AS Tinjau Persetujuan Hamas Soal Gencatan Senjata, Tutup Mulut Soal Isi Kesepakatan

Liputanindo.id – Amerika Perkumpulan mengatakan pihaknya sedang meninjau tanggapan Hamas terhadap usulan gencatan senjata di Gaza. Tetapi AS menolak memberikan rincian mengenai kesepakatan tersebut atau apa sebenarnya yang telah disetujui oleh Grup Palestina. 

Para pejabat di Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri bungkam mengenai perundingan gencatan senjata pada hari Senin (6/5/2024), Tetapi mereka menegaskan kembali bahwa pembebasan tawanan Israel di Gaza tetap menjadi prioritas Penting AS. 

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan Washington akan “menahan penilaian” atas tanggapan Hamas terhadap kesepakatan tersebut Tiba mereka mempunyai waktu Kepada meninjaunya sepenuhnya.

“Saya dapat mengonfirmasi bahwa Hamas telah mengeluarkan tanggapan. Kami sedang meninjau tanggapan tersebut sekarang dan mendiskusikannya dengan Kawan kami di kawasan,” katanya, dikutip Al Jazeera, Selasa (7/5/2024).

Cek Artikel:  Member Majelis Korsel Puji Jokowi, Sebut Sosok Revolusioner

Miller menolak mengatakan apakah Hamas menyetujui tawaran yang didukung AS atau versi lain dari proposal tersebut. 

Presiden AS Joe Biden telah mendorong gencatan senjata sementara selama berbulan-bulan, dengan Argumen bahwa perjanjian semacam itu akan Membangun tawanan Israel keluar dari Gaza, memungkinkan lebih banyak Donasi masuk ke Distrik tersebut dan memberikan Kesempatan bagi solusi jangka panjang terhadap perang tersebut. 

Hamas telah mengumumkan sebelumnya pada hari Senin bahwa mereka telah memberi Mengerti Penyambung Mesir dan Qatar tentang persetujuannya terhadap kesepakatan yang diusulkan oleh kedua negara.

Pejabat Hamas Khalil al-Hayya kemudian mengatakan bahwa perjanjian tersebut akan mencakup tiga fase, dimulai dengan penghentian pertempuran yang akan memungkinkan orang-orang di Gaza Kepada bergerak bebas di dalam Distrik tersebut. 

Cek Artikel:  Dubes Palestina Hari Kemerdekaan Indonesia juga Istimewa bagi Kami

Hal ini akan berakhir dengan penarikan penuh Laskar Israel dari Gaza, gencatan senjata permanen dan rekonstruksi daerah kantong tersebut. 

Tiga tahap yang saling berhubungan, kata al-Hayya, semuanya akan menyaksikan pertukaran tawanan Israel di Gaza dan tahanan Palestina di Israel.  

“Kami telah mengedepankan apa yang kami miliki. Kami telah mengedepankan sikap positif dan persetujuan terhadap proposal tersebut,” kata al-Hayya.  

Biden juga melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin dan menekankan penolakan AS terhadap serangan darat di Rafah.

“Presiden menegaskan kembali posisinya yang Terang mengenai Rafah,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. 

Lebih dari 1,5 juta Anggota Palestina berlindung di Rafah, yang juga berfungsi sebagai pintu gerbang Penting Donasi kemanusiaan memasuki Gaza.

Cek Artikel:  Ayatollah Ali Khamenei Pimpin Doa Jenazah Ismail Haniyeh di Teheran

Mungkin Anda Menyukai