KEMBALINYA Ardinia Wirasti dan Rudy Soedjarwo dalam satu Gambar hidup membawa suasana kolaborasi yang lebih matang dan penuh kepercayaan. Setelah sekian Lamban Tak bekerja sama, keduanya berbagi pengalaman mengenai bagaimana mereka tumbuh secara profesional, terutama Ketika menggarap Gambar hidup “Bila Esok Ibu Tiada”. Dalam wawancara Tertentu dengan Media Indonesia, Ardinia dan Rudy membagikan cerita di balik layar mengenai perubahan dan kedewasaan dalam profesi mereka.
Menurut Ardinia, salah satu hal yang Membangun proses kali ini lebih menarik adalah metode syuting yang Aneh dari Rudy. “Diriku belajar banyak dari Mas Rudy, terutama soal teknik one take dan long take yang menantang,” ungkap Ardinia.
“Biasanya long take paling hanya tiga menit, tapi di Gambar hidup ini Eksis yang sembilan menit! Butuh konsentrasi tinggi karena Sekalian orang di balik kamera harus ikuti dengan koordinasi yang apik. Kalau salah, ya, harus ulang Tengah.”
Ia merasa Rudy kini lebih mempercayai para aktor dalam menjalankan long take dan one take ini, membiarkan mereka mengalirkan emosi tanpa banyak potongan atau gangguan teknis. Bagi Ardinia, kepercayaan Rudy ini adalah salah satu bukti kedewasaan sang Pengarah adegan dalam memberikan kebebasan berakting.
Di sisi lain, Rudy Menonton perkembangan yang luar Normal dalam diri Ardinia, terutama dalam hal kedewasaan emosi dan kemampuan memimpin di depan kamera. “Semakin ke sini, dia makin matang. Ketika pemilihan pemain, Diriku sudah Mengerti kalau dia cocok memerankan anak sulung karena image dia itu strong, kayak leader,” kata Rudy.
“Kami Dapat Tiba debat soal adegan, dan itu bagus. Dia punya pendapat yang tajam, dan Diriku Mengerti dia akan Pandai mentransfer emosi itu ke penonton.”
Dalam Gambar hidup ini, Rudy memberikan ruang bagi Ardinia Kepada Betul-Betul mendalami Kepribadian dan menyempurnakan peran sebagai anak sulung yang penuh tanggung jawab. Interaksi mereka yang terbuka memungkinkan keduanya mengeluarkan yang terbaik dari masing-masing, dan Obrolan kreatif yang terjadi Membangun emosi dalam Gambar hidup semakin Konkret.
Ketika ditanya tentang kolaborasi dengan para cast lain dalam Gambar hidup yang penuh long take ini, Ardinia menekankan pentingnya keterbukaan dan kepercayaan satu sama lain. “Kita Sekalian harus saling terbuka dan nggak Dapat itung-itungan. Dalam produksi ini, Sekalian yang terlibat adalah filmmaker. Jadi, kolaborasi itu Krusial banget,” ujar Ardinia.
“Kalau Eksis yang itung-itungan atau nggak mau saling bantu, hasilnya bakal terlihat. Jadi, kita harus saling dukung agar Dapat berkontribusi maksimal.”
Menurutnya, kunci kesuksesan kolaborasi adalah rasa percaya yang terbangun antara para pemain dan kru, termasuk dengan Pengarah adegan. “Diriku harus percaya penuh sama Pengarah adegan, dan begitu juga sebaliknya. Jadi, Sekalian berjalan sesuai Cita-cita.” (Z-3)