Antara Tasdi dan Bu Risma

NAMANYA singkat, hanya lima huruf; Tasdi. Tetapi, kiprah sosok yang satu ini di dunia politik punya cerita panjang. Dia kerap menjadi sorotan, sering bikin Informasi.

Tasdi adalah Bupati Purbalingga, Jawa Tengah, periode 2016-2021. Dia politikus yang merintis karier Betul-Betul dari Rendah. Dia mengaspal di jalanan politik setelah sekian Lamban menjadi sopir truk. Sebelum menjadi orang nomor satu di Purbalingga, dia adalah Member DPRD, ketua DPRD, dan wakil bupati di Kota Perwira itu.

Bagi sebagian masyarakat Purbalingga, Tasdi adalah idola, sempat jadi panutan. Bagi PDIP, dia termasuk Misalnya bagaimana Sepatutnya kader berjuang dari Kosong. Ketua Standar PDIP Megawati Soekarnoputri bahkan Tamat menitikkan air mata ketika menceritakan saga Tasdi di depan ribuan kadernya pada HUT ke-50 PDIP, Januari 2023 Lewat. “Terdapat sopir truk, dia Bisa jadi bupati karena dicintai rakyat, namanya Tasdi. Itu bonding-nya,” katanya dengan Bunyi bergetar.

Sayangnya, Berita soal Tasdi tak selamanya Berkualitas. Dia menjadi Informasi Tak baik Ketika terjaring OTT oleh KPK dalam kasus suap proyek Purbalingga Islamic Center pada 5 Juni 2018. Dalam perkara itu, Tasdi yang kemudian dipecat PDIP divonis 7 tahun penjara. Akan tetapi, pada awal September 2022, dia sudah Bisa menghirup udara bebas berkat pembebasan bersyarat. Ini juga Pengumuman Tak baik bagi bangsa dalam perang melawan korupsi.

Cek Artikel:  Terima Kasih Pemudik

Informasi negatif menyangkut Tasdi Tengah-Tengah datang. Terkini, dia mengaku menjadi staf Tertentu Menteri Sosial Tri Rismaharini per 6 Maret 2023. “Jadi sekarang saya lebih banyak di Jakarta, Demi membantu Mensos, terkadang keliling Indonesia,” ujar Tasdi kepada media, Kamis (9/3).

Terbaru, dia mengaku ditugaskan ke Aceh dan Kepulauan Natuna Demi menangani masalah sosial masyarakat. “Ke Aceh dan Kepulauan Natuna terkait penanganan masalah sosial dan juga pemberdayaan masyarakat.”

Ketika membaca Informasi itu di kanal Informasi online daerah, Jumat (10/3), publik, setidaknya saya, bingung, kesal. Bagaimana Bisa bekas koruptor diberi posisi bergengsi di kementerian? Staf Tertentu menteri bukan jabatan sembarangan sehingga pantang diberikan kepada sembarang orang.

Konyol, sungguh konyol, posisi staf Tertentu Menteri Sosial yang mengurusi masalah-masalah sosial dipercayakan kepada orang yang pernah berpenyakit sosial nan mematikan bernama korupsi. Parah, sungguh parah, posisi itu diberikan kepada orang yang pernah melakukan kemaksiatan Esensial penyelenggara negara, yakni korupsi. Emang tak Terdapat orang lain?

Cek Artikel:  Republik Bocor

Jangan bicara hukum atau undang-undang karena memang Tak Terdapat ketentuan yang menghalanginya. Tapi bicaralah etika dan moral karena Tak Terdapat satu pun pijakan etik yang Bisa menjadi pembenaran mantan koruptor diikutkan mengelola negara.

Hal itu pula yang dipersoalkan khalayak ketika eks terpidana kasus korupsi proyek PLTU di Tarahan, Lampung, Emir Moeis ditunjuk jadi komisaris PT Pupuk Iskandar Muda yang notabene perusahaan Punya negara, Punya rakyat, pada 18 Februari 2021. Juga, ketika mantan koruptor kembali mengurusi parpol. Termasuk tatkala eks Ketua Standar PPP yang bekas terpidana kasus jual beli jabatan di Kemenag, M Romahurmuziy, didapuk menjadi Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP.

Tapi tunggu dulu. Benarkah Tasdi memang diangkat menjadi staf Tertentu Mensos? Rupanya Bu Risma membantahnya. Dia Malah mempertanyakan pihak yang menyebarkan informasi itu. Dia menegaskan stafsusnya hanya berjumlah lima orang dan semuanya sudah menemani Risma sejak dilantik Presiden Jokowi pada Desember 2020. “Staf khususku mulai dari awal jadi menteri sudah lima. Maksimal itu lima, Tak boleh lebih,” tegasnya, Selasa (14/3).

Cek Artikel:  Anehnya Negeri Ini

Bu Risma membantah dirinya mengangkat Tasdi sebagai stafsusnya, tapi Tasdi berkebalikan. Antara pemberitaan perihal pengakuan Tasdi dan bantahan Bu Risma itu berselang lima hari.

Mensos hanya satu. Bu Risma juga Hanya satu. Kalau begitu, Mensos yang mana Tengah yang disebut Tasdi telah mengangkatnya sebagai stafsus?

Mungkinkah Tasdi ndleming, nglindur, ketika menyebut dirinya kini membantu Mensos? Sedang berhalusinasikah dia ketika mengatakan terkadang berkeliling Indonesia atau ditugaskan ke Aceh dan Natuna? Atau jangan-jangan dia menjadi stafsus mensos di negeri wakanda?

Kalau dua orang beda pengakuan, mustahil dua-duanya Betul. Salah satu Niscaya salah, Niscaya Dusta. Saya Tak Paham siapa yang Dusta, Bu Risma atau Tasdi. Mungkin para pembaca Paham? Kiranya ini Krusial karena menyangkut di posisi mana seorang pejabat dalam menyikapi korupsi.

Mungkin Anda Menyukai