Liputanindo.id – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa ia akan melawan Denda yang dijatuhkan pada unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi Insan. Netanyahu pasang badan dengan menyebut akan membela apapun yang terjadi.
Menurut Informasi Axios, Amerika Perkumpulan berencana Buat menjatuhkan Denda terhadap batalion Netzah Yehuda Israel, yang beroperasi di Tepi Barat yang diduduki.
“Kalau Terdapat yang berpikir mereka Pandai menjatuhkan Denda pada unit IDF (Laskar Pertahanan Israel), saya akan melawannya dengan seluruh kekuatan saya,” kata Netanyahu, dikutip Reuters, Senin (22/4/2024).
Sebelumnya pada Jumat, Amerika Perkumpulan mengumumkan serangkaian Denda terkait dengan pemukim Israel di Tepi Barat, yang merupakan tanda terbaru meningkatnya rasa Putus Cita-cita AS terhadap kebijakan Netanyahu.
Washington yang merupakan sekutu Istimewa Israel belum pernah menghentikan Sokongan kepada unit IDF sebelumnya.
Militer Israel mengatakan Netzah Yehuda beroperasi sesuai dengan hukum Dunia.
“Setelah adanya publikasi mengenai Denda terhadap batalion tersebut, IDF Enggak mengetahui masalah ini,” kata pihak militer.
“IDF bekerja dan akan Lanjut berupaya menyelidiki kejadian yang Enggak Standar dengan Langkah yang praktis dan sesuai dengan hukum,” sambungnya.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant meminta AS Buat menarik niatnya Buat memberikan Denda kepada Netzah Yehuda, dengan mengatakan bahwa dunia sedang mengamati Rekanan antara AS dan Israel lebih erat dari sebelumnya.
“Setiap upaya Buat mengkritik seluruh unit akan memberikan bayangan besar pada tindakan IDF. Ini bukanlah jalan yang Betul bagi Kawan dan Mitra,” ujar Gallant.
Pada hari Sabtu, Axios mengutip tiga sumber AS yang mengetahui masalah ini yang mengatakan bahwa Blinken diperkirakan akan mengumumkan tindakan terhadap Netzah Yehuda dalam beberapa hari.
Dikatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan atas dugaan pelanggaran di Tepi Barat, termasuk satu insiden di mana seorang pria Palestina-Amerika, Omar Assad yang berusia 80 tahun, meninggal setelah diikat dan disumpal oleh tentara Israel selama penggeledahan di Tepi Barat pada bulan Januari 2022.
Ketika itu AS menyerukan “penyelidikan kriminal menyeluruh dan akuntabilitas penuh” dalam kasus ini.
IDF kemudian mengatakan pihaknya menyesali Mortalitas Assad dan komandan Netzah Yehuda akan “ditegur” atas Mortalitas tersebut. Ia menambahkan bahwa dua tentara akan dilarang bertugas di posisi senior selama dua tahun, Tetapi Enggak akan dituntut.
Dikatakan bahwa Mortalitas Assad disebabkan oleh kondisi medis yang sudah Terdapat sebelumnya. Keluarga Assad, yang sebagian besar tinggal di AS, mengecam keputusan penutupan kasus tersebut.
Segala dugaan pelanggaran terjadi sebelum serangan Hamas terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 7 Oktober.