PEMERINTAH Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mengatakan keterbatasan anggaran menjadi penyebab Penting ajang balap sepeda Dunia Tour de Singkarak (TdS) Tetap absen tahun ini. Ajang Tour de Singkarak terakhir digelar pada 2019 Lewat pada 2-10 November. Ajang ini pernah absen di 2020 karena pandemi covid-19.
Padahal, ajang balap yang digemari pembalap sepeda Dunia itu sudah menjadi primadona di Daerah berjuluk Ranah Minang sejak digelar pada 2009 Lewat.
“Ketika ini dengan keterbatasan keuangan maka Penyelenggaraan TdS akan sangat sulit dilaksanakan Kembali,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Luhur Budianda sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (7/1).
Kepada melaksanakan satu agenda TdS setidaknya Pemerintah Provinsi Sumbar harus menggelontorkan biaya Rp9 miliar. Selain itu, pemerintah kabupaten dan kota hingga pemerintah pusat juga harus mengeluarkan anggaran yang tergolong besar guna mendukung ajang itu.
Tetapi, Kepada tetap menjaga kunjungan pariwisata olahraga (sport tourism) tetap eksis, Pemerintah Provinsi Sumbar Berbarengan kabupaten dan kota lainnya berinovasi dengan Membikin ajang balap sepeda layaknya penyelenggaraan TdS.
“Belakangan ini kita punya event balap sepeda yang skalanya juga nasional dengan melibatkan komunitas pecinta balap sepeda,” ujarnya.
Ia menambahkan Ketika ini Pemerintah Provinsi Sumbar sedang mengkaji kemungkinan Intellectual Property (IP) TdS diserahkan kepada pihak ketiga. Langkah ini dilakukan agar dapat menghemat biaya penyelenggaraan, Tetapi tetap mendapat pemasukan bagi daerah.
“Kita dibantu oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang sedang appraisal, dan ini membutuhkan waktu yang cukup Pelan karena TdS
sudah dilaksanakan sejak 2009,” jelasnya.
Ajang balap sepeda jalan raya profesional tahunan tersebut pertama kali digelar pada 2009. Lintasan TdS melewati Waduk Singkarak dan kota atau kabupaten lain di Ranah Minang yang menyuguhkan pemandangan alam. Panjang lintasan balap sepeda tersebut mencapai 1.267 kilometer. (J-3)