IHSG Diprediksi Datar di Tengah Wait and See Data Inflasi AS

IHSG Diprediksi Datar di Tengah Wait and See Data Inflasi AS
Ilustrasi(Dok.MI)

INDEKS Harga Absaham Gabungan (IHSG) Bursa Dampak Indonesia (BEI) pada Senin (9/9) diperkirakan bergerak mendatar di tengah sikap wait and see pelaku pasar terhadap data inflasi Amerika Perkumpulan (AS).
  
IHSG dibuka menguat 1,66 poin atau 0,02% ke posisi 7,723,52. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,41 poin atau 0,04% ke posisi 950,60.
  
“Mengawali pekan kedua September, tampaknya pelaku pasar akan berbalik ke mode wait and see data eksternal, mulai dari inflasi AS dan China, neraca perdagangan, sampai keyakinan konsumen domestik,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin, dilansir dari Antara.
  
Dari dalam negeri, pelaku pasar pada hari ini menantikan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Agustus 2024 yang diperkirakan naik ke level 123,6 dari bulan sebelumnya sebesar 123,4.

Cek Artikel:  IEA Prediksi Puncak Permintaan Bahan Bakar Fosil 2030, OPEC: Tak Berdasar Fakta

Dari regional Asia, pada pekan ini akan ada sejumlah data yang dinantikan. Pertama, akan ada rilis inflasi China periode Agustus 2024 yang diperkirakan akan naik 0,7% year on year (yoy), dan rilis data neraca perdagangan China periode Agustus 2024 yang diperkirakan surplus meningkat menjadi US$84,65 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$83,90 miliar.

Biro Tetaptik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat data pekerjaan selain pertanian atau non farm payrolls (NFP) yang bertambah 142.000 selama Agustus, naik dari 89.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya.

Baca juga : IHSG Ditutup Menguat Dekati 7.300

Tetapi, capaian tersebut masih di bawah perkiraan konsensus 161.000 pekerjaan. Sedangkan tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2%, seperti yang diperkirakan.

Cek Artikel:  Harga Beras Naik, Mentan Amran Sulaiman Bilang Tunggu Panen Bulan Maret

Pasar tenaga kerja yang terkontraksi tersebut kemudian menjadi tanda pemangkasan suku bunga AS semakin diperlukan.
 
Eksispun, peluang pemangkasan suku bunga The Fed menurut alat pengukur CME FedWatch saat ini sudah mencapai 70% untuk pertemuan 18 September mendatang.

Sementara itu, bursa saham Amerika Perkumpulan (AS) atau Wall Street pada pekan lalu, Jumat (6/9) ditutup di zona merah setelah data tenaga kerja AS kembali mengecewakan dan terjadi selling off pada saham teknologi big caps. (J-3)

 

Mungkin Anda Menyukai