Kejar 8 Persen Pertumbuhan Ekonomi, RI Bidik Sektor Riset sebagai Magnet Investasi

Percakapan seputar Interaksi Indonesia-Korea yang digelar Korea Foundation dan FPCI berlangsung di Jakarta, 9 Desember 2024. (Akhmad Fauzy / Liputanindo)

Jakarta: Sektor riset dan sains ASEAN tengah mengalami momentum emas sebagai tujuan investasi Mendunia. Laporan terbaru ASEAN Investment Report 2024 mengungkap, dari lima sektor investasi unggulan hanya sektor riset dan sains yang menunjukkan lonjakan signifikan, dengan pertumbuhan mencapai 6.515 persen dalam periode 2022-2023.

Nomor ini menunjukkan daya tarik besar kawasan ASEAN bagi investor yang Ingin mendanai Penemuan dan pengembangan teknologi.

Meski investasi asing di bidang riset Tetap terkonsentrasi di Singapura, Indonesia Mempunyai Kesempatan besar Buat ikut Bertanding, terutama dengan memanfaatkan Keistimewaan demografi dan potensi ekonominya.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi & Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, pemerintah memberi kemudahan bagi ilmuan di tiap universitas dan lembaga penelitian eksisting Buat mematenkan hasil risetnya. Hal ini bertujuan agar riset di bidang STEM (Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika) dapat diadopsi oleh industri.

Cek Artikel:  Janji Akan Balas Israel, Ali Khamenei: Tugas Kami Kepada Membalas Darah Ismail Haniyeh!

“Pemerintah memberikan Kesempatan Buat mempercepat proses paten bagi mereka. Setelah itu, kami akan membantu memperkenalkan hasil Penemuan ini ke industri, Enggak selalu ke korporasi besar, tetapi juga ke UMKM. Teknologi ini diharapkan Pandai membantu UMKM meningkatkan skala, produktivitas, dan kualitas mereka sehingga dapat Bertanding di pasar,” tutur Nurul Ichwan

‘Bonus Royal’ ke Sektor Riset

Potensi ini pun mendorong Indonesia mengeksplorasi investasi sektor sains dan riset sebagai katalis pertumbuhan ekonomi. Tetapi Buat mengoptimalkan Kesempatan ini, Indonesia Tetap dihadapkan dengan tantangan sumber daya Orang terampil di bidang STEM.

Profesor Riset Young-Kyung Ko dari Yonsei University berpendapat, Pemerintah Indonesia harus memberi Bonus besar Buat pengembangan riset oleh kampus, BUMN hingga perusahaan swasta.

Cek Artikel:  NASA Tunda Peluncuran SpaceX Crew-10 hingga Maret 2025

“Saya percaya bahwa pemerintah Indonesia Mempunyai rencana jangka panjang Buat meningkatkan sektor R&D. Ini hanya masalah kemauan dan waktu,” ujar Ko dalam sesi Percakapan Indonesia 8?onomic Growth Sasaran: How to Attract More Korean FDI? yang digelar Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, 9 Desember 2024.

“Buat mendorong hal ini, pemerintah dapat mengatur Bonus pajak atau manfaat lain bagi sektor swasta dan universitas, serta mengalokasikan anggaran negara Buat beasiswa agar mahasiswa Indonesia dapat belajar di luar negeri dan kembali dengan kontribusi positif atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru di industri sains dan teknologi,” sambungnya.

Ko juga menyoroti bagaimana Korea Selatan, dengan sumber daya alam yang terbatas, berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi besar di sektor sains dan riset.

Cek Artikel:  Tiongkok dan Rusia Sambut Berkualitas Keinginan Indonesia Gabung BRICS

“Anggaran nasional Buat R&D selalu meningkat bahkan ketika Korea menghadapi krisis ekonomi. Setiap grup bisnis besar di Korea Mempunyai pusat penelitian mereka sendiri. Hal ini terjadi karena mereka menyadari manfaat dari Bonus pajak dan dukungan pemerintah, serta keuntungan Penemuan yang dihasilkan Buat bisnis mereka sendiri,” Jernih Ko.

Hingga tahun 2023 terdapat dua perusahaan asing yang menggelontorkan Anggaran investasi bidang riset dan sains di Indonesia. Mereka adalah Kerry Group (Irlandia) yang Konsentrasi dalam pengembangan riset pangan, dan LG Electronics (Korea) dalam pemutakhiran Penemuan perangkat elektronik, seperti teknologi Ekonomis Kekuatan dan perangkat pintar.

Baca juga:  Begini Metode Menteri Rosan Wujudkan Ekonomi RI Tumbuh 8%

Mungkin Anda Menyukai