Ajak Anak Lakukan Urban Farming Yuk

Ajak Anak Lakukan Urban Farming Yuk
Abdul Rahman (60), saat merawat tanamannya di kebun yang berada diatas balkon rumah di kawasan Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta(MI/Adi Maulana)

KETERBATASAN lahan di perkotaan tak menyurutkan langkah para pecinta tanaman untuk tetap bisa berkebun. Salah satunya dengan konsep urban farming, berkebun dalam ruang yang terbatas. Kegiatan ini tak hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga bisa melibatkan anak-anak.

Dosen Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ary Bakhtiar, SP.,M.Si mengatakan urban farming merupakan salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat perkotaan. Pun bisa menjadi solusi yang cocok dengan menggunakan metode tanam sekam hidroponik dalam berbagai bentuk.

Urban farming juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Hasil panen tidak hanya dapat dijual tetapi juga dapat dikonsumsi sendiri.

Baca juga : Peringati Hardiknas dengan Gelar Urban Farming Goes to School

“Mayoritas yang ditanam adalah produk-produk pangan yang dibutuhkan sehari-hari, sehingga dapat menekan jumlah pengeluaran dengan mengalihkannya ke pos-pos pengeluaran lain,” kata Ari seperti dikutip dari situs resmi UMM, Senin (8/7).

Menurut Ari, urban farming juga memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan keluarga. Melibatkan berbagai jenis tanaman dan ternak yang terintegrasi, seperti lele yang dapat diintegrasikan dengan bayam dan kangkung melalui budi daya dalam ember, urban farming dapat mendukung kebutuhan keluarga dalam berbagai aspek. 

Cek Artikel:  11 Langkah Menghilangkan Komedo di Hidung dengan Bahan Alami

Meski demikian, ada sejumlah tantangan saat melakukan urban farming di antaranya keterbatasan lahan yang dapat diatasi dengan teknik pertanian vertikal dan atap, kualitas tanah yang terpengaruh polutan dapat diatasi melalui penerapan pertanian organik dan manajemen limbah. Ketergantungan pada pasokan air teratasi dengan teknik penghematan air seperti irigasi tetes dan penangkapan air hujan.

Baca juga : Otorita IKN Ajak Petani Capekl Jadi Pionir Urban Farming

“Tantangan utama dalam urban farming adalah konsistensi dalam niat, perencanaan, dan implementasi. Kegiatan ini memerlukan perawatan rutin, dan konsistensi dalam menjaga tanaman atau hewan menjadi,” jelasnya.

Penerapan teknologi seperti hidroponik dan aeroponik dapat meningkatkan efisiensi dan hasil produksi urban farming. Penggunaan teknologi menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran bahwa bercocok tanam tidak selalu memerlukan lahan yang luas. 

Ari menambahkan, urban farming memiliki potensi besar untuk terus berkembang di masa depan. Dengan inisiatif dan dukungan yang tepat, kegiatan urban farming dapat berkontribusi pada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan menciptakan lingkungan yang sehat serta menguatkan komunitas. 

Cek Artikel:  Begini Peran Support System yang Betul Menurut Dokter Spesialis Anak

Baca juga : Sensus Pertanian 2023 Dimulai 1 Juni, Gunakan Tiga Metode

“Melalui eksplorasi dan pengembangan praktik pertanian perkotaan yang inovatif, kita dapat mencapai visi perkotaan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Manfaat lain dari urban farming ialah meningkatkan kualitas udara dengan penyerapan karbon dioksida dan produksi oksigen melalui fotosintesis. Praktik pertanian organik dan manajemen limbah juga membantu mengurangi polusi air dan tanah. Selain aspek lingkungan, pertanian perkotaan berperan dalam memperkuat komunitas dengan memfasilitasi interaksi berbagi pengetahuan dan membangun hubungan yang kuat. 

“Pengaruh positif dari urban farming misalnya meningkatnya edukasi masyarakat, terutama anak-anak yang senang bercocok tanam. Selain itu, urban farming dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi keluarga,” ucapnya.

Baca juga : Ganjar Pranowo Dorong Siswa Sekolah Terampil Budi Daya Tanaman Pertanian-Perkebunan

Cek Artikel:  Ini 9 Langkah Menghitamkan Rambut secara Alami

Manfaat Anak Bercocok Tanam

Anak-anak juga bisa bercocok tanam dengan menerapkan urban farming bersama orang tua. Terdapat sejumlah manfaat yang bisa didapatkan anak ketika bercocok tanam, yakni:

1. Mengembangkan Kemampuan Sensorik Anak

Dengan bercocok tanam, anak-anak bisa mengenali dan mengembangkan hampir semua jenis indera, seperti merasakan tekstur tanah, bunga, dan lainnya dengan tangannya. Anak juga bisa mencium berbagai aroma yang ada di lahan urban farming.

Selain itu, bercocok tanam juga membuat anak aktif bergerak mulai dari mempersiapkan bahan-bahan untuk bercocok tanam hingga menanam tanaman.

2. Mendorong Anak Makan Sayur

Mengajak anak bercocok tanam, mengajarkan pentingnya makan buah dan sayur-sayuran. Hasil panen dari yang anak tanam sendiri dapat dikonsumsi dan membangkitkan rasa bangga.

3. Mengurangi Stres

Bercocok tanam mengajarkan cara untuk rileks, tenang, hingga mengendalikan emosi yang dapat membantu mengurangi stres pada anak-anak. Selain itu, menghabiskan waktu di luar rumah, dengan banyak tanaman dapat membantu meningkatkan suasana hati menjadi lebih bahagia.(M-3)

Mungkin Anda Menyukai