Korsel Tuding Korut Pasang Ranjau di Area Demilitarisasi, Konflik Makin Panas?

Liputanindo.id – Korea Utara diduga memasang ranjau darat di sepanjang jalan inter-Korea di dalam Area demilitarisasi (DMZ) yang memisahkan dua Korea.

Menurut pejabat di Korea Selatan, ranjau-ranjau yang ditanam oleh Korea Utara ditemukan di jalan-jalan Bukan beraspal di dalam DMZ akhir tahun Lewat. Ranjau-ranjau itu ditemukan di dekat Bukit Arrowhead di Cheorwon, 85 km timur laut Seoul, demikian dilansir Antara, Senin (29/4/2024).

Jalur tersebut dibuat berdasarkan perjanjian militer antar-Korea pada 2018 Buat menghubungkan Korsel dan Korut dalam upaya Serempak menggali sisa-sisa orang yang tewas di dekat bukit tersebut selama perang Korea tahun 1950-53.

Ketika ditanya tentang apa yang melandasi tindakan Korut, Kepala Staf Gabungan (JCS) menyatakan bahwa Korut telah mengambil langkah-langkah Buat memulihkan tindakan militer yang dihentikan berdasarkan perjanjian tahun 2018 setelah membatalkannya pada November Lewat di tengah meningkatnya ketegangan Interaksi.

Cek Artikel:  Desak Hamas dan Israel Setujui Gencatan Senjata, Blinken: Sudah 90 Persen

Juru bicara JCS Kolonel Lee Sung-jun mengatakan pada briefing rutin bahwa militer Korsel mengambil tindakan “yang diperlukan”, Tetapi mengesampingkan pemasangan ranjau di jalan tersebut sebagai langkah yang proporsional.

Sejak membatalkan perjanjian yang dirancang Buat mengurangi ketegangan militer, Korut, menurut kantor Informasi Yonhap, telah memasang ranjau di Segala jalan yang menghubungkan kedua Korea yang pernah dianggap sebagai simbol rekonsiliasi dan kerjasama antarkedua negara.

Pada Januari, Laskar Korut terlihat memasang ranjau di dua jalan antar-Korea Yakni jalan Gyeongui di antara kota Paju di perbatasan barat Korsel, jalan Kaesong dan Dohhae di sepanjang pesisir timur.

Bulan Lewat, militer Korsel juga mendeteksi Korut mematikan puluhan lampu di sepanjang kedua jalan tersebut. Selain itu, Korut juga terlihat membangun kembali pos-pos penjagaan di DMZ yang telah dibongkar berdasarkan kesepakatan kedua negara.

Cek Artikel:  Puluhan Tentara Suriah Tewas dalam Serangan Pemberontak di Aleppo

Korsel telah mengambil langkah-langkah Buat mendirikan kembali pos-pos penjagaan yang telah hancur, Tetapi Lee menolak menjelaskan lebih lanjut, dengan Argumen kemungkinan risiko terhadap keselamatan Laskar.

Desember Lewat, pemimpin Korut Kim Jong-un menyerukan penghapusan kebijakan yang telah berlangsung puluhan tahun yang mengupayakan unifikasi dengan Korsel dan mendefinisikan Interaksi mereka sebagai “dua negara yang saling bermusuhan.”

Pada Januari, Kim memberikan instruksi Buat mengambil tindakakan “ketat” Buat memblokir Segala saluran komunikasi antar-Korea di sepanjang perbatasan, seperti memutus jalur darat Gyeongui ke “tingkat yang Bukan dapat diperbaiki Kembali.”

Mungkin Anda Menyukai