Pemerintah Perluas Basis Investor Domestik untuk Pembiayaan APBN 2025

Pemerintah Perluas Basis Investor Domestik untuk Pembiayaan APBN 2025
Ilustrasi(Antara)

Pemerintah bakal memperluas basis investor domestik untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Metode itu dinilai jitu untuk memenuhi pembiayaan anggaran dalam beberapa tahun terakhir.

“Dalam mengelola utang, kita terus mencoba memperluas basis investor kita, sehingga jumlah investor, utamanya ritel, individu warga negara Indonesia makin besar,” ujar Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, di Jakarta, Senin (9/9).

Perkembangan investor domestik di pasar surat utang negara (SUN) memiliki tren yang cukup baik. Karena, jumlahnya terus meningkat. Di 2018, misalnya, investor domestik tercatat 404 ribu. Sekarang, angkanya mencapai 857 ribu atau naik dua kali lipat.

Cek Artikel:  DPR Ingatkan Pemerintah Hati-Hati Terapkan Kebijakan Pertembakauan

Baca juga : DPR Setujui Pagu Anggaran Kemenkeu di 2025 Sebesar Rp53 Triliun

Karenanya, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan penerbitan obligasi ritel. Pada 2023, realisasi penerbitan SUN ritel tercatat sebesar Rp148 triliun, sementara dalam tahun berjalan tahun ini, nilai SUN ritel yang telah diterbitkan mencapai Rp83 triliun.

“Ini arahnya meningkat terus, agar seluruh warga negar akita yang memiliki kemampuan dan bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan melalui investasi pada SBN, dan moga-moga ini akan kita lanjutkan,” jelas Suahasil.

Daya serap investor domestik yang naik dari tahun ke tahun, lanjut dia, secara tak langsung menekan risiko utang pemerintah. Itu karena investor asing pemegang surat berharga negara terus menciut.

Cek Artikel:  Buruan Beli PulsaPaket Data Lewat Mobile Banking BRImo, Terdapat Banyak Promo Panggil Akhir Bulan

“Dulu di Desember 2018, 2019, kepemilikan asing, nonresiden tradeable SBN kita di sekitar Rp38-Rp39 triliun dan selalu diangkat sebagai salah satu bentuk kerapuhan Indonesia. Sekarang kepemiliklan nonresiden pada SBN tradeable domestik hanya sekitar di bawah 15%. Berarti daya serap investor domestik terus meningkat, dan ini akan kita lanjutkan,” jelas Suahasil. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai