Amerika Perkumpulan Tolak Beri Donasi Penyelidikan ke Iran, Ini Alasannya

Liputanindo.id – Amerika Perkumpulan mengatakan pihaknya Bukan Pandai memberi Donasi ke Iran setelah insiden jatuhnya helikopter yang menewaskan Ebrahim Raisi. AS beralasan masalah logistik menjadi penyebabnya.

“Kami diminta Donasi oleh pemerintah Iran. Kami menjelaskan kepada mereka bahwa kami akan menawarkan Donasi, seperti yang akan kami lakukan sebagai tanggapan terhadap permintaan pemerintah asing dalam situasi seperti ini,” kata juru bicara Departeman Luar Negeri AS Matthew Miller, dikutip Reuters, Selasa (21/5/2024).

“Pada akhirnya, sebagian besar karena Argumen logistik, kami Bukan dapat memberikan Donasi tersebut,” kata Miller tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Puing-puing helikopter hangus yang Anjlok pada hari Minggu yang membawa Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan enam penumpang serta awak lainnya, ditemukan pada Senin pagi setelah pencarian semalaman dalam kondisi badai salju.

Cek Artikel:  Naim Qassem Tegaskan Hizbullah Bukan Perang Buat Iran: Kami Mau Membebaskan Negara

Iran Tetap belum memberikan keterangan Formal mengenai penyebab jatuhnya helikopter Bell 212 buatan AS di pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan.

Ketika ditanya apakah ia khawatir Teheran akan menyalahkan Washington, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa pemerintah AS Bukan ambil bagian dalam kecelakaan itu. 

“Amerika Perkumpulan Bukan ambil bagian dalam kecelakaan itu. Saya Bukan Pandai berspekulasi tentang apa yang mungkin menjadi penyebabnya,” kata Austin.

Keruntuhan ini terjadi di Demi meningkatnya perbedaan pendapat di Iran mengenai serangkaian krisis politik, sosial dan ekonomi. Para ulama penguasa Iran menghadapi tekanan Dunia atas sengketa program nuklir Teheran dan semakin dalamnya Interaksi militer dengan Rusia selama perang di Ukraina.

Cek Artikel:  Amerika Perkumpulan Batasi Investasi dari China Demi Keamanan, Larang Perusahaan Terlibat Transaksi AI

Meski begitu, Austin mengecilkan kekhawatiran AS bahwa kecelakaan itu mungkin mempunyai implikasi keamanan langsung di Timur Tengah.

“Saya belum Memperhatikan Akibat keamanan regional yang lebih luas pada Demi ini,” katanya.

Berdasarkan konstitusi Republik Islam, pemilihan presiden baru harus diadakan dalam waktu 50 hari.

Suzanne Maloney, seorang Ahli Iran di lembaga pemikir Brookings Institution, mengatakan Khamenei dan dinas keamanan Iran akan berusaha menghindari persepsi kerentanan selama masa transisi.

“Sebagai akibatnya, saya memperkirakan Iran akan menjadi reaktif dan Resah, yang mungkin akan lebih menghindari risiko dalam waktu dekat, Tetapi secara paradoks akan lebih berbahaya Kalau mereka bersikap defensif,” kata Maloney.

Mungkin Anda Menyukai