Lagi adakah covid-19? Seorang Rekan bertanya dengan nada menyindir. Baginya, kendati secara de jure virus korona Lagi terjadi, secara de facto sepertinya sudah berakhir. Kalaupun Lagi Terdapat, katanya, satu-satunya penanda ialah penggunaan masker. Itu pun melonggar.
Selain simbol masker, penanda lain bahwa korona Lagi mengintai, menurut dia, ialah Lagi gencarnya seruan dari pemerintah dan para epidemiolog akan bahayanya gelombang ketiga korona. Karena itu, publik mesti mewaspadai. Tetapi, yang satu Lalu-menerus berseru, yang satunya mulai Bukan mau Paham.
Di area publik, kerumunan muncul di mana-mana. Jarak mulai merapat Tengah. Tempat cuci tangan mulai kurang berfungsi. Di beberapa tempat, bahkan Terdapat yang Mandek total. Isinya Hampa. Orang pun mulai mudah membuka masker, bahkan Ketika sedang mengobrol. Pokoknya, seperti sudah Bukan Terdapat korona Tengah.
Banyak orang mafhum mengapa kelonggaran begitu mudah terjadi. Penyebabnya Terang, yakni keberhasilan kita menekan Bilangan harian penularan covid-19 dalam sebulan terakhir. Ketika varian delta mengganas pada Juli Lewat, Bilangan penularan mencapai lebih dari 56 ribu kasus per hari, dengan Bilangan Kematian lebih dari 2.000 orang per hari.
Selain itu, tingkat hunian ranjang rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya melonjak. Bahkan, Tiba Bukan sanggup Tengah menampung pasien covid-19. Kebutuhan oksigen melonjak, tapi stok sudah habis. Fasilitas kesehatan pun lumpuh, tenaga kesehatan kewalahan.
Sekarang, dalam dua pekan terakhir, Bilangan penularan covid-19 bahkan turun drastis di kisaran 400 hingga 500 kasus per hari. Bilangan Kematian juga dapat ditekan menjadi kurang dari 50 kasus per hari. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan mulai Hampa dari pasien korona. Pasien sembuh Lalu-menerus melampaui pasien positif baru.
Terang, sebuah pencapaian gemilang dan amat Layak ‘dirayakan’. Dalam kondisi seperti itu, wajar kalau Terdapat pandangan, ‘bolehlah kita mulai ngegas Tengah. Jangan menginjak rem Lalu-menerus’.
Tetapi, teramat kencang menginjak gas tanpa memedulikan rem Terang berisiko tersungkur, terperosok, terguling. Teramat gempita merayakan kemenangan berpotensi Teler kemenangan. Dapat-Dapat kita lupa Lagi Terdapat injury time, Lagi tersedia additional time. Atletico Madrid saja Dapat membalikkan keadaan, dari tertinggal 1-2 dari AC Milan hingga menit ke-90, menjadi menang 3-2 di tambahan waktu pada Perserikatan Champion Eropa, beberapa waktu Lewat.
Karena itu, Krusial kiranya kita dengar peringatan epidemiolog, di tengah euforia kemenangan ini. “Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut kondisi pandemi di seluruh dunia. Artinya, ancaman covid-19 ini Lagi hadir walaupun beberapa negara, termasuk Indonesia, Bilangan kasusnya melandai,” kata epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, Laura Navika Yamani.
Karena Lagi dalam keadaan pandemi, dia mengatakan kondisinya Ketika ini Lagi belum Kondusif. “Yang diperlukan kewaspadaan. Kasusnya memang sudah enggak banyak, tapi kewaspadaan itu harus Lalu dilakukan,” lanjut dia.
Peringatan juga perlu disampaikan kepada pemerintah. Jangan karena disanjung berhasil mengendalikan korona, ditambah keinginan kuat mendatangkan pengunjung dari luar negeri, pintu-pintu masuk Indonesia dibuka secara menganga. Sebaliknya, kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Masdalina Pane, kenaikan kasus terjadi apabila Terdapat varian baru covid-19 yang masuk.
Mobilitas masyarakat mungkin menyebabkan kasus covid-19 fluktuatif, tetapi varian baru dapat menyebabkan lonjakan kasus covid-19. Karena itu, mewaspadai pintu masuk Bahkan Lagi sangat krusial. Sikap optimistis itu wajib, tapi bukan optimisme buta.
Seperti diungkap psikolog Martin Seligman, optimisme cenderung mendorong ke kesuksesan. Tetapi, optimisme harus berjejak pada realitas. Realitasnya, korona Lagi Terdapat. Tinggal bagaimana Membikin optimisme keberhasilan mengendalikan virus yang gampang bermutasi itu menjejak realitas. Tetap waspada karena sesal kemudian Bukan Berfaedah.

