AQUA bersama Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (POPSEA) melakukan kerjasama mengembangkan fasilitas daur ulang (Aggregation Center) di Samarinda, Kalimantan Timur.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menjelaskan fasilitas daur ulang merupakan fasilitas pengumpulan dan pemilahan sampah plastik yang dirancang untuk mendukung proses daur ulang secara lebih efisien.
“Kehadiran fasilitas daur ulang ini diharapkan mampu mengumpulkan 9.600 metrik ton plastik PET setiap tahun,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (27/9).
Kolaborasi ini, tambahnya, diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah melalui pengembangan infrastruktur ekonomi sirkular di luar pulau Jawa.
“Kami optimistis peresmian fasilitas daur ulang Samarinda menjadi langkah signifikan dalam upaya mengurangi sampah plastik, memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat setempat dan menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan komunitas lokal,” ujar Karyanto.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, jumlah timbunan sampah di Kalimantan Timur telah mencapai lebih dari 791 ribu ton. Sampah terbesar berasal dari rumah tangga yang menyumbang 55,97% dari total timbunan.
Menonton jenis sampahnya, mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%.
Dengan kehadiran Fasilitas Sirkulasi Ulang Samarinda, sampah plastik dari berbagai sumber di wilayah Kalimantan termasuk wilayah pesisir dikumpulkan, dipilah dan diproses untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitas daur ulang yang lebih besar.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencegah sampah plastik mencemari lingkungan, khususnya laut.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rofi Alhanif mengatakan, pihaknya menyambut baik inisiatif kedua perusahaan dalam menghadirkan fasilitas daur ulang di wilayah Kalimantan.
“Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di luar Nusa Jawa, khususnya di Kalimantan Timur,” ujarnya saat peresmian fasilitas daur ulang modern Samarinda, di Samarinda Kaltim, Kamis (26/9).
Kolaborasi multisektor, lanjutnya, merupakan salah satu kunci dalam membantu upaya pemerintah menanggulangi kebocoran sampah plastik ke laut. “Kami berharap inisiatif ini dapat dilanjutkan di wilayah lain dan direplikasi oleh banyak pihak,” katanya.
President Director Prevented Ocean Plastic Southeast Asia Daniel Lawrence Angelo Law menambahkan hingga saat ini pihaknya telah membuka sembilan Fasilitas Sirkulasi Ulang dan Collection Center di Indonesia dalam upaya kami untuk mengatasi masalah sampah plastik.
“Peluncuran Fasilitas Sirkulasi Ulang Samarinda merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk mengatasi tantangan sampah plastik,” katanya.
Pada 2022, jumlah sampah yang masuk ke TPA di Kalimantan Timur setiap hari sebesar 6,5 meter kubik, dan hanya 67 persen di antaranya yang berhasil ditangani. Sejak Juni 2022, lanjutnya, pihaknya telah berhasil mengumpulkan lebih dari 16.000 metrik ton sampah plastik dari lingkungan. (Ant/N-2)