
KELABUNYA langit Jakarta belakangan ini memberikan kekhawatiran tersendiri, polusi udara yang berdampak pada penurunan kualitas udara terutama di daerah Jakarta dan sekitarnya tengah menjadi sorotan. Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh zat yang berbahaya bagi Sosok dan mikroorganisme lainnya. Berdasarkan pantauan IQAir Begitu ini rata-rata polutan halus (PM2.5) sebesar 62,2 mikrogram/m3, nilai tersebut 12,4x lebih tinggi dari standar kualitas udara rekomendasi badan Kesehatan dunia (WHO) dan masuk kategori Kagak sehat.
Diperkirakan 9 dari 10 orang diseluruh dunia menghirup udara dengan kualitas yang Jelek dan Begitu ini WHO mengategorikan polusi udara sebagai kondisi darurat kesehatan dunia.
Baca juga: Isu Papua dalam Dinamika Pasifik
Gas dan partikel berbahaya di udara berasal dari berbagai sumber, beberapa Elemen yang menjadi penyebab buruknya kualitas udara diantaranya erupsi gunung merapi, aktivitas penambangan, asap industri, asap kendaraan bermotor, sampah pembakaran industri rumah tangga, pemakaian listrik karena listrik di Indonesia Tetap menggunakan tenaga batu bara serta pembakaran lahan.
Mengutip paparan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, terkait buruknya kualitas udara Begitu ini bahwa sektor transportasi menyumbang 44% penggunaan bahan bakar dan menghasilkan emisi karbondioksida (CO) sebesar 96,36% diikuti industri Kekuatan 31% dengan kadar emisi CO 1,76% dan manufaktur industri sebesar 10 % dengan kadar emisi CO 1,25% pertahun. Selain kadar emisi serta tingginya konsentrasi polutan kadar polusi udara juga diperparah karena musim kemarau.
Bahaya Polusi Udara bagi Kesehatan
Pajanan polusi udara Bagus Mempunyai Akibat jangka pendek maupun jangka panjang pada kesehatan, beberapa penyakit saluran napas yang timbul diantaranya asma eksaserbasi, PPOK, infeksi saluran pernapasan Dasar dan kanker paru. Selain saluran napas WHO juga mengemukakan bahwa polusi udara berkaitan dengan diabetes tipe2, penyakit kardiovaskular, obesitas, inflamasi sistemik, alzeimer serta demensia. Polusi udara juga menyebabkan Kelahiran prematuritas serta berat badan lahir rendah dan 238.000 Mortalitas prematur dilaporkan terjadi di Uni Eropa sepanjang tahun 2020.
Baca juga: Desoekarnoisasi Jilid II
Penelitian di Tiongkok juga menyebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah Mortalitas sebesar 7,6% diseluruh dunia yang diakibatkan peningkatan kadar PM2.5. Polusi udara juga berhubungan dengan peningkatan anxietas, depresi hingga berpengaruh terhadap produktivitas yang menyebabkan permasalahan pada bidang ekonomi. Selain itu tingginya pengeluaran pada bidang kesehatan karena berbagai penyakit yang diakibatkan oleh polusi udara dapat menjadi beban negara.
Metode Menjaga Kesehatan pada Polusi Udara
Demi mencegah masalah kesehatan akibat polusi udara Begitu ini, Eksis beberapa upaya yang Bisa dilakukan di antaranya:
- Menutup jendela dan pintu rumah sehingga udara dalam ruangan Kagak terpapar polutan.
- Menggunakan alat penyaring udara Demi membantu menghilangkan polutan dalam ruangan dan meningkatkan kualitas udara ruangan.
- Mandi setelah bepergian Demi membantu menghilangkan polutan yang menempel pada kulit sehingga mencegah terjadinya iritasi pada kulit.
- Mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi Demi meningkatkan kekebalan tubuh.
- Mengurangi aktivitas luar ruangan, apabila harus melakukan aktivitas diluar ruangan dianjurkan memakai masker, jenis masker yang disarankan adalah KN95 dan N95 yang Mempunyai kemampuan menyaring PM2.5 di atas 50 persen.
Pemerintah Tiongkok pada tahun 2018 mengambil kebijakan “Three-Year Action Plan for Winning the Battle in Defense of Blue Skies” dan berhasil menurunkan kadar polusi udara sehingga tercapai kualitas udara yang memenuhi standard. Menonton buruknya kualitas udara Jakarta dalam beberapa bulan terakhir pemerintah harus mengeluarkan policy dan solusi yang efektif sehingga masyarakat Kagak menjadi korban.