Liputanindo.id – Pusat Meteorologi Nasional, satuan tugas pemerintah yang bertanggung jawab atas misi penyemaian Gugusan di Uni Emirat Arab, mengatakan pihaknya Enggak melakukan modifikasi cuaca menjelang badai besar yang menyebabkan banjir di tempat-tempat seperti Dubai.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa mereka Enggak mengirimkan pilot Buat operasi modifikasi cuaca sebelum atau selama badai yang melanda UEA pada hari Selasa (16/4/2024).
Omar AlYazeedi, wakil direktur jenderal NCM, mengatakan badan tersebut Enggak melakukan operasi penyemaian apa pun selama acara ini.
“Salah satu prinsip dasar penyemaian Gugusan adalah Anda harus menargetkan Gugusan pada tahap awal sebelum hujan turun, Kalau Anda mengalami situasi badai petir yang parah maka sudah terlambat Buat melakukan operasi penyemaian,” kata Omar, dikutip CNBC, Kamis (18/4/2024).
Menurut Nomor NCM, negara tersebut mengalami hujan yang sangat deras, dengan curah hujan lebih dari 250 milimeterdi Emirat Al Ain, dan dari 100 mm di tempat-tempat seperti Dubai. Curah hujan tahunan di UEA rata-rata antara 140 hingga 200 mm.
Pernyataan NCM tersebut menyusul laporan Bloomberg sebelumnya, di mana Ahmed Habib, seorang Ahli meteorologi, mengatakan bahwa hujan pada hari Selasa sebagian berasal dari penyemaian Gugusan.
Habib kemudian mengatakan kepada CNBC bahwa enam pilot telah melakukan misi terbang sebagai bagian dari protokol reguler tetapi Enggak melakukan penyebaran Gugusan apa pun.
Penyemaian Gugusan, sebuah proses yang digunakan Buat meningkatkan curah hujan, telah menjadi bagian integral dari misi UEA Buat mengatasi kekurangan air. Misi penyemaian diperkenalkan pada tahun 1990an, dan lebih dari 1.000 jam penyemaian Gugusan kini dilakukan setiap tahunnya.
NCM mengatakan pihaknya telah melacak hujan lebat yang datang tetapi Enggak menargetkan Gugusan apa pun selama periode tersebut, dan menghubungkan badai tersebut dengan curah hujan alami.
“Kami sangat memperhatikan keselamatan orang-orang, pilot, dan pesawat kami. NCM Enggak melakukan operasi penyemaian Gugusan selama kejadian cuaca ekstrem,” ujar Omar.
Negara Teluk telah mengalami peningkatan curah hujan dalam beberapa tahun terakhir, dan curah hujan diperkirakan akan meningkat hingga 30 persen pada tahun 2080, menurut sebuah penelitian pada bulan Januari yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Secara tradisional ditandai dengan iklim gurun dan curah hujan yang langka, UEA telah mengalami pergeseran pola cuaca sebagai akibat dari perubahan iklim.
Otoritas Manajemen Krisis dan Bencana Darurat Nasional pemerintah UEA mengeluarkan peringatan pada X menjelang kondisi cuaca ekstrem dan mendesak penduduk Buat tinggal di rumah dan mematuhi Panduan keselamatan.
Infrastruktur dan bangunan di UEA dirancang Buat mengikuti pola cuaca yang Biasa terjadi di Daerah tersebut, sehingga sistem drainase kesulitan Buat mengimbangi hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan banjir di sepanjang jalan dan di bandara Dubai.