Analisa putusan ARRC yang pilih turunkan bobot R25 dan Ninja 250 ketimbang naikan bobot CBR250RR

pict : TWMR Photo

liputanindo.com – Bro sekalian, Seperti Kita ketahui pekan kemarin FIM Asia dan TWMR merilis amandemen baru mengenai Regulasi Balap Kelas AP250 ARRC yang berlaku imediately Effect mulai di seri ke 4 Sentul Indonesia nanti. Pada dasarnya di amandemen tersebut, Berkualitas CBR300R Satu silinder, R25 Maupun Ninja 250 memperoleh update Pengurangan Bobot Kepada Dapat / Mempunyai potensi Performa yang menyamai Honda CBR250RR. Yang pertama liputanindo tangkap adanya amandemen ini bagaikan sebuah ‘ pengakuan ‘ terselubung dari Pihak penyelenggara ARRC bahwa CBR250RR walaupun notabenenya Mempunyai platform mesin sama sama Twin Inline 180 deg dengan R25 dan Ninja 250 Tetapi secara Potensi performa di atas R25 dan Ninja 250 dengan kondisi oprekan mesin yang lebih ‘standar ‘ bila dibandingkan dengan regulasi balap lain seperti misalnya Sport 250 IRS . .

Mengenai hal ini, Logis memang CBR250RR punya kelebihan potensi performa . . Sebagai Motor yang hadir paling akhir memang Honda CBR250R Mempunyai Surat keterangan R25 dan Ninja 250 dan tentunya dalam proses pendesainan, patokannya harus berada di atas atau selangkah lebih maju dari R25 dan Ninja 250.

liputanindo mencoba bertanya tanya mengenai hal ini ke berbagai praktisi balap mengenai Hal ini . . dan mereka bilang kebanyakan adalah, secara Lazim, dan di atas kertas apa yang dilakukan Oleh penyelengara memang secara teori memang membidik tujuan Kepada  menyama ratakan kekuatan performa R25, Ninja 250, CBR300R dan CBR250RR di Track . ..  teorinya pun mudah  ..  Power to weight ratio (PWR ) bro . . So , Weight ( bobot ) diturunin  maka Mekanis nilai PWR meningkat.

Cek Artikel:  ARRC 2022 Sekadar 5 Seri saja . . Kagak Terdapat seri Indonesia!

Sebenarnya Eksis dua Langkah yang Dapat dilakukan oleh Penyelenggara berkaitan dengan Power to weight ratio ini  . . yakni  .  . yang pertama Memajukan PWR R25, NInja 250 dan CBR300R dengan menurunkan bobot ketiganya Kepada menyamai potensi performanya dengan CBR250RR atau yang kedua, menurunkan PWR dari Honda CBR250RR dengan Memajukan bobot CBR250RR Kepada menyamai potensi performanya dengan R25, NInja 250 dan CBR300R . . .

Tetapi Yang menarik adalah opsi yang dipilih oleh Penyelenggara ARRC adalah menurunkan Bobot CBR300R, R25 dan Ninja 250 ketimbang menggunakan perubahan regulasi spek jeroan seperti Ukuran valve yang bebas dan atau Memajukan Bobot Motor yang menurut Penyelenggara kadung ‘terlalu perkasa’ – Honda CBR250RR . . atau dalam Maksud kata Secara Lazim yang dilakukan Oleh penyelenggara bukan Men-downGrade CBR250RR, Tetapi Mengupgrade R25 dan Ninja 250 . ..

Mendownrade CBR250RR sih sepertinya lebih gampang, tinggal siapin aja balast dan ditempatkan di posisi yang sesuai dengan CoG dari Motor, Bobot pun nambah, PWR dan Performa pun berkurang. Tetapi IOpsi mengupgrade R25 dan Ninja 250 dengan menurunkan Bobot keduannya ini lah yang menurut liputanindo Kagak semudah opsi menambah Bobot CBR250RR . . .

Cek Artikel:  Kazuki Masaki berhenti membalap Karena dua Argumen

Ini udah kayak mature Man  . . Abis Puasa masuk ke lebaran berat badan naik mah gampang . . tinggal makan Karbohidrat yang banyak kayak lontong, ketupat, coklat dan lain lain . . Niscaya nambah deh tuh berat badan . . Lha Kalo nurunin berat badan . . ampyuuun deh susahnya bukan main harus diet, puasa, pantangan makan ini itu, olahraga, Yoga dan lain lain ..  Pokoke effort banget . .  ilustrasi ini sebenarnya menurut liputanindo nggak jauh beda di situasi motor balap.

Begitu Pula R25 dan Ninja 250 dimana mereka memperoleh kesempatan Nurunin bobot Tamat 5 kilogram ( dari 135 kg ke 130 kg ) . . dengan kondisi Motor yang Eksis sekarang saja, nurunin 1 kg aja sudah effort banget, Guna part part dengan material eksotis seperti alumunium, titanium dan lain lain yang sudah barang tentu nggak murah . . Lha ini dituntut Dapat nurunin Tamat 5 kg coba . . itupun Frame sebagai salah satu Elemen bobot nggak boleh diubah, harus Original ( lihat SC regulasi di atas ) . . Mumet mumet deh

Terlebih Kembali penggunaan Fairing dari Karbon maupun kevlar yang notabenenya Dapat ringan dilarang di AP250 ARRC  . .  apa mau sasis dibolong bolongin kayak motor motor drag ? tentu nggak safety . . velg? alaupun boleh diganti alumunium, Tetapi menurut regulasi VELG AP250 nggak boleh Guna magnesium dan Carbon. Tetap belum Puas? CrankCase dan Cover mesin pun harus standar Original . . . jadi Nggak Eksis celah buat memperingan Bobot dari sisi Crank case . . . liputanindo sendiri Dapat ngebayangin para mekanik kebagian tugas dan Mumet berfikir buat mencari solusi nurunin bobot 5 kg . . Nggak percaya ? Silahkan tanya deh ke Salah satu begawan kilik Motor balap Indonesia, Pak De Ibnu Sambodo Yang nanganin Ninja 250 Kawasaki Manual Tech

Cek Artikel:  Mario Aji Posisi 7 FP1 CEV Moto3 JWCh Algarve 2021

Yap walaupun tetap saja sangat ditunggu penjelasan logis dari TWMR dan FIM Asia mengenai pengurangan berat / Bobot  Motor R25, Ninja 250 dan CBR300R di AP250 ARRC 2017, Tetapi kalau dipikir pikir, Lumayan Tricky juga keputusan Penyelenggara ini, kesannya bikin Yamaha, Dan Kawasaki terbantu dengan penurunan bobot . . Tetapi Donasi ini bukan Donasi instant yang Dapat langsung dipraktekan. Butuh riset mendalam mengenai material, posisi part dan berbagai hal lain agar bobot Dapat turun 5 kg Tetapi Motor tetap balance . ..

Atau dalam kata lain, walaupun R25 dan Ninja 250 seperti ‘dibantu’ regulasi, Tetapi keduanya harus bekerja dan berikhtiar Kepada memaksimalkan ‘Donasi’ tersebut. Dapat dibayangkan kalo opsinya naikin bobot CBR250RR maka jauh lebih Nikmat buat R25 dan Ninja 250. Ibarat kata udah ‘dibantu’  nggak kerja apa apa, malah CBR250RR yang puter otak riset nempatin balast biat CoG motor tetap sama / balance sesuai setingan awal . . . silahkan dikunyah kunyah, semoga Bermanfaat

Taufik of BuitenZorg

Mungkin Anda Menyukai