-mirip, dua asam itu punya makna yang amat jauh berbeda. Yang satu menyehatkan buat ibu hamil, satunya lagi bisa membuat korosi dan mematikan bila diminum.

Gibran kerap bagi-bagi susu saat menyapa masyarakat. Kegiatan itu bagian dari program mereka mengentaskan rakyat dari stunting. Dalam pembagian susu, Gibran menyebut ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi. Dia menekankan pada dua zat, yaitu yodium dan asam sulfat.

Asam sulfat dikenal sebagai zat kimia yang bersifat korosif dan tidak dipakai untuk tubuh manusia. Paparan langsung pada kulit, mata, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan bisa langsung mengiritasi jaringan tubuh.

Cek Artikel:  Nestapa Pekerja Migran

Sementara itu, untuk ibu hamil, yang dianjurkan ialah asam folat karena bermanfaat untuk pembentukan sistem saraf janin, plasenta, pencegahan anemia, penguatan kandungan, hingga menurunkan risiko preeklamsia. Dari situlah kepleset lidah berujung maaf itu terjadi.

Politikus PSI Ade Armando meminta maaf seusai pernyataannya soal politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Ade bahkan diancam bakal ditangkap komunitas yang mengaku mewakili rakyat Yogyakarta.

Pernyataan itu bermula ketika ia mengkritik gerakan mahasiswa di Yogyakarta yang menggelar aksi protes terkait dengan politik dinasti yang dijalankan Presiden Jokowi. Menurutnya, aksi protes yang dilakukan BEM UI dan BEM UGM itu sangat ironis karena politik dinasti sebenarnya justru ada di Yogyakarta. Hal itu disampaikan Ade Armando lewat video yang diunggah melalui akun X-nya, @adearmando61 pada 2 Desember 2023.

Cek Artikel:  Mandor dan Mental

Di tengah musim kampanye politik, dalam hawa yang kian menghangat, kesalahan ucap, apalagi pernyataan yang provokatif, ibarat menyiram bensin di tengah bara. Kepleset lidah juga bisa menjadi amunisi politik yang mengasyikkan bagi pihak lain.

Tetapi, itulah konsekuensi demokrasi. Pada situasi tertentu, aktor politik dituntut jeli melihat situasi. Ia ibarat tengah meniti jembatan goyang di atas jurang. Terpeleset, bisa-bisa jatuh di kedalaman jurang.

Apalagi, terlalu percaya diri bahwa ucapannya tidak akan melukai siapa pun jelas memicu petaka dua kali lipat. Pepatah mulutmu harimaumu bukan kata-kata kosong tanpa makna. Ia dipegang teguh banyak orang, jadi khazanah yang diyakini menjadi bagian dari menjaga harmoni kehidupan.

Ampun memang agung. Tetapi, sering-sering meminta maaf pertanda alarm sensitivitas tidak kunjung nyambung.

Mungkin Anda Menyukai