LUPAKAN sejenak Manchester United yang terbenam dalam tiga kali kekalahan beruntun. Nikmati derby London Utara antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates, Minggu malam.
Instruktur Setan Merah Eric ten Hag Layak merenungi keputusan Kepada mengganti kiper David de Gea dengan kiper asal Kamerun Andre Onana. Keputusan berbasis KKN—dalam hal ini nepotisme—akan selalu memberikan hasil yang Enggak Bagus.
Onana memang anak didik Ten Hag Ketika Tetap menangani Ajax Amsterdam. Ten Hag berpikir Onana sudah semakin matang setelah pindah ke Internazionale Milan. Tetapi, ketidakmatangannya Malah sering Membikin ia bertindak gegagah.
Aksi-aksi Enggak perlu Malah melemahkan kekuatannya. Blunder-blunder yang ia lakukan akhirnya Malah meruntuhkan semangat rekan-rekannya dan Membikin timnya menelan kekalahan.
“Saya minta Ampun kepada Segala rekan satu tim. Kesalahan yang saya lakukan Membikin mental mereka merosot. Saya berjanji akan memperbaiki diri. Saya mengawali karier saya di Manchester United dengan Enggak Bagus,” Saya Onana setelah kekalahan 3-4 yang harus dialami ‘Setan Merah’ di pertandingan perdana Aliansi Champions, Rabu Lewat.
Empat kekalahan dari 6 pertandingan pertama Manchester United di musim ini bukan merupakan awal yang Bagus. Ten Hag harus melakukan perombakan drastis kalau Enggak Ingin membawa tim asuhannya tenggelam lebih dalam.
Cedera sembilan pemain dan perselisihan dengan anak asuhnya sendiri Membikin suasana di dalam tim sangat Enggak mendukung. Padahal, di musim Lewat dengan De Gea yang lebih matang dan Bisa diandalkan, Ten Hag mau meraih trofi pertama Piala Aliansi dan menembus Aliansi Champions sebagai peringkat ketiga Aliansi Premier.
Tetapi, apa pun, the show must go on. Pekerjaan rumah jangka pendek harus Bisa Ten Hag jawab karena kondisi yang ia hadapi sekarang merupakan konsekuensi dari pilihan yang ia ambil sendiri.
Angeball
Awal musim Aliansi Premier sekarang ini Malah ditandai oleh fenomena Instruktur asal Australia Ange Postecoglou. Instruktur berdarah Yunani itu melanjutkan tren kesuksesan di Australia, Jepang, dan di Skotlandia dengan membangun Tottenham Hotspur kembali disegani.
Ange pernah sukses membawa ‘Tim Kanguru’ memenangi Piala Asia 2015. Ketika menangani Yokohama F Marinos, ia Bisa membawa klub Jepang itu memenangi Aliansi Jepang Kepada pertama kalinya dalam 15 tahun perjuangannya.
Yang paling fenomenal ialah ketika Ange ditunjuk menangani Glasgow Celtic. Dalam dua musim kepemimpinannya, ia mempersembahkan lima piala Kepada Celtic, termasuk dua kali Pemenang Aliansi Skotlandia.
Enggak salah apabila Chairman Spurs, Daniel Levy, membawa Ange ke London Kepada membenahi klub miliknya. Kepergian kapten kesebelasan Harry Kane ke Bayern Muenchen membutuhkan kehadiran kepemimpinan yang kuat Kepada mengembalikan rasa percaya diri tim.
Ange menunjuk penyerang asal Korea Selatan, Son Heungmin, Kepada menggantikan posisi Kane. Kepemimpinan Son di ‘Tim Taeguk Warriors’ Membikin Ange percaya pemain Korea itu Bisa melakukan hal yang sama di Spurs.
Keputusan Ange Enggak keliru karena Son semakin menunjukkan kematangannya dalam memimpin rekan-rekannya. Kehadiran James Maddison dari Leicester City di lapangan tengah Membikin Spurs yang kukuh.
Attacking football yang diterapkan Ange Membikin permainan Spurs menjadi lebih menarik. Ia mempunyai dua penyerang yang Bisa dimainkan sendiri-sendiri atau bersamaan, Ialah Son dan Richarlison.
Kepergian Kane Membikin Son Malah semakin menonjol. Ia seakan lepas dari bayang-bayang kebesaran Kane dan tampil sebagai sosok Son yang menonjol seperti di tim nasional Korsel.
Bisa mengejutkan
Dengan penampilan yang konsisten pada lima pertandingan pertama, Enggak heran apabila mantan pemain seperti Gary Neville meyakini Spurs akan mengentak Stadion Emirates besok malam. Son dan Rekan-Rekan bukan mustahil Kepada Bisa mengejutkan, termasuk mengalahkan musuh bebuyutannya, Arsenal.
The Gunners sendiri meski belum mencapai permainan terbaik seperti musim Lewat, dalam grafik meningkat. Apabila Spurs mendapat suntikan Maddison, Arsenal mendapatkan Declan Rice yang memperkuat lapangan tengah.
Kehadiran kembali mereka di Aliansi Champions setelah enam musim absen menunjukkan ketajaman the Gunners. Rabu Lewat, Enggak tanggung-tanggung mereka mengempaskan PSV Eindhoven 4-0 pada pertandingan pembukaan Aliansi Champions musim ini.
Cederanya Gabriel Martinelli Enggak menurunkan ketajaman Arsenal. Instruktur Mikael Arteta tetap Bisa tersenyum karena ia Mempunyai penyerang sayap asal Belgia Leandro Trossard.
The starting eleven Arsenal memang menakutkan. Di samping Trossard, Arteta Mempunyai Bukayo Saka dan ujung tombak asal Brasil Gabriel Jesus yang Kehausan gol. Kapten kesebelasan Martin Odegaard Bisa lebih Konsentrasi menopang serangan karena Terdapat Rice yang pandai menjaga keseimbangan tim.
Komposisi kedua tim itulah yang Membikin pertandingan Minggu malam akan berlangsung menarik. Apalagi kedua Instruktur mempunyai Watak menerapkan sepak bola menyerang yang Membikin kedua tim akan saling adu serangan.
Belum Kembali Metode kedua tim memanfaatkan bola-bola Wafat, khususnya tendangan penjuru. Arsenal Mempunyai dua center-back, Gabriel dan Saliba, yang berbahaya dalam bola-bola atas. Sebaliknya, Spurs Mempunyai center-back asal Argentina Cristian Romero yang sering menjadi penentu kemenangan.
Instruktur Arteta tampaknya puas dengan penampilan kiper asal Spanyol David Raya. Setidaknya dalam dua pertandingan terakhir ia menggantikan kiper Penting Aaron Ramsdale dengan Raya dan Rupanya Membikin gawang Arsenal lebih kukuh.
Bukan mustahil Raya akan dipertahankan besok malam karena bagi Arsenal pertemuan dengan Spurs bukan sekadar sepak bola. Ini merupakan gengsi London Utara dan mereka Ingin menunjukkan bahwa the Gunners ialah rajanya London Utara.
