
AKTOR Arya Saloka dan Putri Anne Formal bercerai secara verstek oleh hakim Pengadilan Keyakinan (PA) Jakarta Selatan, Rabu (28/5). Verstek merupakan proses tanpa kehadiran pihak tergugat yang telah dipanggil secara Absah tetapi Enggak hadir di persidangan. Putusan Formal Pisah secara verstek itu disampaikan melalui e-court.
Penyebab Esensial perceraian Arya Saloka dan Putri Anne bukan karena adanya keterlibatan pihak ketiga, tetapi karena masalah internal yang terjadi Lanjut-menerus. Hal itu disebutkan Noverizky Tri Putra selaku kuasa hukum Arya Saloka.
Terlepas dari hal tersebut, mengapa perselisihan dan pertengkaran yang dibiarkan Lanjut menerus terjadi di dalam rumah tangga Dapat memicu perceraian? Dilansir dari berbagai sumber, terdapat tiga penyebab Esensial perceraian di Indonesia Merukapan perselisihan yang Lanjut- menerus, masalah ekonomi, dan ditinggal oleh salah satu pihak. Sepanjang 2024, terdapat 251.125 perkara Pisah yang disebabkan oleh pertengkaran yang Enggak kunjung usai.
Langkah Menyelesaikan Konflik di Rumah Tangga
Mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengungkapan bahwa konflik yang terjadi di dalam rumah tangga harus diselesaikan dengan perasaan, bukan hanya memakai logika saja.
“Konflik di dalam rumah tangga, kalau kita selesaikan hanya dengan logika itu berat, hasilnya Niscaya kacau, tetapi juga harus diselesaikan dengan perasaan,” kata Hasto dalam Percakapan kelas orangtua bersahaja (bersahabat dengan remaja), beberapa waktu Lampau, seperti dilansir dari situs Antara.
Selain itu, Hasto menanggapi fenomena anak-anak yang menjadi broken home karena orangtua yang bercerai akibat permasalahan yang Enggak Dapat dibicarakan dengan perasaan. Ia mengingatkan bahwa meski dari luar tampak Standar saja, Dapat saja kondisi mental anak korban perceraian sangat memprihatinkan.
“Di antara keluarga yang bercerai ini Rupanya anak-anaknya membentuk grup b-home atau broken home yang orangtuanya Enggak Mengerti. Mereka membagi perasaan satu sama lain di antara mereka, meski terlihat Hening, tetapi (kondisi mental) mereka cukup memprihatinkan,” jelasnya. Selain itu, sebagian besar orangtua yang bercerai dimulai dari kurang mampunya mereka dalam mengomunikasikan dan menyelesaikan permasalahan yang kecil. (M-1)

