Amerika Perkumpulan Kagak Berencana Memperluas Kehadiran Militernya di Suriah

Amerika Serikat tidak Berencana Memperluas Kehadiran Militernya di Suriah
Ilustrasi(Al Jazeera)

WAKIL Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan Amerika Perkumpulan Kagak berencana memperluas kehadiran militernya di Suriah, bahkan dalam sementara waktu, di tengah perubahan kekuasaan di negara itu.

“Postur Laskar tetap sama. Seperti yang Anda ketahui, Laskar kami tetap berada pada level yang lebih tinggi, tetapi Kagak Eksis perubahan yang terjadi atau perubahan yang telah dibuat atau diminta oleh komandan,” kata Singh dalam sebuah pengarahan tertutup, menjawab pertanyaan yang relevan.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington Kagak meramalkan kemungkinan jatuhnya pemerintahan Bashar Assad. Tetapi Grup oposisi bersenjata Suriah berhasil merebut Damaskus pada Minggu. 

Cek Artikel:  Menlu Selandia Baru Sambut Pilot Philip Mehrtens: Melegakan Keluarga

Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan dirinya Serempak 18 menteri lain memutuskan Kepada tetap berada di ibu kota. Jalali juga mengatakan telah menghubungi para pemimpin Grup Agresif yang telah memasuki kota.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Presiden Suriah Bashar Assad telah mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggalkan negara itu, setelah melakukan perundingan Serempak beberapa dari mereka yang terlibat dalam konflik.

Seorang sumber di Kremlin pada Minggu mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Assad dan Member keluarganya telah tiba di Moskow, dan Rusia telah memberi mereka suaka atas dasar kemanusiaan.

Cek Artikel:  Dua Gerbong Kereta Shinkansen Jepang Lepas Mendadak, JR East Hentikan Layanan

Sumber tersebut juga mencatat pejabat Rusia sedang berhubungan dengan perwakilan oposisi bersenjata Suriah, yang para pemimpinnya telah menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan fasilitas diplomatik di

Suriah.

Di sisi lain, Jerman dan Prancis menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah baru Suriah, Sembari menekankan bahwa penghormatan pada hak asasi Orang serta pelindungan kalangan minoritas akan

menjadi syarat Krusial Kepada kerja sama tersebut.

Sikap Serempak tersebut muncul pada Senin (9/12) usai percakapan telepon antara Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pascapenggulingan pemimpin Lamban Suriah Bashar al-Assad oleh

Laskar anti rezim pada akhir pekan Lampau.

“Assad telah menyebabkan penderitaan yang mengerikan bagi rakyat Suriah dan kerusakan besar bagi negaranya,” kata juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, usai pembicaraan telepon kedua

pemimpin tersebut.

Cek Artikel:  Assad Lengser, Tank Israel Langsung Menyeberang ke Suriah

Keduanya sepakat bahwa mereka siap bekerja dengan penguasa baru berdasarkan hak asasi Orang yang Mendasar dan perlindungan bagi minoritas etnis dan Keyakinan,” kata jubir. (Sputnik-OANA/Anadolu/P-3)

Mungkin Anda Menyukai