KPU Kota Jayapura Kembali melanjutkan rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan Bunyi dan penetapan hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur serta wali kota dan wakil Wali kota, Selasa (10/12) dengan agenda Primer menyelesaikan proses rekapitulasi Bunyi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Papua di Distrik Jayapura Selatan.
Di penetapan sebelumnya, rekapitulasi Demi Daerah itu menuai kontroversi karena sarat kecurangan. Jalannya pleno pun berlangsung alot. Para saksi, pihak KPU hingga Bawaslu Lanjut berdebat.
Pokok perdebatan Lagi pada dugaan penambahan kurang lebih 9.317 Bunyi Distrik Japsel kepada Kekasih nomor urut 2, Matius Fakhiri-Aryoko Rumaropen.
Ini Membikin penetapan pleno sebelumnya tampak pincang, Asal Mula Sekeliling Bunyi 9.317 hanya bertambah pada calon gubernur, Kagak pada calon Wali Kota Jayapura.
Saksi Kekasih cagub dan cawagub nomor urut 1, Benhur Tomi Mano-Yermias Bisai, yakni Zulfikar dan Mikael Sineri tetap kukuh agar dilakukan penyandingan data dan meminta ketua KPU Kota Jayapura, Martapina Anggai, memberi kesempatan berbicara pada empat Personil Panitia Pemilihan Distrik (PPD) Jayapura Selatan (Japsel) Demi menjelaskan asal-usul penambahan yang oleh keempatnya menyebut diubah sepihak oleh Ketua PPD Japsel.
Di tengah perdebatan yang berlangsung hingga lewat tengah malam itu , Martapina bersikeras mengesahkan hasil penghitungan PPD Japsel berdasarkan form D Hasil. Ia beralasan pihaknya Kagak dapat kembali membahas C Hasil karena penghitungan itu harusnya diselesaikan di tingkat distrik.
“Kami Kagak Dapat mengambil C Hasil karena itu akan bermasalah pada kami,” kata Martapina Anggai.
Bawaslu Sebut Maladministrasi
Usai keputusan yang ditetapkan oleh Ketua KPU Kota Jayapura tersebut, Ketua Bawaslu Kota Jayapura, Frans Rumsarwir, menyatakan menilai Terdapat maladministrasi dan mekanisme yang Kagak dijalankan sesuai Mekanisme. Pihaknya pun akan mengambil tindakan sesuai peraturan perundang-undangan.
“Mekanisme Kagak dilaksanakan dengan Berkualitas, kami akan lakukan tindakan sesuai kewenangan kami,” tegasnya.
Frans berujar, mengenai Informasi acara hasil rekapitulasi perolehan Bunyi Pilgub Papua di distrik Japsel, juga Rupanya hanya ditandatangani Ketua PPD Jayapura Selatan. Sementara, empat Personil PPD lainnya mengajukan keberatan karena data yang Kagak Klop.
“Terhadap hasil ini juga hanya ditandatangani oleh ketua yang Kagak hadir dalam pleno hari ini,” pungkas Frans.
Sebelumnya pada Selasa (11/12) Awal hari, Ketua KPU Papua, Steve Dumbon, didampingi para komisionernya hadir dan Berjumpa para komisioner KPU Kota Jayapura guna mengecek dan mencari solusi keterlambatan Penyelenggaraan pleno, khususnya perolehan Bunyi distrik Japsel.
Steve Dumbon kepada wartawan Ketika itu menjelaskan, pihaknya menemukan Argumen pleno di tingkat Kota Jayapura yang tak kunjung rampung.
Ia pun menemukan adanya pergerakan Bunyi yang Kagak wajar terhadap salah satu paslon Pilgub Papua dari rekapitulasi Bunyi di tingkat distrik Japsel. Sementara Demi rekapitulasi Bunyi Pilwalkot Jayapura Kagak bermasalah dan jumlah Bunyi sahnya tetap.
Karena itu, Steve menilai pengesahan pleno PPD Jayapura Selatan dianggap cacat dan meminta agar KPU Kota Jayapura Demi meninjau kembali hasil pleno PPD Jayapura Selatan.
“Kami bilang pleno itu cacat, pleno itu tanggung atau Kagak selesai, Kagak ditutup, hasil rekapitulasi Kagak disahkan, artinya ini cacat. Bahkan, Informasi acara rekapitulasi itu hanya ditandatangani oleh satu orang komisioner KPU Kota Jayapura saja,” jelasnya.
Dia mengakui Terdapat Bilangan rekapitulasi yang sangat Kagak Klop. Ini Membikin tampak Jernih Terdapat Bilangan kurang lebih 10 ribu Bunyi yang ditambahkan pada salah satu Kekasih calon gubernur. (MC/J-3)