DINAS Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, gencar melakukan edukasi kepada masyarakat melalui pemberantaan sarang nyamuk (PSN) Demi menekan Kematian akibat demam berdarah dengue pada anak.
Serangan DBD pada anak usia 0-5 tahun di Tasikmalaya pada tahun ini tercatat mencapai 331 kasus dan usia 6-12 tahun mencapai 474 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan kasus DBD Lagi terjadi di masyarakat seiring musim hujan tiba. Berbagai langkah Lalu dilakukan dengan menyebarkan surat imbauan terutama ke sekolah, pesantren, perkantoran, dan Membikin papan pengumuman di setiap puskesmas.
Gerakan itu bertujuan agar masyarakat selalu waspada karena nyamuk aedes aegipty menyerang berbagai usia.
“Demi kasus Kematian pada 2024 terjadi pada Maret, April, Mei, Juli, dan Agustus, Serangan paling banyak terjadi pada anak-anak usia 0-5 tahun sebanyak 331 kasus, usia 6-12 tahun 474 kasus, usia 13-18 tahun 256 kasus, usia 19-30 tahun 293 kasus, usia 31-50 tahun 282 kasus, usia 50 tahun 136 kasus dengan jumlah Pria 869 dan Perempuan 902 kasus,” katanya, Minggu (29/12).
Dia mengatakan kasus DBD Lalu mengalami peningkatan sejak Januari hingga 24 Desember. Total tercatat sebanyak 1.771 kasus. Laporan kasus DBD paling banyak ditemukan di puskesmas.
“Kami berupaya menekan kasus DBD yang terjadi. Kejadian ini merata di 10 kecamatan. Masyarakat diimba selalu melakukan gerakan satu rumah satu jumantik dan selalu rutin membersihkan lingkungan sekitarnya. Kami juga sudah memberikannya edukasi terutama melalui pengumunan agar masyarakat selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur, pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan Rapi (PHBS),” ujarnya.
Sementara itu, di Garut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman mengatakan, kasus DBD paling banyak menyerang usia 19-30 tahun. Sepanjang Januari hingga Desember tercatat 3.236 kasus dengan jumlah Kematian 12 orang.