Amerika Perkumpulan Memveto Resolusi DK Keamanan PBB soal Gencatan Senjata di Gaza

Liputanindo.id NEW YORK – Di tengah upaya mendorong gencatan senjata, Amerika Perkumpulan (AS) Malah memveto rancangan resolusi dari Dewan Keamanan (DK) PBB. Rancangan resolusi tersebut diupayakan Personil PBB lainnya guna menghentikan pertumpahan darah akibat Serangan Israel di Jalur Gaza denan jumlah korban tewas yang Lalu meningkat.

Teks yang disponsori oleh Nyaris 100 Personil PBB tersebut mendapat  dukungan dari 13 Personil Dewan Keamanan. Sementara Inggris, Personil tetap DK PBB yang Mempunyai hak veto, memilih abstain.

Baca Juga:
Kedatangan Syeikh Omar Ahmad, PKS Sulsel Sumbang Rp10 Juta Demi Palestina

Rancangan resolusi tersebut menyerukan Segala pihak yang berkonflik Demi mematuhi hukum Dunia, khususnya perlindungan bagi Penduduk sipil, menuntut gencatan kemanusiaan segera dan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres Demi melaporkan kepada dewan tersebut mengenai Penyelenggaraan gencatan senjata.

Uni Emirat Arab (UEA), yang memperkenalkan rancangan tersebut, mengatakan bahwa mereka berupaya secepatnya menyelesaikan resolusi tersebut karena meningkatnya jumlah korban tewas selama perang yang telah berlangsung selama 63 hari.

Guterres pada Rabu (6/12/2023) menggunakan Pasal 99 Piagam PBB Demi pertama kalinya sejak ia menjabat posisi teratas organisasi tersebut pada 2017, menyerukan pembentukan gencatan senjata dan mengatakan bahwa kondisi terkini di Gaza Tak memungkinkan dilakukannya “operasi kemanusiaan yang berarti.”

Setelah AS menghentikan rancangan undang-undang tersebut, Mohamed Abushahab, perwakilan UEA, menyesali kegagalannya, mengatakan “sangat disayangkan, di tengah kesengsaraan tak terkira (Penduduk Gaza), dewan ini Tak Pandai menuntut gencatan senjata kemanusiaan.”

Cek Artikel:  Aksi Demo di Depan DPR RI Dibubarkan Paksa Aparat

“Ingin saya perjelas: dengan adanya peringatan keras dari Sekretaris Jenderal, seruan para aktor kemanusiaan (dan) opini publik dunia, dewan ini semakin terisolasi. Ini tampaknya Tak terikat dengan Berkas pendiriannya sendiri,” katanya, dikutip dari laporan Antara.

“Hasil mengecewakan dari pemungutan Bunyi ini Tak akan menghalangi kita Demi Lalu memohon kepada Personil dewan Demi bertindak dan mengakhiri kekerasan di Gaza. Dewan ini harus bersatu dan bertindak Demi mengakhiri perang ini, dan UEA akan Lalu menegaskan hal itu,” tambahnya.

“Kami mencatat hasilnya di Dewan Keamanan. Tekad Sekretaris Jenderal Demi mendorong gencatan senjata kemanusiaan dan upaya kemanusiaan PBB di Gaza akan Lalu berlanjut,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada Anadolu dalam sebuah pernyataan.

Robert Wood, perwakilan AS Demi PBB, mengatakan pemerintahan Biden menggunakan hak vetonya karena gencatan senjata akan memungkinkan Hamas Demi tetap menguasai Gaza.

“Selama Hamas tetap pada ideologi penghancurannya, gencatan senjata apapun hanya bersifat sementara dan tentu saja bukan perdamaian. Dan gencatan senjata yang membiarkan Hamas tetap menguasai Gaza akan menutup kesempatan Penduduk sipil Palestina Demi membangun sesuatu yang lebih Berkualitas bagi diri mereka sendiri,” kata Wood.

Cek Artikel:  Pemungutan Bunyi Terkait Resolusi Gaza oleh Dewan Keamanan PBB Kembali Ditunda

“Oleh karena itu, meskipun AS sangat mendukung perdamaian Langgeng di mana Israel dan Palestina Dapat hidup damai dan Terjamin, kami Tak mendukung seruan resolusi Demi gencatan senjata yang hanya akan menjadi benih bagi perang berikutnya.”


17.000 Orang Lebih Tewas

Lebih dari 17 ribu orang telah tewas di Gaza di tengah penembakan dan serangan udara tanpa henti oleh Israel, menurut Nomor Formal dari otoritas di Gaza.

Sekeliling 70 persen dari total korban tewas adalah Perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 46 ribu lainnya luka-luka. Sementara itu, Sekeliling 1,8 juta Penduduk Palestina telah mengungsi secara internal.

Israel memulai perangnya sebagai balasan atas serangan lintas batas yang dilakukan Golongan Hamas Palestina pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.200 Penduduk Israel. Sekeliling 240 Penduduk Israel lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera.

Gencatan senjata selama sepekan menghasilkan pembebasan Sekeliling 100 sandera dan memungkinkan masuknya Donasi kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, meskipun pada tingkat yang Tak seberapa dibandingkan waktu sebelum perang.

Setelah gencatan senjata berakhir pada 1 Desember, Donasi kembali berkurang dibandingkan dengan kebutuhan di Gaza.

Guterres pada Jumat memperingatkan Dewan Keamanan bahwa jaringan Donasi kemanusiaan di Gaza menghadapi “keruntuhan total,” dan Kalau gagal, akan Eksis “konsekuensi yang menghancurkan” bagi Daerah tersebut, dan akan mengakibatkan “gangguan total terhadap ketertiban Lazim dan keamanan dan meningkatkan tekanan Demi melakukan perpindahan massal ke Mesir.”

Cek Artikel:  Polres Jakarta Pusat Kerahkan 1.197 Personel untuk Terjaminkan Aksi Massa di Bawaslu

“Saya khawatir dampaknya Dapat sangat Tak baik bagi keamanan seluruh Daerah,” katanya kepada Dewan Keamanan sebelum pemungutan Bunyi terkait rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera Demi mengakhiri permusuhan.

“Risiko runtuhnya sistem kemanusiaan pada dasarnya terkait dengan kurangnya keselamatan dan keamanan bagi staf kami di Gaza, dan dengan besarnya intensitas operasi militer yang sangat membatasi akses terhadap orang-orang yang sangat membutuhkan,” tambahnya.

Badan Donasi PBB Demi Pengungsi Palestina (UNRWA) Demi ini memfasilitasi Donasi Demi lebih dari 2,2 juta Penduduk Palestina di Gaza, termasuk lebih dari 1,2 juta orang yang mencari perlindungan di fasilitas-fasilitas organisasi tersebut.

Badan tersebut memperingatkan bahwa situasinya mendekati “titik yang Tak dapat dibalikkan” di daerah kantong pesisir tersebut, “di mana pengabaian terhadap hukum kemanusiaan Dunia melukai hari nurani kita Serempak.”

Sedikitnya 133 pekerja UNRWA tewas, menjadikan perang di Gaza sebagai perang paling mematikan bagi personel PBB dalam sejarah badan Dunia tersebut, dan 91 fasilitas UNRWA juga telah rusak selama konflik tersebut. Banyak pekerja UNRWA tewas di rumah mereka Serempak keluarga mereka. (IRN)

 

Baca Juga:
Meski Diprovokasi Israel, 35.000 Jamaah Palestina Tarawih di Masjid Al-Aqsa

 

Mungkin Anda Menyukai