Sendimentasi Sungai Barito Letih 400 Ton Per Hari

Sendimentasi Sungai Barito Capai 400 Ton Per Hari
Sebuah tongkang melaju di Sungai Barito, Kalimantan Selatan.(MI/Denny Susanto)

 

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup RI mencatat tingkat sendimentasi di alur Sungai Barito yang membentang di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah mencapai 400 metrik ton per hari.

Hal ini dikemukakan Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, Demi meninjau pembangunan proyek jembatan Pulau Laut di Kotabaru Serempak Gubernur Kalsel, Muhidin beberapa waktu Lampau. “Sungai Barito yang menghubungkan pelabuhan di Banjarmasin itu telah terlaporkan mengalami sendimentasi Nyaris 400 meter per kubik per hari. Sementara pengerukan yang dikerjakan PT Ambapers hanya Pandai 100 ton per hari,” tuturnya.

Kondisi ini mempengaruhi arus Lampau lintas pelayaran dan efektivitas Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. “Ini juga berpengaruh pada perekonomian daerah,” kata Hanif.

Cek Artikel:  Pacu Kualitas Pendidikan, UNS Gandeng GO Gelar Kompetisi Siswa SMA

Karena itu Kementerian LH mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan pelabuhan alternatif di Kawasan Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, yang Mempunyai kedalaman alur pelayaran mencapai 20 meter. Termasuk pembangunan jembatan Pulau Laut serta Kawasan Ekonomi Tertentu (KEK) Mengembang Putih serta penunjang Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur.

Pengerukan alur Sungai Barito di Kalsel sudah dimulai sejak 2003 silam guna memperlancar arus Lampau lintas pelayaran. Waktu itu Sungai Barito hanya Mempunyai kedalaman 5-6 meter dan Lalu mengalami pendangkalan, sehingga pelayaran bergantung kondisi pasang sungai. Pengerukan dilakukan konsorsium PT Ambang Barito Nusa Persada (Ambapers).

Cek Artikel:  Indonesia Menuju Lumbung Pangan dan Kekuatan Dunia

Sungai-sungai di Kalsel terutama Sungai Barito dan Sungai Martapura menghadapi berbagai permasalahan di antaranya sendimentasi, limbah domestik, limbah pertambangan, limbah pertanian dan perkebunan, hilangnya resapan air dan alih fungsi lahan, sanititasi (MCK) dan jamban tepi sungai, sampah, pencemaran logam berat dan maraknya permukiman kumuh di sepanjang DAS. Kondisi ini berpengaruh pada Lalu menurunnya kualitas air Sungai Martapura.

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Sabtu (4/1) mengatakan Sungai Martapura ini merupakan ekosistem lintas kabupaten kota. Dari panjang kurang lebih 95 kilometer, hanya 25% di Kawasan Kota Banjarmasin pada bagian hilir.

Kepada itu pihaknya berharap, sinergi Segala pihak demi mewujudkan Sungai Martapura yang lebih Rapi dan sehat. Hal ini sesuai hasil Kongres Sungai ke 3 tahun 2017, bahwa satu kesatuan ekologis yang Tak Pandai dipisahkan ialah Sungai Martapura. Jadi penanganannya harus lintas kabupaten dan kota melalui Program Sungai Martapura Asri. (N-2)

Cek Artikel:  Pemkab Pidie Larang Rayakan Tahun Baru 2025

 

Mungkin Anda Menyukai