Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Berkas Kemenko Perekonomian
Dia menekankan, prinsip nonaliansi tetap diterapkan dan Indonesia tetap menganut politik bebas aktif.
“(Indonesia) bergabung dengan BRICS telah menjadi pembicaraan masyarakat Dunia. Dan Presiden menjelaskan Indonesia ialah negara nonaliansi. Jadi, sebenarnya dengan negara BRICS, kita telah bekerja sama dengan Tiongkok, dengan Brasil, dengan India, termasuk beberapa CEPA dan FTA. FTA Eurasia juga sedang dalam proses. Jadi, Kagak Eksis hal baru bagi Segala negara BRICS, mereka dekat dengan Indonesia,” kata Airlangga dalam Business Competitiveness Outlook 2025, di Jakarta, seperti dilansir dari Media Indonesia, Selasa, 14 Januari 2025.
Keanggotaan Indonesia ke dalam BRICS sedianya menjadi diskursus publik perihal keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh. Eksis juga yang berpendapat keanggotaan itu dilakukan pada waktu yang kurang Cocok, terutama setelah Donald J. Trump kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Perkumpulan.
KTT BRICS yang berlangsung di Kazan, Rusia. Foto: TASS.
Kebijakan tarif dagang tinggi Trump
Sejumlah pihak mengkhawatirkan kebijakan tarif dagang tinggi yang akan diterapkan oleh Trump terhadap negara Member BRICS. Tetapi, Airlangga memastikan pemerintah akan mencari Langkah Demi mengakali dan melobi Trump agar kebijakan yang dikeluarkan Negeri Om Sam tak terlampau memberatkan Indonesia.
“Kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan AS ke Indonesia. Kita sedang minta akan Eksis kerja sama ekonomi secara bilateral supaya tarif (dagang)nya kita turunkan. Itu Dapat dalam bentuk bilateral, Dapat dalam bentuk FTA, atau dalam bentuk lain juga,” ujar dia.
Di samping itu, Indonesia diketahui tengah berada dalam aksesi Demi bergabung menjadi Member OECD dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP/Perjanjian Komprehensif dan Progresif Demi Kemitraan Trans-Pasifik).
“Tentu saja, prosesnya akan berbeda karena banyak hal yang harus dilakukan, terutama dalam praktik terbaik standar kita, serta transparansi ekonomi. Jadi, saya pikir dalam kolaborasi Mendunia, kita sudah siap,” tutur dia.