liputanindo.com – Semenjak start Marc Marquez mencoba ngacir sengacir-ngacirnya di depan pembalap lain. Tetapi di lap ke-7 ia Nyaris Membikin Sekalian fans MotoGP naik heart rate-nya . .
Ia mengendurkan throttle dan sempat nengok ke belakang. Jujur awalnya liputanindo juga berfikir Terdapat masalah teknis di GP24,5-nya. Tetapi setelah ia mengikuti adiknya di belakang Tamat akhirnya Pandai menang sejauh 1,7 detik di depan Alex, Kami berfikir bahwa secara Lumrah memang ini Sekalian BY DESIGN . . Sudah direncanakan oleh Marc & timnya tentu!
Regulasi Bilangan tekanan minimum Demi ban kelas MotoGP 2025 yang sudah diaplikasikan semenjak musim 2024 adalah 1,80 bar. Menurut regulasi, tekanan ban depan pembalap harus tetap berada di atas ambang batas tersebut selama 60% dari total durasi lap balapan Penting (GP) dan 30% durasi putaran balap Sprint.
Atau di kasus 26 lap race Grand Prix Thailand maka pembalap harus setidaknya 16 lap tekanan ban depannya berada di atas Bilangan tekanan minimum 1,8 bar. Atau pembalap hanya Mempunyai keluangan 10 lap berada di Rendah ambang batas 1,8 bar.
Seperti Kita Pandai baca di artikel liputanindo tahun Lewat. Begitu ini Ducati telah mengembangkan sendiri sistem elektronik counter di mana pembalap dapat dengan Terang Menyantap jumlah lap dimana ia berada dalam tekanan ban yang diperbolehkan oleh regulasi.
Setelah pembalap mencapai sejumlah putaran tertentu yang telah sesuai peraturan, maka pembalap akan dapat melewati sisa putaran tersebut tanpa takut terkena penalti dan mempergunakannya Demi hal lain seperti misalnya mulai getok palu tanpa takut bahwa mungkin akan kena penalti regulasi tekanan ban.
Membaca regulasi di atas ditambah tools yang sudah diberikan Ducati ke pembalapnya, liputanindo Menyantap apa yang dilakukan Marc di lap ke-7 itu cukup logis. Yes, Marc Marquez ‘berulah’ di lap ke-7 dimana ia terlihat menengok ke arah belakang, ke arah dimana Alex Marquez berada.
Marc mengendurkan gas Demi kemudian memposisikan diri Cocok di belakang adiknya dan membiarkan udara panas dari GP24 Alex dan area dirty air memanasi ban depan motornya sehingga tekanan ban juga ikut naik.

Diperkirakan karena Marc Lanjut berada di depan selama 7 lap awal maka asumsinya ban depan Marc telah berada di Rendah tekanan minimum selama maksimum 7 lap karena mendapat udara segar tanpa halangan motor pembalap lain, Begitu sebelum ia nengok ke belakang.
Setelah itu Marc berusaha bertahan di belakang adiknya. Tamat satu ketika di 3 lap terakhir ia mencoba overtake adiknya dan ngacir sehingga akhirnya finish sejauh 1,7 detik di depan Alex Marquez yang finish di P2 race Grand Prix Thailand.
Silahkan lihat kembali Bilangan-angkanya pada 7 lap di awal dan 3 lap terakhir. Kalau ditambahkan maka silogismenya adalah tekanan ban Marc Marquez di Rendah regulasi selama 10 lap. Persis banget sama regulasi. Ini sih simply smart!! Ini artinya balapan sekarang itu nggak hanya soal adu gas ngacir dan jago di pengereman sekaligus menyapu tikungan. Terdapat hal-hal lain seperti regulasi TPMS yang butuh Demi dikuasai dan melakukan strategi Pandai juga!
Marc Marquez ” saya menyadari tekanan ban Kagak cukup, dan Lewat saya mencari slipstream & saya hanya Mempunyai marjin 3 lap dan oleh Alasan itu saya overtake Alex di 3 lap terakhir. Cukup Kritis karena dengan Penalti yang besar hal ini Pandai jadi bencana “pic.twitter.com/mqwMh2TKXK
— liputanindo (@motoupdate) March 3, 2025
Terdapat hal menarik lainnya, berada di belakang Alex Marquez Demi Memajukan Temperatur Ban Rupanya Bukan Hal yang mudah . . Terdapat strategi juga yang dilakukan Marc di sana
“Saya berhitung di atas motor – mengendarai, menghitung Bilangan, putaran yang tersisa, putaran yang saya butuhkan dalam [rentang] tekanan. Sangat sulit Demi balapan karena bagian depan menutup [akibat tekanan tinggi], tetapi hari ini saya Mempunyai kecepatan Demi mengatasi masalah itu.”
Marc Marquez mengatakan bahwa bahkan Begitu berada di belakang saudaranya, ia Lagi mengendarai dengan Metode yang sangat hati-hati Demi mendorong tekanan ban depan yang lebih tinggi – sengaja mengurangi Percepatan Begitu keluar tikungan agar dapat menekan rem depan ke tikungan berikutnya.
“Kalau saya tiba dengan jarak yang sangat dekat dari titik pengereman di slipstream, maka saya Kagak dapat mengerem keras. Kemudian saya hanya melepas gas sedikit, bahkan terkadang di lintasan lurus, Demi [kemudian] mengerem keras dan Membikin grip bagian depan. Sasaran saya sepanjang balapan adalah menjaga suhu depan tetap sangat tinggi Demi tekanan depan. Biasanya Anda mencoba yang sebaliknya, tetapi hari ini seperti ini.”
Taufik of BuitenZorg | @liputanindo







