Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: dok Kemenko Perekonomian
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kinerja ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir terbilang baik. Itu terbukti dari sejumlah indikator ekonomi yang meningkat dan membaik meski kondisi dunia tak menentu.
“Selama 10 tahun ini kan pertumbuhan ekonomi meningkat, pascacovid dunia yang tumbuhnya dua persen sampai tiga persen, kita double dari pertumbuhan ekonomi dunia,” ujar Airlangga di kantornya, Jakarta, Rabu, 25 September 2024.
Pada saat pandemi covid-19, misalnya, ekonomi Indonesia mampu keluar dari tekanan ekonomi lebih cepat. Bahkan di saat pagebluk melanda, tingkat inflasi Indonesia tetap terjaga dan perekonomian kian diperkuat dengan neraca dagang yang positif.
Selain itu, kata Airlangga, kemajuan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir juga dapat dilihat dari peningkatan realisasi investasi tahun ke tahun. Di saat yang sama, ekonomi di akar rumput dinilai terus bertumbuh, ditandai dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang terus meningkat.
“Sehingga dalam berbagai catatan, kemajuan dari berbagai sektor itu terlihat,” kata Airlangga.
Dia juga menegaskan, dalam 10 tahun terakhir, keberhasilan ekonomi nasional dapat dilihat dari penurunan angka penduduk miskin dan miskin ekstrem. Kendati sempat meningkat imbas pandemi covid-19, jumlah penduduk miskin dan miskin ekstrem dapat kembali ditekan dalam waktu yang relatif singkat.
“Kemiskinan itu turun, baik kemiskinan yang poverty, bahkan kemiskinan ekstrem itu mendekati nol,” tegas dia.
Gencar bangun KEK
Perkembangan ekonomi nasional dalam 10 tahun terakhir, kata Airlangga, dapat menjadi fondasi yang cukup kuat untuk menopang agenda perekonomian di tahun-tahun mendatang.
Itu dapat dipastikan melalui maraknya pengembangan Kawasan Ekonomi Tertentu (KEK) yang digencarkan oleh Presiden Joko Widodo selama masa pemerintahannya.
“Beberapa yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di Asia adalah Special Economic Zone (SEZ). Jadi kita lihat, kemajuan Tiongkok hampir seluruhnya di berbagai daerah karena kebijakan SEZ,” jelas dia.
“Kebijakan ini juga baru didorong oleh Pak Presiden Joko Widodo. Sehingga dengan SEZ ini, lima-sepuluh tahun ini kita akan diperkirakan bisa gas lebih kencang lagi,” jelas Airlangga menambahkan.
(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: dok Kemenkeu)
“Kemarin kita sudah menyelesaikan tambahan tujuh, sehingga tentu dari 22 menjadi 29. Diharapkan ini bisa gas pol. Bisa langsung beroperasi, jadi diresmikan tak diresmikan, barang ini jalan,” tutur dia.
Sebelumnya, lembaga survei Denny JA memberikan rapor baik atas masa kepemimpinan Presiden Jokowi selama 10 tahun. Rapor baik itu diberikan pada aspek PDB per kapita, indeks kebebasan ekonomi, dan indeks kemajuan sosial.
Sebaliknya, Bright Institute justru menilai pemerintahan Jokowi gagal mencapai target penurunan kemiskinan.