PENGAMAT penerbangan Alvin Lie menilai harga publikasi avtur di Indonesia sejauh ini masih kompetitif. Itu karena harga avtur milik Pertamina masih setara atau bahkan lebih rendah dibandingkan harga avtur per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis.
“Harga publikasi avtur di Indonesia bisa dikatakan cukup kompetitif. Safiri kompetitif harga publikasi avtur milik Pertamina juga setara dan/ atau lebih rendah jika dibandingkan dengan harga publikasi per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis,” ujar Alvin saat dihubungi, Minggu (8/9).
Hal itu disampaikannya untuk menanggapi pernyataan CEO Capital A Berhad, induk perusahaan maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes, yang mengungkapkan biaya bahan bakar pesawat di Indonesia memiliki tarif sekitar 28% lebih mahal jika dibandingkan dengan negara- negara di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga : Menko Luhut Binsar Siapkan Efisiensi Penerbangan demi Turunkan Harga Tiket Pesawat
“Harga bahan bakar di Indonesia adalah tertinggi di ASEAN, sekitar 28%,” ujar Tony dalam jumpa pers.
Tetapi menurut Alvin, pernyataan itu tak berdasar. Pada periode 1-30 September 2024 misalnya, harga publikasi avtur yang disalurkan Pertamina, melalui anak usahanya Pertamina Patra Niaga, di bandara Soekarno Hatta dijual Rp13.211 per liter. Sedangkan harga publikasi avtur yang disalurkan Shell di Singapura sebesar Rp23.212 per liter.
Penentuan harga Avtur Pertamina itu mengacu pada ketentuan berlaku yaitu Kepmen ESDM No.17 K/10/ MEM/2019 mengenai Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Lazim Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
Baca juga : Kemenhub Sebut Biang Kerok Tiket Pesawat Mahal karena Avtur
“Begitu ini regulasi bisnis niaga avtur juga sudah terbuka sesuai dengan regulasi dari Kementerian ESDM. Dan Pertamina yang paling siap menjalankan bisnis niaga avtur sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ditetapkan,” terang Alvin yang saat ini menjabat sebagai Member Ombudsman RI.
Alvin juga merujuk hasil survei Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) beberapa waktu lalu. Dari hasil survei itu, 7.414 penumpang pesawat yang disurvei, 77% menyatakan harga tiket pesawat saat ini tergolong wajar.
“Survei yang dilakukan oleh Apjapi pada awal Februari 2024 menunjukkan 77% pengguna jasa penerbangan domestik menilai harga tiket kita masih tergolong wajar,” tuturnya.
Baca juga : Menparekraf Maju Berupaya Tekan Harga Tiket Pesawat Domestik
Nomor 77% itu merupakan gabungan dari penilaian responden yang menyebut harga tiket pesawat wajar (59,8%), harga tiket pesawat murah (7%), sangat murah (0,2%) dan responden yang mengaku tidak tahu apakah tiket pesawat mahal (10%).
Sementara 21,5% responden menilai tiket pesawat mahal dan 1,5% responden menilai tiket pesawat sangat mahal.
Di kesempatan terpisah, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengakui harga tiket pesawat mahal karena harga avtur yang juga tinggi. Ia memaparkan, harga avtur mengambil porsi hingga 40% dari komponen biaya operasional pesawat.
“Dari kajian kami dan pelaksanaan di lapangan memang demikian. Ini menjadi faktor yang memengaruhi harga tiket pesawat,” ujar Adita. (Fal/Z-11)