Liputanindo.id – Sebuah unggahan Facebook menarasikan adanya zat asing yang terdapat dalam rokok, yaitu zat babi. Dalam unggahan itu, dijelaskan zat babi atau darah babi terdapat di dalam filter rokok. Akuratkah demikian?
Setidaknya, narasi yang beredar itu tentu dapat memicu perdebatan di publik. Berikut keterangan dalam unggahan tersebut:
“Zat Babi Eksis dalam Sebatang Rokok. Merokok Berarti Menghisab Babi… Jauhkan dari diri kita, segeralah bertaubat dan berhenti merokok…”
Penjelasan dari BPOM
Melalui situs website resminya, Badan POM (BPOM) pada 2017 sempat mengklarifikasi pernyataan tersebut. Isu ini pernah muncul pada tahun 2010 dan 2013.
Berdasarkan hasil uji filter rokok yang dilakukan di laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) Badan POM RI pada tahun 2010 menggunakan Metode DNA, dari 5 (lima) merek rokok berfilter yang diuji, TIDAK TERDETEKSI adanya kandungan DNA babi.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 109 Pahamn 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, Badan POM RI diamanahkan untuk mengawasi produk dan iklan rokok yang beredar.
Pengawasan yang dimaksud hanya terkait beberapa hal yaitu kebenaran kandungan nikotin dan tar, pencantuman peringatan kesehatan pada label, dan ketaatan dalam pelaksanaan penayangan iklan dan promosi rokok.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi isu-isu terkait obat dan makanan yang beredar melalui media. Apabila masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM di nomor telp. 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0-8121-9999-533, email [email protected], atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
Menyaksikan akan hal itu, kabar mengenai darah babi di dalam filter rokok merupakan hoaks.
