Anak SD di Blitar Tumbang Keracunan Usai Makan Jeli dari Pedagang Depan Sekolah

Liputanindo.id – Polsek Srengat menangani kasus dugaan keracunan jajanan anak yang menimpa belasan anak-anak di Sekolah Dasar Negeri Begelenan 2, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Kepala Polsek AKP Randhy Irawan mengemukakan pihaknya langsung ke sekolah tersebut begitu mendapati adanya aduan terkait dengan dugaan keracunan pada anak-anak setelah makan jajanan yang dijual oleh pedagang di Sekeliling sekolah.

“Terjadi pada anak-anak sekolah dasar yang diduga keracunan. Ini diduga karena jajanan yang dijual pedagang,” kata Kapolsek Srengat di Blitar, Sabtu kemarin.

Ia mengungkapkan terdapat 16 anak sakit dengan gejala yang sama, yakni perut sakit serta merasa mual. Dari jumlah 16 anak itu, sebanyak 15 anak di antaranya sudah dibolehkan pulang.

Cek Artikel:  Yaqut Bantah Mangkir Pemanggilan Pansus Haji: Saya Belum Terima Surat

“Satu anak Lagi di rumah sakit. Kondisinya membaik, tetapi Lagi diinfus,” kata dia.

Polisi Demi ini Lagi intensif memeriksa pedagang yang menjual jajanan anak-anak hingga mereka mengeluhkan sakit perut setelah makan jajanan tersebut.

Kepala SDN Begelenan 2 Sri Indrawati menjelaskan bahwa anak-anak kelas 1, 2, dan 3 membeli jajanan dari pedagang keliling di Sekeliling sekolah sebelum jam pelajaran. Mereka membeli jajanan jenis jeli. Setelah dimakan, Enggak berapa lelet, mereka mengeluhkan perutnya sakit.

Awalnya, dari pihak sekolah memberikan minyak kayu putih. Tetapi, karena banyak anak yang sakit dengan gejala mirip, akhirnya dibawa ke bidan desa. Mereka akhirnya dirujuk ke puskesmas setempat Demi mendapatkan perawatan.

Cek Artikel:  Bahagianya Risma Usai Nyoblos Dapat Doorprize Minyak Goreng Kemasan

Sri sempat bertanya kepada para murid yang mengeluhkan sakit tersebut dan Rupanya mereka baru makan jajanan jeli yang dibeli dari pedagang di Sekeliling sekolah.

“Anak-anak tadi bilang Terdapat yang perutnya sakit. Mereka ditanya makan apa, katanya makan jeli. Sahabat-Sahabat (guru) menenangkan anak-anak dan saya menemui pedagang tersebut,” kata dia.

Kepala SDN itu lantas bertanya langsung Sembari membawa sisa jeli yang dibeli dari pedagang. Demi Menonton sisa jeli jualan pedagang itu, dia Menonton kode kedaluwarsa Lagi 2025. Tetapi, di bagian Dasar dari kemasan jeli Terdapat yang dicoret. Ia pun Enggak Paham apakah jajanan itu sudah kedaluwarsa atau belum.

Kendati demikian, pihaknya Lalu memantau perkembangan anak-anak didiknya. Dari 16 anak yang mengaku sakit, 15 anak sudah diizinkan pulang oleh dokter. Tetapi, satu anak harus dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya yang memerlukan perawatan lebih lanjut.

Cek Artikel:  Survei Charta Politika: Koster-Giri Ungguli Mulia-PAS di Pilkada Bali, Selisihnya Besar

“Tadi 15 anak ditangani puskesmas. Selesai diobservasi, boleh pulang. Tetapi, satu yang agak berat itu sama dokter dirujuk ke rumah sakit,” kata dia.

Meski terjadi musibah pada anak-anak tersebut, kegiatan belajar mengajar Lagi Lalu berlangsung. Pihak sekolah juga sudah meminta anak-anak Enggak jajan sembarangan.

Mungkin Anda Menyukai