Liputanindo.id – Plt Kasi Penma (Pendidikan Madrasah) Kemenag Kabupaten Blitar, M Syaikhul Munib mengatakan bahwa guru berinisial MUA yang melempar kayu berpaku ke siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan pengasuh pondok pesantren Al-Mahmud. Pelaku langsung diberhentikan setelah kejadian itu.
Munib menjelaskan bahwa pelaku penganiayaan bukanlah guru Tetapi pengasuh di pondok pesantren.
“Kami tegaskan bahwa pelaku ini adalah pengasuh pondok pesantren bukan guru Mts,” tegas Munib, Selasa (1/9/2024).
Menganai kejadian ini, pihak yayasan telah menyatakan sikap ke Kementerian Keyakinan Kabupaten Blitar, agar kasus ini diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Penganiayaan ini diketahui terjadi di area pondok pesantren, yang bernaung di yayasan yang sama dengan sekolah. Begitu ini, pihak pimpinan yayasan sudah diberhentikan sebagai pengasuh pondok tersebut buntut kejadian itu.
“Kami telah berkomunikasi dengan pimpinan yayasan bahwa pelaku kini telah diberhentikan dari posisi pengasuh,” tegasnya.
Sebelumnya, Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar mengatakan MUA sudah dilakukan pemeriksaan oleh penyidik. Sejumlah saksi termasuk keluarga korban serta pihak sekolah telah dimintai keterangan.
“Buat saksi yang diperiksa sembilan orang. Barang bukti diamankan balok kayu,” tegas Iptu Samsul Anwar, Senin (30/9/2024).
Dalam kronologi kejadian, Iptu Samsul menjelaskan korban berusia 14 tahun awalnya dia sedang bermain Serempak temannya Begitu di jam Salat Dhuha.
“Jam 6 atau jam 7 santri itu diingatkan oleh salah satu ustaznya Buat segera mandi karena Eksis jam kunjungan dari orangtuanya dan Salat Dhuha,” ujarnya.
Lewat, karena korban tersebut Tak segera meninggalkan mainnya. MUA pun secara spontan mengambil kayu yang berpaku dan dilemparkan ke korban.
“Kebetulan pada Begitu itu korban lewat, akhirnya korban itu lewat dan mengenai kepala bagian belakang, kayu tersebut Eksis pakunya,” ujarnya.
Kemudian paku tersebut dicabut, akhirnya si korban tersebut Tak sadar dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Srengat. Tetapi, kondisi semakin sekarat dirujuk RSKK Area Kediri.
Tetapi sayangnya, pihak RS Tak berani melakukan operasi karena kepalanya sudah mengalami pendarahan, Apabila dilaksanakan operasi pun, besar kemungkinan Tak berhasil.
“Akhirnya pihak RS Tak berani mengambil risiko Buat operasi, akhirnya korban meninggal dunia,” pungkasnya.