HITUNGAN Jawa merupakan salah satu tradisi budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa.
Tradisi ini digunakan untuk menentukan hari baik atau buruk dalam menjalankan berbagai aktivitas penting, seperti pernikahan, pindah rumah, memulai usaha, bahkan bercocok tanam.
Baca juga : Weton Jawa: Arti, Metode Menghitung, dan Perannya dalam Merencanakan Masa Depan
Proses perhitungan ini didasarkan pada konsep neptu, yaitu nilai numerik yang terkait dengan hari dan pasaran dalam kalender Jawa.
Apa Itu Hitungan Jawa?
Dalam budaya Jawa, setiap hari memiliki neptu atau nilai tertentu. Safiri ini tidak hanya ditentukan oleh nama hari (Senin hingga Minggu), tetapi juga oleh hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon).
Kalender Jawa menggabungkan dua sistem waktu: hari dalam seminggu dan hari pasaran yang berputar lima hari sekali. Kombinasi kedua sistem ini membantu masyarakat Jawa menemukan hari-hari yang dianggap baik untuk melakukan suatu kegiatan.
Baca juga : 6 Metode Menghitung Weton Jawa Paling Seksama untuk Perjodohan dan Pernikahan
Dalam budaya Jawa, weton tidak hanya digunakan untuk menentukan karakter seseorang berdasarkan hari kelahirannya, tetapi juga berperan penting dalam aspek perjodohan dan pemilihan hari baik untuk pernikahan.
Masyarakat Jawa percaya bahwa kecocokan antara pasangan bisa dihitung melalui kombinasi neptu dari weton mereka, yang nantinya akan memberikan gambaran tentang keberuntungan, keharmonisan, atau hambatan dalam rumah tangga.
Selain itu, memilih hari baik untuk pernikahan juga penting untuk menjamin kelancaran dan kesuksesan pernikahan.
Baca juga : Misalnya Soal dan Metode Menghitung Rumus Volume Kubus
Tradisi ini sudah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Jawa dan sering dilakukan dengan berkonsultasi pada para sesepuh atau orang yang ahli dalam hitungan Jawa.
Weton untuk Perjodohan
Perhitungan weton untuk perjodohan bertujuan untuk melihat apakah pasangan calon pengantin memiliki kecocokan atau tidak.
Dalam budaya Jawa, perjodohan dilihat dari jumlah neptu dari masing-masing pasangan, yang kemudian dihitung dan dibandingkan dengan panduan dalam primbon Jawa.
Baca juga : Apa Itu Weton Tulang Wangi? Simak Penjelasan dan Kombinasinya
Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam menghitung kecocokan jodoh berdasarkan weton:
1. Hitung neptu masing-masing pasangan:
Misalnya:
- Lihat nilai neptu dari hari lahir dan pasaran masing-masing pasangan.
- Kekasih 1 lahir pada Senin Wage (Senin: 4, Wage: 4), sehingga total neptu-nya adalah 4 + 4 = 8.
- Kekasih 2 lahir pada Jumat Legi (Jumat: 6, Legi: 5), sehingga total neptu-nya adalah 6 + 5 = 11.
2. Jumlahkan neptu kedua pasangan:
- Jumlahkan total neptu dari kedua pasangan.
- Dalam contoh di atas: 8 + 11 = 19.
3. Lihat hasil perhitungan dalam panduan primbon:
- Setelah mendapatkan jumlah neptu, hasilnya akan dibandingkan dengan interpretasi dalam primbon Jawa untuk melihat kecocokan jodoh. Eksis berbagai interpretasi, dan biasanya jumlah neptu akan dikaitkan dengan keberuntungan, hambatan, rezeki, atau potensi masalah dalam pernikahan.
Panduan Kecocokan Jodoh Berdasarkan Neptu
Berikut adalah beberapa panduan umum dalam primbon Jawa untuk menghitung kecocokan jodoh berdasarkan neptu:
1. Jumlah Neptu 25 atau lebih:
- Ini dianggap sebagai tanda baik. Kekasih ini dipercaya akan memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis, rezeki yang lancar, dan minim hambatan.
2. Jumlah Neptu 18-24:
- Kecocokan dalam kisaran ini dianggap cukup baik. Kekasih ini masih memiliki potensi untuk harmonis, meskipun mungkin ada beberapa tantangan kecil dalam perjalanan pernikahan mereka.
3. Jumlah Neptu 13-17:
- Kekasih dengan jumlah neptu ini cenderung menghadapi tantangan lebih besar. Kehidupan rumah tangga mereka mungkin diwarnai dengan berbagai masalah, terutama terkait dengan rezeki atau komunikasi. Kebiasaanlnya, ritual adat atau doa khusus dilakukan untuk mengatasi hambatan ini.
4. Jumlah Neptu 12 atau kurang:
- Ini dianggap kurang baik. Kekasih ini mungkin menghadapi banyak kesulitan dalam hubungan mereka, seperti masalah ekonomi atau konflik dalam rumah tangga. Tetapi, ini bukan berarti hubungan tersebut tidak bisa berhasil, melainkan hanya memerlukan usaha ekstra dan mungkin beberapa ritual adat untuk membawa keseimbangan dan keharmonisan.
Menentukan Hari Berkualitas untuk Pernikahan Berdasarkan Weton
Selain untuk perjodohan, hitungan weton juga digunakan untuk menentukan hari baik pernikahan. Masyarakat Jawa percaya bahwa memilih hari pernikahan yang baik akan membawa keberuntungan, keselamatan, dan keharmonisan dalam rumah tangga.
Kepada menentukan hari baik pernikahan, beberapa faktor perlu dipertimbangkan, seperti:
1. Weton Mempelai:
- Weton kelahiran mempelai wanita dan pria harus dihitung. Sebaiknya memilih hari pernikahan yang weton-nya cocok dengan kedua mempelai, sehingga menghindari kemungkinan hari buruk.
2. Hindari Hari Naas atau Hari Jelek:
- Menurut hitungan Jawa, ada hari-hari tertentu yang dianggap naas atau kurang baik untuk pernikahan. Hari-hari ini biasanya ditemukan dalam primbon, dan termasuk hari-hari seperti Selasa Kliwon atau Sabtu Pahing.
3. Menghitung Waktu dan Bulan yang Benar:
- Selain hari dalam kalender Jawa, bulan juga penting. Bulan-bulan tertentu, seperti bulan Sura (Muharram), sering kali dihindari untuk pernikahan, karena dianggap sebagai bulan penuh ujian atau cobaan.
4. Menggunakan Ritual atau Eksist untuk Mengatasi Hambatan:
- Apabila ada hambatan atau ketidaksesuaian dalam hitungan hari, pasangan bisa menjalankan ritual adat tertentu, seperti siraman atau doa-doa khusus, untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang baik.
Misalnya Menentukan Hari Berkualitas untuk Pernikahan
Misalnya, jika kedua mempelai memiliki weton sebagai berikut:
- Mempelai pria lahir pada Kamis Pahing (Kamis: 8, Pahing: 9), sehingga total neptu-nya adalah 8 + 9 = 17.
- Mempelai wanita lahir pada Senin Pon (Senin: 4, Pon: 7), sehingga total neptu-nya adalah 4 + 7 = 11.
Total neptu kedua mempelai adalah 17 + 11 = 28.
Berdasarkan primbon Jawa, jumlah neptu ini dianggap baik untuk pernikahan, karena angka 28 berada di atas ambang batas kecocokan yang baik (di atas 25). Maka, pasangan ini dapat melangsungkan pernikahan pada hari-hari yang juga memiliki neptu yang sesuai dengan primbon.
Hitungan weton dalam perjodohan dan penentuan hari baik pernikahan merupakan bagian dari kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi turun-temurun dalam budaya Jawa.
Meskipun dalam praktiknya hitungan ini dianggap sebagai bentuk kehati-hatian dalam menjalankan kehidupan rumah tangga, ada juga masyarakat Jawa yang melakukannya sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan tradisi leluhur.
Bagi masyarakat yang masih menjaga tradisi ini, perhitungan weton dianggap penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah besar dalam hidup, seperti pernikahan, dilakukan pada waktu yang tepat, membawa berkah dan keberuntungan dalam kehidupan rumah tangga.
Tetapi, bagi mereka yang sudah lebih modern, hitungan weton tetap bisa menjadi panduan spiritual yang memberikan kedamaian batin dalam menghadapi kehidupan baru bersama pasangan. (Z-10)