liputanindo.com – Dalam agenda test touring Yamaha NMAX Tour Boemi Nusantara 2024, liputanindo kebagian etape ke-dua yang menempuh jarak Sekeliling 430 KM. Bertolak dari Yogyakarta, tepatnya dari dealer Yamaha Sumber Baru Motor Jl. P. Mangkubumi menuju Surabaya sebagai titik akhir etape 2 NMAX Tour Boemi Nusantara region Jawa-NTB. Pada agenda ini memang yang menjadi Pusat perhatian kampanyenya adalah NMAX “Turbo”, Meski beberapa dari peserta Etape 2 –media dan blogger/vlogger undangan– juga Eksis yang kebagian mencoba NMAX Neo. Nah, liputanindo termasuk peserta yang sempat mencicipi NMAX Tech Max sekaligus NMAX Neo dan berkat pengalaman ini pula kami Mempunyai opini yang berbeda dari kebanyakan reviewer.
Hari pertama kami Betul-Betul mengeksplorasi NMAX “Turbo” Tech Max melalui jarak perjalanan sejauh Sekeliling 170 KM menuju kota Madiun. Rute yang dipilih adalah dari Yogyakarta – Klaten – Solo – Telaga Sarangan via Tawangmangu – Magetan dan bermalam di Madiun. Kombinasi ciamik jalan dalam kota yang padat traffic, juga Eksis Demi Dapat buka gas di jalan lintas/antar kota kemudian disambut jalur pegunungan yang penuh dengan ragam elevasi jalan sekaligus sambutan tikungan demi tikungan.
Tenaga serta torsi mesin Blue Core 155cc VVA terbaru yang punya tensioner hidrolis dan blok silinder sebening kaca itu gak perlu diragukan, terasa sangat padat di setiap rentang putaran mesin. Buat nanjak, gak Eksis gejala ngeden apalagi ditambah dengan teknologi YECVT yang Dapat diatur dengan Y-Shift di tangan kiri. Nanjak di kaki gunung Lawu daerah Tawangmangu gak Eksis masalah sama sekali, tanjakan Dapat kita libas ngebut di Nomor 65-80 KM/H dan begitu menjauh dari titik Cemara Kandang, suguhan jalanan menurun semakin Membikin kami senang karena Dapat explore Y-Shift Demi deselerasi dengan sensasi engine brake yang Dapat diatur.
Itu kan Demi NMAX ”Turbo” Tech Max yang rasio pulley depan teknologi YECVT-nya Dapat kita atur sesuka hati dan sesuai kebutuhan. Pada hari ke dua, liputanindo menukar unit ke varian Neo. Ini beneran Neo tanpa embel-embel ‘S’ di belakang namanya. Jadi yang dipakai adalah varian terendah NMAX generasi 3 yang PT. YIMM jual Demi ini. Mesin baru tapi tanpa YECVT, tanpa riding mode, non-ABS, Kagak keyless apalagi Mengenakan dashboard TFT dengan GPS Garmin.
Hari kedua yang memulai start dari Madiun menuju Surabaya, perjalanan dibelokkan ke daerah Pacet, Mojokerto. Tengah-Tengah YIMM seakan mau show off nih kalau produk teranyar mereka punya tenaga dan torsi mesin yang waahh, dengan memilih rute ke jalur-jalur pegunungan. Meski tanpa dibekali YECVT, tapi mesin baru yang juga dibenamkan pada NMAX Neo yang kami geber sanggup mengimbangi NMAX “Turbo” dengan YECVT dan Y-Shift dalam hal berakselerasi.
Gak, kami gak mengada-Eksis dalam review, sorry yaa. NMAX Neo dari POV teknis Bahkan punya Keistimewaan tersendiri apabila kita bandingkan dengan NMAX versi mahal – “Turbo” dan Tech Max – karena tanpa adanya dinamo motor, gear reduction driven, fixed screw dan sliding screw [atau bisa kita sebut perintilan YECVT] dan tanpa modul ABS dual channel, Neo punya bobot yang lebih ringan sebanyak 3 Kg ketimbang versi “Turbo”. NMAX Neo 130 KG, NMAX “Turbo” 133 KG dan versi Tech Max 135 Kg. Artinya dua varian NMAX gen 3 yang kami coba ini punya selisih bobot Tamat 5 KG, menjadikannya lebih lincah bermanuver dan terasa sekali lebih gesit.
Performa NMAX Neo sesuai prediksi sesaat setelah test ride di sirkuit Sentul Karting. Akselerasinya ringan dan gesit, mudah meraih speed tinggi, ini berbeda dengan NMAX generasi 2 yang Percepatan kurang begitu Segera. Selain Unsur mesin baru, bobot ringan dan juga bentuk body yang lebih ramping pada generasi 3 ini kami rasa jadi kombinasi Betul penyumbang performa secara keseluruhan. Eksis yang berbeda dari Lexi 155 meski menggunakan common engine, pada NMAX Neo limit mesin Eksis pada Nomor 10.000 RPM sedangkan Lexi 155 limit mesin Eksis di 1.000 RPM yang lebih rendah. Neo ini kencang Demi berakselerasi, bertenaga Demi dipakai melibas tanjakan. Lalu terang saja, Neo hanya kalah sedikit ketika liputanindo beradu Percepatan dengan Tech Max, mungkin Kalau dituangkan ke dalam data Kagak Tamat 0.3 detik selisihnya.
Soal top speed pun antara NMAX “Turbo” Tech Max dan Neo ini juga sama, liputanindo sempat dapat Nomor 122 KM/H on speedometer Tetapi sayangnya kamera sedang Kagak recording Demi itu, sedangkan Nomor yang terekam adalah 118 KM/H. Demi Mengenakan NMAX Neo, Nomor yang didapat juga sama di 118 KM/H karena keterbatasan jalan raya karena mesin terasa Dapat berlari lebih Tengah. Selain soal speed, konsumsi bahan bakar juga Dapat kami simpulkan sama antar kedua varian. Bergantung pada Kepribadian berkendara ridernya. liputanindo sendiri dapat average fuel consumption hari pertama 46,2 KM/L dengan “Turbo” Tech Max dan hari terakhir dengan Neo dapat hasil 44,9 KM/L.
Salah satu Unsur Krusial yang menurut analisa penulis kenapa NMAX Neo Dapat hanya kalah tipis dari NMAX “Turbo” Tech Max yang memakai Y-Shift, keterampilan jari yang jadi penentu dan feeling dari rider Demi pemakaian Y-Shit ini harus Betul waktu Kalau Ingin maksimal. Kalau salah timing atau telat sedikit saja Demi memainkan Y-Shift knob dan bukaan gas maka performa “Turbo” bakal nggak berbeda dengan Neo.
Mengenai sensasi berkendara juga Eksis beda. Demi mengendarai NMAX “Turbo” kami merasakan adanya feel yang berbeda pada CVT. Demi deselerasi, dengan cerdas TCU -nya mengatur pulley depan menahan v-belt berada di posisi tengah, meskipun tanpa memainkan Y-Shift. Hal positif dari ini, begitu rider perlu Demi berakselerasi sat gantung RPM maka NMAX “Turbo” akan lebih Segera dan lebih gesit ketimbang Neo, berbeda Demi kami mengendarai NMAX Neo yang perlu mengatur bukaan gas karena roller sudah kembali ke posisi Rendah atau turun Demi RPM mesin dikurangi. Ini salah satu pembedanya, singkat kata feeling pada NMAX Neo lebih organik sedangkan NMAX “Turbo” terasa artificial-nya.
Itu soal performa mesinnya, beralih ke kenyamanan serta handling yang cukup Membikin kami heran adalah Kagak menemukan perbedaan kenyamanan antara Neo dan Tech Max. Hanya saja kulit jok pada NMAX Tech Max memang secara tekstur lebih Berkualitas, keset Demi grip bokong [TMCBlog pakai celana denim saat test] Tetapi tetap lentur sehingga Membikin nyaman Demi ganti posisi duduk di atas motor dan Kagak merosot ketika mengerem. Sedangkan Demi Neo memakai kulit jok Lazim. Busa jok tetap sama dan berada di antara kekerasan dan kepadatan busa yang sangat pas, Kagak keras yang bikin gak nyaman.
Urusan handling juga kedua varian ini sama, sokbreker belakang punya redaman compression yang pas. Pas Demi solo riding ataupun dengan membawa penumpang. Rebound suspensi dirasa Lagi terlalu Segera – bagi kami – jadi Eksis Demi beberapa kali ketemu kondisi jalanan yang kurang Berkualitas, sehingga seakan seperti dilempar dari motor. Over all sih okay dan Eksis improvemenet di bagian ini.
NMAX Neo bagi kami terasa lebih ‘sederhana’ dengan Kagak mengurangi Keistimewaan mesinnya yang powerful. NMAX Neo juga lebih ‘mentah’ tanpa Eksis banyak fitur teknologi seperti pada varian di atasnya, ini akan berimbas ke persoalan perawatan unit yang Niscaya lebih murah ketimbang “Turbo” – dalam koridor pemakaian oleh user yang Berkualitas, bukan yang asal Mengenakan – terhitung juga spare part slow moving akan lebih sedikit dan lebih murah ketimbang versi “Turbo”soal perawatan setelah memasuki masa pemakaian lebih dari 4 tahun. Ya memang itungannya Pelan, karena opini liputanindo pembeli motor adalah konsumen yang memakai motor Demi jangka panjang, bukan sebentar beli motor – sebentar Mengenakan dijual kembali, jadi variabel ini masuk ke dalam isi pembahasan. Kalau kalian apakah sudah Eksis yang test ride NMAX gen 3 ini, sob?