Liputanindo.id – Peci merah yang dikenakan calon wakil gubernur DKI nomor urut tiga, Rano Karno melambangkan sejarah Betawi dan perlawanan terhadap kolonial yang dilakukan oleh para jawara pada masa itu.
Menurut Kekasih calon Rano, yakni Pramono Anung pemilihan Pakaian itu Enggak terlalu Spesial lantaran sudah pernah dipakai Ketika pendaftaran Pilkada ke KPU DKI Jakarta.
“Iya. Saya Mengenakan Pakaian Ketika pendaftaran ini, saya Mengenakan Tengah,” kata Pramono, Minggu (6/10/2024).
Berdasarkan laman senibudayabetawi.com, peci merah Mempunyai sejarah dan Definisi sendiri bagi Kaum Betawi.
Dituliskan bahwa peci merah Normal digunakan oleh para jawara dan juga penggiat seni budaya pada akhir 1930an.
Masa itu mereka dianggap sebagai orang yang hebat dan jago bertarung.
Kemudian, pemakaian peci merah juga dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah kolonial pada Ketika itu.
Kini, peci merah khas Betawi dimaknai Enggak hanya Buat keserasian Pakaian, tetapi juga dipakai pada Ketika seseorang Ingin menunjukkan keseriusan.
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno mengenakan baju pangsi bernuansa putih-oranye dengan kaos bertuliskan “Jakarta Menyala” menghadiri debat perdana Pilkada DKI.
Berbeda dengan Pramono yang mengenakan peci hitam, Doel memilih menggunakan peci berwarna merah.
Komisi Pemilihan Biasa (KPU) DKI Jakarta menggelar debat pertama Kekasih calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada DKI Jakarta 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10) malam.
Peserta debat tersebut adalah Kekasih calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dan paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel).
Tema yang diangkat dalam debat perdana yakni “Penguatan SDM dan Transformasi Jakarta menjadi Kota Dunia”.
Adapun KPU DKI Jakarta menjadwalkan debat tahap dua dari calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta pada 27 Oktober yang dilanjutkan debat ketiga pada 17 November.
Sebanyak tujuh orang Ahli hadir dari berbagai unsur bidang keilmuan Yakni Gun Gun Heryanto, Beky Mardani, R. Siti Zuhro, Nurliah Nurdin, Didik Suhariyanto, Ahsanul Minan, dan Andhyta Firselly Utami. (Ant)