Al Azhar Indonesia Bersiap Jadi Kampus Inklusi Berstandar Dunia, Kejar Dukungan Fasilitas dan Kemampuan Dosen

Al Azhar Indonesia Bersiap Jadi Kampus Inklusi Berstandar Global, Kejar Dukungan Fasilitas dan Kemampuan Dosen
Program kampus inklusi ini disokong Anggaran hibah dari British Council.(Dok Universitas Al Azhar)

Dua akademisi spesialisasi pendidikan inklusi hadir di Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Merukapan John Ravenscroft, Professor Bidang Tunanetra yang juga merupakan Presiden The International Council for Education of People with Visual Impairment (ICEVI) Eropa Berbarengan rekannya, Elizabeth McCann, seorang pengajar Pendidikan Inklusif Demi tunanetra dari University of Edinburgh (UoE).

Ravenscroft dan McCann hadir Demi menyempurnakan Penyelenggaraan proyek kerjasama UAI dan UoE yang disokong Anggaran hibah dari British Council.  Serangkaian kegiatan selama lima hari mulai 13-17 Mei 2024 yang dilakukan di antaranya observasi kampus dan pelatihan seputar materi pembelajaran yang aksesibel terhadap disabilitas, khususnya Sahabat netra hingga Percakapan Berbarengan Demi mempersiapkan kesesuaian penerapan kampus ramah disabilitas berdasarkan pengalaman yang Terdapat.

‘’Alhamdulillah, keduanya sangat antusias, sebagaimana kami di sini. Mereka mengobservasi lingkungan kampus, terkait persiapan kita menjadi kampus inklusif. Kami optimistis kampus inklusif di UAI Tak sulit diwujudkan, semoga  Hibah sejenis UK-ID Disability Inclusion Partnership Grant dari British Council Indonesia ini dapat Maju tersedia Demi menyempurnakan berbagai kesiapan kita, khususnya di perguruan tinggi dalam memberi akses yang inklusif,’’ kata Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UAI Gusmia Arianti.

Cek Artikel:  Mengenal Jenis Suntik Filler Persona

Baca juga : British School Jakarta Gelar Wellbeing Symposium Kedua, Dorong Dialog Pendidikan Holistik

 

Selama di Jakarta, Ravenscroft dan  McCann melakukan penilaian terhadap kesesuaian lingkungan kampus UAI, persiapan pengajar yang siap Membikin materi aksesibilitas, hingga melakukan komparasi berdasarkan pengalaman mahasiswa tunanetra dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabek. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat menyempurnakan kesiapan kampus ramah disabilitas yang berstandar Global yang diharapkan dapat dimplementasikan di UAI sebagai universitas penggagas.

Keduanya menyatakan menilai dengan sangat Rasional sesuai dengan pengalaman dan instrumen yang Terdapat. Mereka juga memberikan masukan sesuai standar agar lingkungan aksesibel Tak hanya dari fasilitas, tetapi juga kesiapan sosial, termasuk pengajar.

Cek Artikel:  Begini Kata Ahli Soal Keamanan Metode Persalinan Water Birth

Baca juga : Sekolah tak Normal Demi Anak Istimewa

Selain observasi dan asesmen,  Ravenscroft dan  McCann juga menyampaikan materi dan pelatihan singkat Demi dosen-dosen terkait pembelajaran ramah Sahabat netra. Kegiatan berlangsung dalam dua hari berbeda dalam suasana hangat mencerahkan. Melalui Percakapan interaktif, keduanya berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang Metode menangani Sahabat netra dalam pembelajaran, termasuk bagaimana Membikin media belajar yang mudah diakses penyandang netra.

Kegiatan diakhiri dengan video ucapan terimakasih dari para dosen yang disampaikan melalui layar dan pemberian cinderamata berupa blankon dan selendang batik. Ravenscroft dan  McCann menyatakan sangat terkesan dengan kegiatan dan pertemuan ini. 

“Kami mendapatkan perspektif baru setelah mengunjungi kampus UAI dan berdiskusi dengan para dosen. Rasanya Tak Ingin kembali Tengah dan Tetap Ingin berdiskusi Berbarengan Anda Seluruh. Terimakasih atas sambutan hangatnya, Tak sabar Menyaksikan progres kalian di tahun depan. Tamat jumpa tahun depan, Sahabat,” kata Ravenscroft. (X-8)

Cek Artikel:  Ibu Baru Butuh Dukungan Ketika Awal Menyusui

Baca juga : Kemendikbud-Ristek Sebut 40.164 Satuan Pendidikan Formal Terdapat Siswa Disabilitas

 

 

 

Baca juga : Inklusi Keuangan Lewati Sasaran

 

 

 

 

 

Mungkin Anda Menyukai