Akui Putus Asa dan Tertekan, Diplomat Korea Utara di Kuba Pilih Membelot ke Korea Selatan

Liputanindo.id – Seorang diplomat Korea Utara yang ditempatkan di Kuba dilaporkan membelot ke Korea Selatan. Aksi pembelotan itu didasari dengan Argumen Putus Asa sekaligus tertekan.

Badan Intelejen Nasional mengkonfirmasi laporan yang menyebut bahawa Ri Il-gyu, yang pernah menjabat sebagai penasihat urusan politik di kedutaan besar Korea Utara di Kuba, memasuki Korea Selatan pada bulan November tahun Lewat. Dia masuk ke Kawasan Korea Selatan Berbarengan dengan keluarganya.

Menurut laporan Yonhap News, Ri mengaku bahwa keputusannya Buat membelot ke Korea Selatan karena Putus Asa dan kemarahan atas Pengkajian kerja yang Enggak adil di Kementerian Luar Negeri Korea Utara. Bukan hanya itu saja, Ri juga mengaku ditolak Ketika meminta perawatan medis di Meksiko.

Ri tercatat sebagai diplomat Korea Utara pertama yang membelot ke Korea Selatan sejak Ryu Hyun-woo tiba di Seoul pada September 2019 setelah menjabat sebagai penjabat kepala kedutaan Korea Utara di Kuwait.

Cek Artikel:  Calon Pemimpin Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Kontak setelah Pengeboman Israel

Pada Juli 2019, Jo Son-gil, mantan pejabat duta besar Korea Utara Buat Italia juga membelot ke Korea Selatan. Tae Yong-ho, mantan wakil duta besar Korea Utara Buat Inggris, melarikan diri ke Korea Selatan pada tahun 2016 karena pembelotan besar-besaran yang dilakukan oleh seorang diplomat senior Korea Utara.

Tae, yang menjabat sebagai Personil parlemen pada tahun 2020-2024 di Korea Selatan, menggambarkan Ri sebagai Ahli Kuba yang mengumpulkan banyak Berkas tentang isu-isu Amerika Latin, yang dilaporkan kepada pemimpin Korea Utara, dan menyambut Bagus kedatangannya.

“Saya berharap kami, mantan diplomat Korea Utara, bekerja sama Buat reunifikasi guna mewujudkan impian para pejabat dan penduduk Korea Utara agar anak-anak mereka dapat hidup bebas di Republik Korea,” kata Tae dalam sebuah pernyataan,

Cek Artikel:  Iba Pemudi Jerman Ini, Didenda Rp10 Juta Usai Teriakkan "From the River to the Sea"

Selain itu, Tae juga mengharapkan lebih banyak Tengah Penduduk Korea Utara terutama diplomat Buat membelot di masa depan.

Pembelotan itu terjadi ketika Korea Selatan sedang berupaya menjalin Rekanan diplomatik dengan Kuba. Pada bulan Februari, kedua negara menjalin Rekanan formal dalam sebuah langkah mengejutkan yang secara luas dipandang sebagai kemunduran bagi Korea Utara, yang telah Pelan membanggakan Rekanan persaudaraannya dengan negara Karibia tersebut.

Pada tahun 2023, jumlah pembelot Korea Utara yang tiba di Korea Selatan mencapai 196 orang pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat Nyaris tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, di tengah meningkatnya pembelotan diplomat dan pejabat perdagangan Korea Utara.

Seorang pejabat di kementerian unifikasi yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea sebelumnya mengatakan jumlah pembelot dengan latar belakang elit mencapai Sekeliling 10 tahun Lewat, tertinggi sejak 2017, tanpa memberikan Nomor yang sebanding.

Cek Artikel:  Terang-Terangan Minta Iran Tunda Serangan Balasan, Biden Percaya Gencatan Senjata Bisa Terwujud

Diplomat Korea Utara yang ditempatkan di misi luar negeri negara tersebut dan pejabat yang terlibat dalam urusan perdagangan diyakini telah memilih Buat meninggalkan negara asal mereka yang menindas, karena mereka berada di Rendah tekanan Buat mengirimkan Dana Kontan kepada rezim tersebut.

Pada bulan November, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pihaknya sedang merestrukturisasi misi luar negerinya Buat meningkatkan efisiensi diplomatik, yang dinilai oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan dipengaruhi oleh melemahnya perekonomian Korea Utara, yang diperburuk oleh Hukuman PBB terhadap program nuklir dan rudalnya.

Korea Selatan mempunyai kebijakan sejak Pelan Buat menerima pembelot Korea Utara yang Mau tinggal di Korea Selatan dan memulangkan Penduduk Korea Utara yang tersesat ke Korea Selatan Apabila mereka Mau kembali.

Mungkin Anda Menyukai