JAKSA di Korea Selatan telah menetapkan mantan presiden Moon Jae-in sebagai tersangka dalam kasus suap.
Moon Jae-in diduga terlibat dalam pemberian perlakuan istimewa kepada mantan menantunya, yang mendapatkan pekerjaan di sebuah maskapai penerbangan, sebagai imbalan atas pengaturan penunjukan kunci dalam pemerintahan bagi politisi yang mendirikan maskapai tersebut.
Divisi Kriminal 3 dari Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju sedang memimpin penyelidikan terhadap kemungkinan keterlibatan Moon Jae-in.
Baca juga : Vietjet Terbang Langsung dari Kota Can Tho dan Da Lat ke Seoul, Korsel
Hal ini terungkap dalam surat perintah penggeledahan yang dilaksanakan pada 30 Agustus di rumah putrinya, Moon Da-hye.
Penggeledahan ini berawal dari pengaduan yang diajukan empat tahun lalu terkait perekrutan mantan menantu Moon, yang diidentifikasi dengan nama belakang Seo, di Thai Eastar Jet.
Mr. Lee diangkat menjadi presiden Kosme pada Maret 2018, beberapa bulan sebelum Seo bergabung dengan unit Thai Eastar pada Juli tahun yang sama.
Baca juga : Eksis Kasus Dugaan Suap, Dua Petinggi AirAsia Mundur
Kurangnya pengalaman Seo di industri penerbangan, ditambah dengan masalah keuangan perusahaan, menimbulkan kecurigaan adanya campur tangan kantor kepresidenan dalam pengangkatannya.
Jaksa menduga bahwa penunjukan Lee sebagai kepala Kosme mungkin telah diputuskan dalam pertemuan informal sekretaris kepresidenan pada akhir 2017.
Pihak kejaksaan juga menuduh bahwa Moon Jae-in dan istrinya telah mendukung keluarga putrinya selama beberapa waktu, tetapi menghentikan dukungan tersebut setelah Seo dipekerjakan oleh Thai Eastar Jet.
Baca juga : 10 Maskapai Asing Batalkan Penerbangan ke Israel
Kalau dukungan tersebut dihentikan setelah Seo bekerja, jaksa percaya bahwa dukungan dari maskapai, termasuk gaji dan tempat tinggal Seo, dapat dianggap sebagai suap kepada Moon Jae-in.
Jaksa memperkirakan bahwa Seo menerima total 223 juta won (sekitar US$218.000) dalam bentuk gaji dan biaya relokasi ke Thailand antara Juli 2018 dan April 2020, yang dianggap sebagai suap kepada Moon Jae-in.
Berdasarkan hal ini, mereka menyatakan dalam surat perintah penggeledahan bahwa Moon Jae-in diduga menerima jumlah tersebut sebagai suap dari Mr. Lee.
Baca juga : Disiplin Waktu, Pelita Air Catat OTP Hingga 95,17%
Seo telah tiga kali diperiksa pada tahun 2024 sebagai saksi, dan terus mempertahankan haknya untuk tetap diam.
Sebelumnya, jaksa telah menetapkan Cho Hyun-ock, mantan sekretaris senior kepresidenan untuk urusan personalia di bawah Moon Jae-in, sebagai tersangka atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan terkait kasus ini. Beberapa mantan pejabat kantor kepresidenan lainnya ikut diperiksa.
Menariknya, Im Jong-seok, mantan kepala staf di bawah Moon Jae-in, diperiksa pada 19 Agustus.
Jaksa bertanya apakah ia berperan dalam mengangkat Mr. Lee sebagai kepala agensi start-up pada tahun 2018.
Mereka juga memeriksa pemimpin Partai Rebuilding Korea, Cho Kuk, yang merupakan pembantu senior Moon pada waktu itu, selama lebih dari tiga jam pada 31 Agustus.
Partai yang berkuasa dan oposisi bereaksi berbeda terhadap penggeledahan di rumah putri Moon Jae-in.
Juru bicara PPP Jeong Kwang-jae, mengatakan Lartai Demokrat dan partai oposisi selalu berargumen bahwa semua warga negara harus setara di hadapan hukum.
“Moon Da-hye tidak terkecuali. Dia juga harus dinilai dengan standar yang sama,” kata dia.
Para kritikus berpendapat bahwa ada motif politik di balik penyelidikan ini.
Mengonfirmasi pemanggilannya melalui media sosial, Im Jong-seok menyebut kasus ini dimulai oleh “jaksa politik” yang memiliki “tujuan politik,” yang ditegaskan dengan penggeledahan terbaru atas rekening bank milikMoon Jae-in dan istrinya.
Begitu memasuki Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju pada 31 Agustus, Cho Kuk menuduh bahwa penyelidikan terhadap Moon Jae-in dan keluarganya bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari kecurigaan yang melibatkan Presiden Yoon Suk-yeol dan Ibu Negara Kim Keon-hee.
Sementara itu, 37 anggota parlemen dari Partai Demokrat, yang sebagian besar merupakan mantan pembantu dalam pemerintahan Moon, mengecam kejaksaan karena menetapkan Moon Jae-in sebagai tersangka.
“Hasil akhir dari balas dendam politik ini akan menjadi kejatuhan pemerintah saat ini dan kejaksaan,” kata mereka dalam konferensi pers di Majelis Nasional pada 1 September. (Korean Herald/Z-10)