AI Jadi Kunci Peningkatan Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ilustrasi teknologi AI. Foto: Medcom.id

Jakarta: Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengungkapkan potensi besar Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Huda menekankan AI bukan sekadar pengganti tenaga kerja, tetapi Bahkan dapat menjadi pendorong Istimewa produktivitas dan membuka Kesempatan baru di berbagai sektor.

“AI bukan mengurangi, tapi mem-boosting Buat produktivitas. Kita Memperhatikan dari sisi makronya, kita bakal mengalami stagnasi dalam pertumbuhan ekonomi. Banyak lembaga Dunia seperti World Bank, IMF, dan WSI menyatakan pertumbuhan kita dijalankan lebih dari 5,1-5,2 persen. AI Dapat menjadi salah satu boosting bagi pertumbuhan di Indonesia,” tutur Huda dalam sebuah Obrolan di Jakarta, dikutip Selasa, 11 Maret 2025.

Huda menjelaskan, Indonesia Mempunyai potensi besar dalam pengembangan AI, Tren penggunaan ponsel, penyebaran internet, dan konsumsi perdagangan yang Lalu meningkat menunjukkan masyarakat Indonesia sudah siap Buat mengadopsi teknologi AI.

Cek Artikel:  WEF 2025 Bahas Kolaborasi di Era Cerdas

“AI bukan hanya sebagai enabler, tetapi sebagai penggunaan Krusial Buat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita. AI sudah merangkak ke berbagai platform, seperti pembayaran digital, online retail, dan fintech. Konektivitas ini Dapat di-boosting dengan adanya AI,” tambah Huda.  

Huda memberikan beberapa Teladan bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas di berbagai sektor. Di bidang pemasaran, AI dapat membantu perusahaan menganalisis pengeluaran iklan, memberikan rekomendasi yang efektif, dan memprediksi perilaku konsumen.

Sementara di sektor fintech, AI dapat digunakan Buat menilai kelayakan kredit dan meningkatkan efisiensi proses pinjaman. Di industri tekstil, AI robotics dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi tekstil.

Sedangkan Buat layanan perbankan, AI dapat membantu dalam perencanaan keuangan, akuntansi, dan manajemen risiko. Lewat Buat sektor riset dan analisis data, AI dapat membantu dalam menganalisis data dan menghasilkan laporan yang lebih Seksama dan efisien.
 

Cek Artikel:  Harga Daging Ayam, Beras, dan Sayur Naik Jelang Ramadan


(Ilustrasi AI. Foto: Medcom.id)
 

Ciptakan 97 juta pekerjaan baru

Huda juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya Mahluk (SDM) yang siap menghadapi era AI. “Data entry, administratif, dan accounting mungkin akan tergantikan oleh AI, tetapi akan tercipta 97 juta pekerjaan baru di bidang data spesialis, data analis, dan AI specialist. Kita perlu menyiapkan SDM-SDM yang Dapat memenuhi kebutuhan ini,” tegas dia.

Huda juga mengingatkan pentingnya keamanan data dalam era AI. “Data security menjadi problem yang serius. Kita perlu memastikan keamanan data dan privasi pengguna dalam pengembangan dan penerapan AI,” urai Huda.

“Kita harus berinvestasi dalam human capital, research, infrastruktur, knowledge, dan bisnis logistik Buat memastikan Indonesia Kagak tertinggal dari negara-negara lain seperti Vietnam dan Malaysia,” sambung dia.

Cek Artikel:  Gubernur BI Sebut Murah, Segini Biaya Transfer, Tarik dan Setor Kas QRIS TUNTAS

Huda mengakhiri sesi Obrolan dengan menekankan pentingnya adaptasi terhadap teknologi AI. “Kita harus adaptif dan memanfaatkan AI Buat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.”

Sesi Obrolan ini menunjukkan AI Mempunyai potensi besar Buat mengubah lanskap ekonomi Indonesia. Dengan memanfaatkan AI secara strategis, Indonesia dapat meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. (Laura Oktaviani Sibarani)

Mungkin Anda Menyukai