Liputanindo.id – Aliansi pemerintah Thailand sepakat mendukung Paetongtarn Shinawatra sebagai kandidat baru Perdana Menteri. Penunjukan Paetongtarn terjadi sehari menjelang pemungutan suara penting di parlemen.
Pemimpin Partai Bhumjaithai, Anutin Charnvirakul, mengumumkan Paetongtarn sebagai kandidat kuat calon Perdana Menteri yang baru, menggantikan Srettha Thavisin yang dicopot oleh Mahkamah Konstitusi.
“Kami yakin bahwa di bawah kepemimpinannya, kami semua akan mendukungnya dan siap menjalankan kebijakannya sejak ia menjabat,” kata Anutin, dikutip Reuters, Kamis (15/8/2024).
Apabila berhasil dalam pemungutan suara hari Jumat, Paetongtarn akan menjadi perdana menteri wanita kedua Thailand dan Shinawatra ketiga yang memegang jabatan teratas.
Paetongtarn adalah putri dari tokoh politik terkemuka Thaksin Shinawatra dan keponakan Yingluck Shinawatra. Keduanya adalah mantan perdana menteri yang melarikan diri ke pengasingan setelah kudeta militer terhadap pemerintah mereka.
Kesepakatan ini menyusul serangkaian pembicaraan penting dalam sehari sejak pengadilan memberhentikan Srettha Thavisin sebagai perdana menteri. Srettha dipecat setelah melanggar kode etik dengan mengangkat mantan narapidana sebagai menteri di kabinetnya.
Pemecatan Srettha oleh Mahkamah Konstitusi pada hari Rabu merupakan pukulan telak terbaru bagi Pheu Thai, raksasa elektoral populis dari keluarga miliarder Shinawatra yang telah berseteru selama dua dekade dengan lembaga berpengaruh Thailand dan militer yang royalis.
Srettha adalah perdana menteri keempat gerakan tersebut yang dicopot oleh putusan pengadilan dan kejatuhannya dapat mengindikasikan berakhirnya ketegangan yang tidak nyaman antara Thaksin dan musuh-musuhnya di kalangan elit konservatif dan pengawal lama militer.
Aliansi 11 partai tersebut memiliki 314 kursi di DPR, 141 di antaranya milik Pheu Thai. Kepada menjadi perdana menteri, seorang kandidat memerlukan persetujuan lebih dari separuh dari 493 anggota parlemen saat ini.