ABB Komitmen Dukung Transisi Kekuatan di Indonesia

ABB Komitmen Dukung Transisi Energi di Indonesia
Ilustrasi(ABB)

PT ABB Sakti Industri merayakan satu abad inovasi Miniature Pemutus Sirkuit Listrik (MCB) yang pertama di dunia. Seiring dengan transisi dunia menuju masa depan tanpa emisi, peningkatan elektrifikasi dan integrasi sumber energi terbarukan yang lebih beragam menjadi sangat penting.

“Ini berarti perangkat proteksi seperti MCB ABB memiliki beban listrik yang lebih besar untuk dikelola, seiring dengan variasi pasokan dan permintaan daya,” ucap President Direktur PT ABB Sakti Industri, Gerard Chan, melalui keterangan tertulis, Senin (23/9).

ABB, sambung Gerard, menyediakan keamanan listrik untuk berbagai hal, mulai dari panel surya dan pompa panas hingga kendaraan listrik, serta memberikan perlindungan tambahan, bersama dengan perangkat proteksi lainnya, terhadap gangguan seperti arus sisa, lonjakan arus, arus gangguan bumi, atau gangguan busur listrik.

Cek Artikel:  Siapkan 331 Kereta, KAI Daop 8 Sertakan Petugas Teknisi Kawal Perjalanan

Baca juga : Sasarankan Independenitas Karbon di Pabrik Cikarang pada 2025

Di Indonesia, pasar MCB diperkirakan akan berkembang pesat seiring dengan upaya negara ini untuk memodernisasi infrastruktur kelistrikan guna memenuhi permintaan energi yang meningkat, khususnya di sektor energi terbarukan.

“Merayakan 100 tahun MCB, kami bangga menjadi bagian penting dari sejarah inovasi yang terus mendorong perkembangan berbagai teknologi proteksi kelistrikan guna melindungi sistem listrik dari kelebihan beban dan korsleting. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan warisan inovasi ABB, tetapi juga komitmennya dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan,” papar Gerard.

Dirancang dengan fleksibilitas dan adaptabilitas, Gerard menegaskan bahwa MCB ABB cocok untuk berbagai aplikasi di semua segmen mulai dari aplikasi rumah tangga hingga industri. MCB yang mendeteksi kesalahan listrik seperti arus lebih dan korsleting mampu memutuskan sirkuit listrik dalam waktu 10 milidetik, atau 10 kali lebih cepat dari kedipan mata. Sistem listrik kemudian dapat direset kembali dalam waktu singkat dan mudah tanpa harus mengganti komponen apapun.

Cek Artikel:  Usung Konsep Mixed-Used, Terminal Leuwipanjang Bandung Habiskan Rp80 Miliar

Baca juga : PLTGU Tambak Lorok Memulai Operasi Komersial

“Kami menyadari dampak signifikan perangkat ini dalam menjamin keselamatan listrik di berbagai sektor. MCB ABB tidak hanya memperkuat keandalan dan perlindungan sistem kelistrikan, tetapi juga berperan krusial dalam mendukung upaya global menuju solusi energi yang lebih berkelanjutan dan efisien,” tambah Gerard.

Secara global, pasar MCB bernilai sekitar US$5,1 miliar pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh lebih dari 10,3% selama periode 2024 hingga 2030. Pertumbuhan itu didorong peningkatan permintaan perangkat keselamatan listrik di aplikasi perumahan, komersial, dan industri.

ABB telah hadir di Indonesia sejak 1980-an dan sejak itu telah memainkan peran penting dalam berbagai sektor seperti transmisi dan distribusi daya, otomasi industri, dan produk listrik, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap infrastruktur dan pertumbuhan industri nasional.

Cek Artikel:  Melemah 160 Poin, Rupiah Ditutup di Rp15.428/USD

Ketika ini, perusahaan mengoperasikan pabrik MCB di Cibitung, Jawa Barat, yang tahun lalu meningkatkan kapasitas tahunannya menjadi jutaan poles MCB dengan peralatan otomasi dan pengujian canggih. (Fal)

Mungkin Anda Menyukai