KORBAN tewas akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh badai tropis Yagi di Filipina bertambah menjadi 14. Ini disampaikan pemerintah, kemarin.
Juru bicara Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional, Edgar Posadas, dilansir dari Xinhua, mengatakan 12 kematian dilaporkan di Nusa Luzon dan Filipina tengah. Dua kematian lain berasal dari provinsi barat daya Manila dan empat orang masih hilang di provinsi timur Manila.
Para korban, termasuk seorang wanita hamil dan anak-anak, meninggal karena tenggelam, tanah longsor, sengatan listrik, atau kecelakaan lain akibat dampak badai tropis tersebut.
Baca juga : 133 Korban Tewas akibat Banjir Tanah Longsor di Filipina
Sejak akhir pekan, hujan deras yang dipicu oleh Yagi dan musim hujan barat daya menyebabkan banjir besar di ibu kota Filipina, Manila, dan wilayah lain di kepulauan tersebut. Tanah longsor menelan rumah-rumah dan mengubur desa-desa.
Badan cuaca Filipina mengatakan Yagi menguat, kemarin, bertiup ke arah barat provinsi Ilocos Norte di Filipina utara dengan kecepatan 25 km per jam. Badai ini disertai angin berkecepatan 85 km per jam dan hembusan hingga 105 km per jam.
Lebih dari 147.000 orang terdampak banjir. Sekeliling 38.000 orang di antara mereka kini berada di tempat penampungan sementara.
Baca juga : BMKG: IKN Punya Potensi Banjir dan Tanah Longsor yang Tinggi
Menurut Otoritas Bandara Manila, badai tersebut juga menyebabkan pembatalan puluhan penerbangan domestik. Pihak berwenang membatalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada Senin (2/9) dan kemarin di wilayah metropolitan Manila dan beberapa provinsi di sekitarnya akibat dampak badai tersebut.
Badai ini telah memperkuat monsun barat daya. Karenanya, Presiden Ferdinand Marcos Jr. pada Senin memerintahkan pengumuman dini tentang meliburkan kantor dan sekolah seperti dilaporkan oleh harian Inquirer yang berbasis di Manila.
“Kami akan mencoba memberikan buletin secepat mungkin untuk kantor dan sekolah besok. Instruksi saya kepada mereka yaitu, jika memungkinkan, sebelum kita tidur, kita sudah harus tahu besok bisa masuk kantor atau sekolah atau tidak,” ujar Marcos.
Baca juga : Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan untuk Hindari Potensi Hujan dan Tanah Longsor di IKN
Badai itu juga sangat berdampak pada operasional pelayaran, dengan 739 penumpang terdampar di berbagai pelabuhan, termasuk 679 di Bicol dan 60 di Calabarzon.
Sebanyak 22 kapal, empat perahu motor, dan 282 kapal layanan kargo bergulir tidak dapat beroperasi karena kondisi yang membahayakan keselamatan.
Filipina mengalami sekitar 20 topan dan badai tropis setiap tahun, terutama selama musim hujan. Kebiasaanlnya musim hujan dimulai pada Juni dan berakhir pada November atau Desember.
Baca juga : Banjir dan Tanah Longsor di Balikpapan, Satu Orang Terluka
Sebelumnya dikatakan bahwa Yagi akan meninggalkan Filipina pada pagi ini. Tetapi, Yagi diperkirakan menguat selama periode perkiraan dan mungkin mencapai kategori badai tropis yang parah dalam 12 jam ke depan serta kategori topan pada esok hari.
Badai tropis, yang oleh penduduk setempat disebut Enteng, itu dalam perjalanannya menuju Tiongkok. Demikian laporan pihak berwenang, kemarin.
Filipina, yang terletak di Cincin Api Pasifik, rentan terhadap bencana alam, termasuk gempa bumi. Pada Juli, lebih dari 30 orang meninggal di Filipina akibat Topan Gaemi.
Pada 2013, Topan Haiyan, salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat di dunia, menewaskan lebih dari 7.300 orang atau menyebabkan lebih dari lima juta orang mengungsi di Filipina bagian tengah. (Efe/Z-2)