Pengungsi di Gaza. (Dawoud Abo Alkas /Anadolu Agency)
Washington DC: Amerika Perkumpulan secara Formal menolak proposal yang diajukan oleh Mesir dan para pemimpin Arab Demi rekonstruksi Gaza pada Selasa, 4 Maret 2025. Mengutip CNN, pemerintahan Presiden Donald Trump menyatakan bahwa rencana tersebut Kagak sesuai dengan visi AS Demi kawasan tersebut, yang mencakup pengusiran Anggota Palestina dari Gaza dan transformasi Daerah itu menjadi “riviera” yang dimiliki oleh Amerika Perkumpulan.
“Proposal Begitu ini Kagak menangani realitas bahwa Gaza Begitu ini Kagak dapat dihuni dan penduduknya Kagak Bisa hidup dengan layak di Daerah yang penuh dengan puing-puing dan amunisi yang belum meledak,” ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes, dalam pernyataannya pada Selasa malam.
Trump tetap pada rencana visinya Demi membangun kembali Gaza tanpa kehadiran Hamas.
“Presiden Trump tetap berpegang pada visinya Demi membangun kembali Gaza yang bebas dari Hamas. Kami berharap Terdapat pembicaraan lebih lanjut Demi membawa perdamaian dan kesejahteraan bagi kawasan ini,” tambah Hughes.
Rencana pascaperang Demi Gaza yang diajukan oleh Mesir bertujuan Demi menghapus kekuasaan Hamas dan membentuk pemerintahan sementara hingga Otoritas Palestina yang telah direformasi dapat mengambil alih. Proposal ini juga memungkinkan Sekeliling dua juta Anggota Palestina tetap tinggal di Gaza, berbeda dengan visi Trump yang Mau mengusir mereka.
Israel telah menegaskan bahwa mereka Kagak akan memberikan peran apa pun kepada Otoritas Palestina dalam pemerintahan Gaza. Selain itu, Israel juga telah memblokade masuknya makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan Donasi lainnya Demi menekan Hamas agar menerima kesepakatan yang diajukan AS, yang mencakup perpanjangan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.
Proposal yang diajukan Mesir dan negara-negara Arab melibatkan Anggaran sebesar 53 miliar dolar AS Demi membangun kembali Gaza hingga tahun 2030. Tahap pertama dari proyek ini mencakup pembersihan lebih dari 50 juta ton puing yang dihasilkan oleh serangan udara Israel serta penghapusan amunisi yang belum meledak.
Keputusan AS Demi menolak proposal Mesir memicu kecaman dari berbagai pihak. Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menegaskan bahwa Kagak akan Terdapat “perdamaian sejati” tanpa pembentukan negara Palestina.
Sementara itu, Golongan hak asasi Orang mengecam blokade Israel terhadap Donasi kemanusiaan ke Gaza, dengan menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum Global.
Israel sendiri telah menyatakan niatnya Demi mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza dan Tepi Barat secara Kagak terbatas. Pemerintah Israel dan sebagian besar kelas politik di negara itu menentang pembentukan negara Palestina.
Gencatan senjata di Gaza, yang telah berlangsung sejak Januari, Begitu ini berada dalam ketidakpastian setelah fase pertamanya berakhir pada Sabtu Lampau.