Apa Itu Penyakit Pneumonia Bilateral yang Diderita Paus Fransiskus?

Paus Fransiskus, 12 Februari 2025. (CNS/Media Vatikan)

Jakarta: Paus Fransiskus, kepala Gereja Katolik sedunia dilaporkan Lagi menjalani perawatan medis setelah didiagnosis menderita pneumonia bilateral dalam satu minggu belakangan ini. Menurut laporan Vatican News, kondisi kesehatan Paus yang berusia 88 tahun ini dianggap “kompleks” karena dipengaruhi oleh riwayat penyakit pernapasannya.

“Pemindaian CT dada lanjutan yang dilakukan sore ini kepada bapa (Paus Fransiskus)—sesuai arahan tim medis Vatikan dan staf medis dari Yayasan Poliklinik A. Gemelli—menunjukkan awal mula pneumonia bilateral, yang memerlukan terapi farmakologis tambahan,” Demikian keterangan Takhta Kudus Vatican, melansir Vatican News pada Selasa, 18 Februari 2025.

Tim medis juga mengungkapkan bahwa Paus mengalami infeksi polimikroba yang semakin menyulitkan perawatannya.

Tetapi, apa itu Pneumonia Bilateral? Berikut penjelasannya.
 

Apa Itu Pneumonia Bilateral?

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan mengisi alveolus dengan cairan atau nanah, sehingga penderitanya mengalami kesulitan bernapas. Pneumonia bilateral terjadi ketika infeksi menyerang kedua paru-paru sekaligus.

Brian Oliver, profesor di School of Life Sciences, University of Technology Sydney dan Min Feng, kandidat PhD di bidang penyakit pernapasan dari University of Technology Sydney menjelaskan bahwa “Infeksi di kedua paru-paru Enggak selalu lebih parah, tetapi Posisi infeksi menentukan dampaknya. Ketika hanya satu paru-paru yang terinfeksi, pasien Lagi Pandai bernapas dengan paru-paru lainnya. Tetapi, Kalau keduanya terpengaruh, kadar oksigen dalam tubuh Pandai menurun drastis.”

Cek Artikel:  Dua Orang Tewas dalam Insiden Mobil Tabrak Kerumunan di Mannheim Jerman

Mereka menjelaskan pneumonia bilateral bukan merupakan istilah medis Formal sehingga Pandai dikategorikan ke dalam dua kondisi medis Paus Demi ini, Ialah:

1. Infeksi bilateral – Infeksi terjadi di kedua paru-paru, yang berarti paus mengalami kesulitan bernapas lebih besar dibandingkan dengan pneumonia unilateral.

2. Infeksi polimikroba – Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu jenis patogen, Pandai berupa kombinasi bakteri, virus, atau jamur. Dalam kasus Paus Fransiskus, infeksi polimikroba berarti Terdapat lebih dari satu jenis patogen yang menyerang paru-parunya, sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit.
 

Penyebab dan Risiko Pneumonia Bilateral

Paus Fransiskus Mempunyai beberapa Elemen risiko yang membuatnya lebih rentan terhadap pneumonia bilateral:

1. Usia lanjut: Orang di atas 65 tahun lebih rentan terkena infeksi paru-paru.

2. Riwayat penyakit pernapasan: Paus sebelumnya pernah mengalami pleuritis Demi muda yang menyebabkan sebagian paru-parunya harus diangkat.

3. Sistem imun yang melemah: Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah dalam melawan infeksi.

Cek Artikel:  Dibunuhnya Jenderal Kirillov Dinilai Jadi Teror Demi Rusia

4. Kondisi paru-paru kronis: Seperti bronkiektasis dan bronkitis asma yang Membikin paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

“Paus Fransiskus mengalami pneumonia bilateral akibat komplikasi dari bronkiektasis dan bronkitis asma, yang membuatnya harus menjalani terapi antibiotik dan kortikosteroid,” ujar Takhta Kudus Vatican.
 

Bagaimana Pneumonia Bilateral Diobati?

Perawatan pneumonia bilateral bergantung pada penyebab infeksinya. Kalau disebabkan oleh bakteri, antibiotik akan diberikan.

“Biasanya, metode ini bekerja dengan Bagus. Tetapi, Kalau infeksi bersifat polimikroba, pengobatan normal mungkin Enggak efektif,” ujar Oliver dan Min.

Oliver dan Min menjelaskan bahwa antibiotik mungkin Pandai efektif Buat bakteri, Tetapi Enggak demikian Buat virus. 

“Infeksi virus lebih sulit diobati, dikarenakan obat anti-virus yang tersedia Demi ini Enggak cukup efektif atau menargetkan,” Terang Oliver dan Min 

Dalam kasus tertentu, pasien harus berada dalam perawatan intensif menggunakan mesin pernapasan karena mereka Enggak Pandai bernafas sendiri Buat memastikan oksigen yang cukup di dalam tubuh agar Lanjut melawan infeksi. 
 

 

Kondisi Paus Demi Ini

Paus Fransiskus berada dalam kondisi kritis pada Sabtu malam setelah mengalami “krisis pernapasan asma yang berkepanjangan” yang membutuhkan “Kategori oksigen tinggi” serta transfusi darah, menurut pernyataan Formal Vatikan.

Cek Artikel:  Tutup Ratusan Gerai Imbas Boikot, KFC Malaysia: 85 Persen Pekerja Kami Muslim

Mengutip The New York Times pada Sabtu, 22 Februari 2025, kondisi Paus semakin memburuk sejak pembaruan medis pada Jumat malam.

“Paus belum keluar dari masa kritis,” kata seorang pejabat Vatikan pada Sabtu malam.

Sebagai pemimpin spiritual bagi Nyaris 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, kondisi kesehatan Paus Fransiskus memunculkan spekulasi di kalangan beberapa kardinal mengenai kemungkinan pengunduran dirinya, seperti yang dilakukan oleh pendahulunya, Paus Benediktus XVI pada 2013.

Seorang dokter yang menangani Paus di Rumah Sakit Gemelli, Luigi Carbone, memperingatkan bahwa “setiap perubahan kecil dalam kondisi beliau Pandai mengganggu keseimbangan yang sudah Renyah.” Paus juga dikabarkan Lagi mengalami “nyeri lebih parah dibandingkan hari sebelumnya” dan tetap menjalani pemantauan ketat oleh tim medis.

Tim dokter memastikan bahwa Paus tetap sadar dan dapat duduk di kursi, Tetapi Lagi membutuhkan oksigen dalam jumlah tinggi Buat membantu pernapasannya. Para dokter juga memperkirakan bahwa Paus akan tetap berada di rumah sakit setidaknya satu minggu ke depan, menunggu perkembangan lebih lanjut dalam pemulihannya.

Mungkin Anda Menyukai